• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Diktisaintek Berdampak: Mimpi Baru Pendidikan Tinggi, Siapkah Kampus Kita?

Diktisaintek Berdampak: Mimpi Baru Pendidikan Tinggi, Siapkah Kampus Kita?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Instagram: @mutupendidikan

Pendahuluan

Indonesia tengah menapaki jalan panjang menuju visi Indonesia Emas 2045—sebuah cita-cita besar menjadi bangsa maju, inklusif, dan berdaya saing global. Pendidikan tinggi, sebagai pusat produksi pengetahuan dan agen perubahan sosial, kini dihadapkan pada tantangan baru dengan hadirnya kebijakan Diktisaintek Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Namun mimpi besar ini memunculkan pertanyaan mendasar: siapkah perguruan tinggi Indonesia menjalani transformasi sejauh ini? Tidak sekadar administratif, perubahan ini menyentuh jantung kebudayaan akademik, sistem mutu internal, dan bahkan paradigma berpikir insan kampus.

Baca juga: Mutu yang Tumbuh dari Dalam: Pelajaran Global dan Refleksi atas Permendikbudristek 53/2023

Kampus dalam Sorotan

Perguruan tinggi tidaklah monolitik. Mereka terdiri dari spektrum yang luas—dari kampus-kampus metropolitan dengan sumber daya unggul hingga kampus-kampus kecil di daerah 3T yang berjuang sekadar mempertahankan eksistensi. Ketimpangan ini menjadi tantangan besar saat semua institusi dituntut “berdampak”.

“Diktisaintek Berdampak” menuntut kolaborasi lintas sektor: akademisi, industri, masyarakat, dan pemerintah daerah. Tanpa koordinasi dan manajemen lintas batas yang handal dan matang, pelaksanaannya berpotensi fragmentaris atau seremonial belaka.

Baca juga: Knowledge Management: Rekomendasi untuk Revisi Permendikbudristek 53 Tahun 2023

Tantangan: Dari Akademik ke Aksi

Secara psikologis, teori self-determination dari Deci dan Ryan menjelaskan bahwa motivasi yang lahir dari nilai dan makna memiliki kekuatan jauh lebih besar ketimbang sekadar insentif administratif. Diktisaintek akan berhasil bila para dosen dan mahasiswa memandang aktivitas riset dan pengabdian sebagai wujud kontribusi nyata, bukan beban tambahan.

Namun, realitasnya, sebagian besar dosen masih terjebak pada penilaian berbasis angka kredit, dan mahasiswa pada kejar IPK.

Baca juga: Permendikbudristek 53/2023: Mengapa ‘Budaya Mutu’ Harus Jadi Fokus Utama?

Integrasikan PPEPP sebagai alat kaizen—yakni filosofi perbaikan terus-menerus.

SPMI: Pilar Mutu yang Fleksibel dan Kontekstual

Di tengah transformasi ini, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) memegang peran krusial. Berdasarkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023, setiap perguruan tinggi wajib memiliki sistem mutu yang otonom, kontekstual, dan adaptif terhadap misinya.

SPMI bukan sekadar formalitas pelaporan; ia adalah cermin dari manajemen mutu yang hidup. SPMI yang baik tidak sekadar mengikuti standar, tapi mampu mengintegrasikan PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) sebagai alat kaizen—yakni filosofi perbaikan terus-menerus.

Baca juga: Evaluasi Permendikbudristek 53/2023: Kecepatan versus Akuntabilitas

Menggeser Budaya Akademik

Perubahan bukan hanya soal struktur, tapi budaya. Pendidikan tinggi kita selama ini banyak berakar pada model “chalk and talk”—transfer pengetahuan satu arah dari dosen ke mahasiswa. “Diktisaintek Berdampak” menuntut pembelajaran yang berbasis proyek nyata, kolaboratif, dan transformatif.

Dalam psikologi pendidikan, pendekatan experiential learning (Kolb) menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman langsung.

Baca juga: Inovasi Penjaminan Mutu: Masukan Untuk Evaluasi Permendikbudristek No. 53/2023

Infrastruktur dan Data

Transformasi berdampak tidak akan berjalan tanpa dukungan teknologi dan data. Sayangnya, tidak semua perguruan tinggi memiliki sistem informasi manajemen akademik dan mutu yang memadai. Padahal, menurut Permendikbudristek 53 Tahun 2023, pelaporan SPMI ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti) adalah kewajiban legal.

Tanpa data yang akurat, semua kebijakan—termasuk akreditasi dan pendanaan—akan meleset dari sasaran. Ini menuntut investasi negara pada digitalisasi sistem mutu, bukan sekadar insentif program.

Baca juga: Lifelong Learning: Soft Skill Penting di Tengah Dinamika Zaman

Penutup

Kampus harus mereformasi bukan hanya kurikulumnya, tetapi jiwanya. SPMI dan PPEPP bukanlah birokrasi, melainkan filosofi untuk terus belajar, berbenah, dan berdampak. Jika perguruan tinggi mampu menghidupi semangat ini—menjadikan mutu sebagai napas, bukan beban administratif—maka mimpi baru Diktisaintek akan menjadi kenyataan, bukan sekadar wacana. Stay Relevant!

Baca juga: Merumuskan Mission Differentiation: 5 Langkah Menuju Kampus Otentik

Referensi

  1. Bruner, J. S. (1960). The process of education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
  2. Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The “what” and “why” of goal pursuits: Human needs and the self-determination of behavior. Psychological Inquiry.
  3. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2024). Pedoman Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi Akademik. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  4. Griffin, R. W. (2022). Fundamentals of management (10th ed.). Cengage Learning.
  5. Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and development. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  6. OpenAI. (2025). ChatGPT [Large language model]. Diakses melalui https://openai.com/chatgpt
  7. Osborne, S. P. (2006). The New Public Governance?. Public Management Review
  8. Ornstein, A.C. & Hunkins, F.P. (2018). Curriculum: Foundations, Principles, and Issues. Pearson.
  9. Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
  10. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2024). Organizational behavior (19th ed., Global ed.). Pearson.
  11. Sallis, E. (2002). Total quality management in education (3rd ed.). Kogan Page.
  12. Yukl, G. (2010). Leadership in organizations (7th ed.). Prentice Hall.

Oleh: Bagus Suminar, wakil ketua ICMI Orwil Jatim, dosen UHW Perbanas Surabaya, dan direktur mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

admin

MOTTO: Senantiasa bergerak dan berempati untuk menebar manfaat bagi Mutu Pendidikan di Indonesia