Cara Meningkatkan Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual adalah kemampuan individu untuk mengenal, mengelola & memanfaatkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak secara efektif. Meliputi keterampilan individu untuk mengenali pola, hubungan, informasi dan ide-ide yang rumit. Keterampilan memahami abstraksi, generalisasi & membuat inferensi (penalaran yang cermat).
Keterampilan konseptual (conceptual skills) juga meliputi keterampilan untuk melakukan visualisasi (membayangkan) dan menerapkan konsep-konsep secara praktis. Ketrampilan ini sangat penting pada banyak bidang seperti bisnis, teknologi, sains, matematika, dan seni, di mana konsep-konsep kompleks sering dibutuhkan.
Dengan meningkatkan keterampilan konseptual, individu dapat menjadi lebih efektif dalam problem solving dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi-situasi yang rumit.
Pengelola lembaga pendidikan perlu memiliki keterampilan konseptual, sehingga mereka dapat melakukan perencanaan dengan baik, menyusun strategi, visi dan misi yang tepat. Melalui Sistem Penjaminan Mutu (SPMI) ide-ide konseptual yang brilian dapat diterapkan dalam perencanaan strategis lembaga pendidikan.
Pada Perguruan Tinggi, terdapat 5 manual PPEPP yang digunakan untuk meningkatkan mutu standar pendidikan. Manual pertama adalah manual penetapan standar. Melalui manual penetapan standar, pimpinan perguruan tinggi dapat mengimplementasikan ide-ide konseptual yang dimilikinya.
Meningkatkan keterampilan konseptual individu dapat melalui cara-cara berikut:
Baca juga: SPMI dan Keterampilan Konseptual
Instagram: @mutupendidikan
SPMI dan Peran Motivasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
Motivasi adalah kondisi emosional & psikologis yang menggerakkan individu untuk melakukan tindakan atau mencapai tujuan. Sumber motivasi dapat berasal dari dalam diri individu, dari faktor luar / eksternal, atau kombinasi keduanya.
Motivasi mampu mempengaruhi tingkat energi, fokus, dan komitmen seseorang terhadap pencapaian tugas-tugas atau tujuan. Motivasi memainkan peranan penting bagi kesuksesan dan keberhasilan seseorang, baik dalam aspek pekerjaan, belajar, dan kegiatan lainnya.
Motivasi memainkan peran sangat penting bagi keberhasilan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Motivasi mampu menggerakkan individu dan tim untuk berusaha keras mencapai tujuan, menjaga komitmen terhadap keberhasilan SPMI.
Tanpa motivasi yang kuat, SPMI tentu akan gagal dalam upaya mencapai hasil standar / output yang diinginkan. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri individu, dari pimpinan lembaga pendidikan, atau dari budaya organisasi yang mendorong inisiatif dan keterlibatan aktif anggota organisasi. Oleh sebab itu, peran motivasi tidak diragukan lagi, sangat penting bagi keberhasilan SPMI.
Berikut beberapa cara membangun motivasi SPMI:
Demikian uraian singkat tentang SPMI dan Peran Motivasi , semoga bermanfaat.
Instagram: @mutupendidikan
SPMI dan Empat Faktor Penggerak Keberhasilan
Ron Ashkenas adalah seorang penulis buku & konsultan yang terkenal dengan konsep-konsep tentang perubahan manajemen, strategi dan transformasi organisasi. Dalam jurnal manajemen yang ditulis Ron Ashkenas, beliau mengajukan konsep “Empat Penggerak Keberhasilan” (new drivers of organizational success), yaitu speed, flexibility, integration, & innovation.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah sistem manajemen mutu yang dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. SPMI terdiri dari dokumen yang digunakan sebagai acuan kerja lembaga pendidikan. Pada lembaga pendidikan tinggi, dokumen SPMI meliputi kebijakan SPMI, manual PPEPP, tandar SPMI dan formulir-formulir.
Untuk memperkuat implementasi SPMI agar maju dan unggul, lembaga pendidikan (perguruan tinggi, sekolah, madrasah) dapat memanfaatkan ide dan konsep-konsep transformasi yang digulirkan oleh Ron Ashkenas.
Berikut uraian singkat dari empat penggerak keberhasilan:
Sebagai penutup, keempat penggerak keberhasilan diatas saling terkait dan saling memperkuat. Lembaga pendidikan yang mampu memadukan kecepatan, fleksibilitas, integrasi, dan inovasi ke dalam SPMI, memiliki peluang menjadi unggul dalam jangka panjang. Stay Relevant !
Instagram: @mutupendidikan
Dampak VUCA Terhadap SPMI
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) adalah suatu sistem manajemen pendidikan yang digunakan untuk memastikan bahwa proses-proses (pendidikan) yang kerjakan telah memenuhi standar yang ditetapkan. Selanjutnya standar tersebut akan ditingkatkan secara terus menerus untuk memenuhi harapan stakeholder.
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) adalah istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan kondisi lingkungan eksternal yang tidak stabil, tidak pasti & berubah-ubah. VUCA dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi eksistensi lembaga pendidikan. Lembaga yang mampu beradaptasi dengan baik, tentu akan tetap eksis, sebaliknya lembaga yang kaku, tidak proaktif dan tidak inovatif tentu akan hilang dari peredaran (out of business).
Dampak VUCA terhadap SPMI, bisa bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan yang ada (internal dan eksternal). Akan tetapi, secara garis besar, lingkungan eksternal yang tidak stabil atau berubah-ubah dapat mempengaruhi keberhasilan SPMI, berikut penjelasannya:
Kesimpulan umum, lembaga pendidikan yang menerapkan SPMI (Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah) harus terus mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal. Kondisi VUCA akan terus berlangsung dan semakin bergejolak, siapkah lembaga Anda untuk beradaptasi? Stay Relevant !
Instagram: @mutupendidikan
“Mengenal Akreditasi Keteknikan IABEE”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Halo sobat, pada kesempatan ini yuk kita mengenal salah satu lembaga akreditasi yang disingkat IABEE atau Indonesian Accreditation Board for Engineering Education.
IABEE adalah organisasi independen nirlaba yang dikembangkan oleh lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII). IABEE bertujuan untuk menumbuhkembangkan quality culture / budaya mutu lembaga pendidikan tinggi khususnya prodi bidang teknik & computing.
Baca juga: Membangun Budaya Mutu Organisasi
Quality Culture ini dibangun melalui upaya penjaminan pihak III yang menyatakan bahwa prodi / program studi lembaga perguruan tinggi telah memenuhi standar-standar minimum yang dipersyaratkan. Prodi juga dinilai kemampuannya dalam mempergiat peningkatan mutu secara terus menerus.
Pembentukan IABEE memperoleh bimbingan dan pembinaan oleh JABEE (Japan Accreditation Board for Engineering Education). IABEE telah menandatangan Washington Accord, yaitu perjanjian multilateral yang bertujuan mengatur kesetaraan lembaga akreditasi mandiri dari berbagai negara. Negara-negara yang ikut menanda tangani Washington Accord antara lain Amerika Serikat, Turki, Malaysia, Jepang, Rusia, Inggris, Irlandia, Australia, New Zealand, Afrika Selatan, India, Hong Kong, Taiwan, dan China.
IABEE telah mendapat pengakuan dari Kementerian Riset, Teknologi & Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai lembaga yang bertanggungjawab untuk akreditasi program studi yang memberikan gelar sarjana di bidang teknik & computing.
Tentu saja Akreditasi Nasional oleh BAN-PT atau LAM-PT bersifat wajib bagi program studi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, adapun akreditasi bertaraf internasional oleh IABEE bersifat opsional. Prodi dapat mengambil opsi ini bila ingin mendapatkan akreditasi bertaraf internasional.
Baca juga: Kendala Budaya Mutu Pendidikan
Saat ini, IABEE juga telah berupaya menjadi anggota dari Seoul Accord. Seoul Accord merupakan perjanjian multilateral seperti Washington Accord, Seoul Accord membidangi akreditasi bertaraf internasional untuk prodi sistem informasi, sistem komputer, computing, seperti informatika/ilmu komputer, teknologi informasi, dan software engineering. Pada saat kegiatan IEA Meeting di Hong Kong, IABEE juga aktif mengikuti Sidang Tahunan Seoul Accord sebagai peserta observer.
IABEE memiliki misi sebagai berikut:
Demikian uraian singkat tentang Mengenal Akreditasi Keteknikan IABEE, semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
___________________________________
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan
“SPMI, Politik & Konflik Organisasi”
mutupendidikan.com – Manajer dalam organisasi yang menerapkan TQM perlu juga memahami tentang perilaku politik dalam organisasi. Perilaku politik internal organisasi, apabila dapat dikelola dengan baik akan membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sebaliknya apabila tidak terkelola dengan baik akan berdampak pada buruknya kinerja organisasi.
________________________________
________________________________
Dalam organisasi pendidikan, implementasi SPMI juga rentan terhadap masalah politik dan konflik organisasi. Organisasi pendidikan terdiri dari banyak stakeholder yang masing-masing membawa kepentingan yang ingin dicapai.
Tugas pemimpin dalam organisasi pendidikan adalah mencapat tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Statuta, RIP dan Renstra. Untuk mencapat tujuan organisasi tentu saja akan ada pihak-pihak yang menolak (resistence) untuk mendukung tujuan organisasi.
Konflik dan politik internal dapat terjadi ketika organisasi menyusun kebijakan SPMI, standar dan manual SPMI. Konflik dan politik internal dapat terjadi saat pelaksanaan Standar, Evaluasi Standar dan pengendalian standar.
Baca juga: SPMI & Manajemen Konflik
Pemimpin yang cakap, dapat mengelola konflik dan perilaku politik internal. Pemimpin dapat menciptakan keseimbangan yang etis yang dapat diterima oleh semua pihak. Konflik dan politik internal merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari, namun perlu dikelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektifitas organisasi.
Politik internal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi untuk tujuan lain selain kepentingan organisasi.
Ada beberapa metode politik internal yang sering digunakan dalam organisasi diantaranya sbb:
Tentu saja apabila konflik dan politik internal tidak terkelola dengan baik akan berdampat negatif seperti:
Untuk penjelasan lebih lengkap, silahkan di unduh file power point diatas.
Demikian, semoga bermanfaat dan salam mutu.
________________________________
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
Untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi segenap stakeholder (pemangku kepentingan), Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) perlu untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan/ Stakeholder (Mahasiswa/ Siswa/Ortu, Pengguna lulusan/ Masyarakat) secara berkesinambungan.
Hasil pengukuran diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan/ pengembangan kualitas pada institusi pendidikan di masa yang akan datang.
Untuk pengukuran kepuasan pelanggan, dapat menggunakan indikator 8 dimensi mutu sbb:
Untuk mendapatkan materi tentang metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan, berikut kami share materi sbb:
Demikian, semoga bermanfaat, Aamiin..3X YRA
Hormat kami & Salam mutu
admin,
MutuPendidikan.com
Pelatihan & Pendampingan
Lembaga Training, In-House Training, Bimbingan Teknis, Lokakarya, Seminar, Workshop Mutu Pendidikan
Hubungi Customer Service Kami
Bagaimana hubungan ISO 9000 dengan Total Quality?
Hubungan antara ISO 9000 dengan TQM merupakan topik yang patut dicari titik terangnya, karena setiap organisasi / institusi dapat menerapkan kedua hal tersebut (TQM dan ISO 9000) dalam waktu yang bersamaan.
Berikut slideshare yang kami sarikan dari Buku Quality Management dari David L. Goetsch.
Silahkan di unduh Slideshare file ppt berikut ini:
Hubungan ISO 9000 dengan Total Quality
Demikian semoga bermanfaat.
Salam Hormat,
admin
mutupendidikan.com
Riset pasar merupakan unsur penting dalam implementasi TQM. Riset ini adalah cara utama untuk mendengarkan pelanggan dan calon pelanggan. Jika pendekatan TQM ingin diterapkan, maka mutu sebagai “menurut apa yang dirasakan pelanggan” harus segera ditetapkan.
Berikut kami sampaikan Slideshare “TQM & Riset Pasar Institusi Pendidikan” dalam bentuk file PPT. Materi ini merupakan hasil rangkuman yang kami sarikan dari buku Total Quality Management in Education yang ditulis oleh Edward Sallis.
Materi dapat diunduh/ download disini:
PPT TQM untuk Lembaga Pendidikan bag-3
Hormat kami,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Pendampingan & Bimtek
Hubungi Customer Service kami
Pegertian “Just In Time”, apabila diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia berarti “Tepat Waktu”. Tepat Waktu disini berarti semua persedian bahan baku yang akan diolah menjadi barang jadi harus datang sesuai waktunya dengan jumlah yang sesuai juga. Adapun barang jadi, juga harus siap diproduksi sesuai dengan jumlah yang diminta oleh pelanggan pada waktu yang tepat pula. Oleh sebab itu tingkat persedian bahan baku, bahan pendukung, komponen, bahan semi jadi dan juga barang jadi akan diupayakan pada tingkat atau jumlah yang paling sedikit. Hal ini penting untuk mengoptimalkan aliran kas dan menghindari biaya-biaya akibat pemborosan.
Dalam menjalankan sistem produksi JIT ini, dibutuhkan ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan-bahan produksi, jadwal penerimaan bahan, jadwal operasional/produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke jadwal pengiriman (delivery).
Ketepatan waktu pengiriman bahan produksi sangat dibutuhkan dalam Sistem JIT. Misalnya pada sebuah perusahaan produksi Handphone, targetnya harus dapat menerima model LCD display yang benar dan dalam jumlah yang dibutuhkan untuk satu hari produksi. Penyedia LCD Display tersebut diharapkan dapat mengirim bahan dan tiba di gudang dalam batas waktu sesuai permintaan. Sistem ini biasanya disebut dengan “Sistem Tarik” atau “Pull System”.
Keunggulan Sistem Just In Time (JIT)
Keterbatasan sistem Just In Time (JIT)
Masih ingin penjelasan dan bahan-bahan tentang Just In Time? Untuk lebih enaknya, silahkan diunduh slideshare/ download ppt berikut ini:
Klik PPT disini : JUST IN TIME
Demikian semoga bermanfaat.
Salam Mutu,
admin,
mutupendidikan.com
Pelatihan / Konsultasi / In-House Training / Manajemen / Training Center / Pelatihan Kerja / Manajemen Kualitas / Perguruan Tinggi / SMA / SMP / SD / Madrasah
Layanan Informasi