SPMI dan Time Management
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
Time management adalah keterampilan penting yang sangat diperlukan guna keberhasilan SPMI. Pengaturan waktu yang baik dapat membantu untuk memastikan bahwa semua tugas dan aktivitas yang terkait dengan SPMI dapat dilakukan dengan tepat waktu dan dengan mutu kerja yang baik.
Problem yang sering terjadi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, sehingga target pelaksanaan SPMI tidak bisa dicapai dengan baik. Banyak potensi masalah yang dapat berdampak bagi keberhasilan SPMI, diantaranya gagal menyusun prioritas, tidak mampu mendelegasikan, tidak mampu mengelola waktu dan lain sebagainya.
Berikut adalah beberapa kiat time management yang dapat membantu keberhasilan SPMI:
Dalam menjalankan SPMI, pengelolaan waktu yang baik sangat penting. Dengan menggunakan teknik time management yang efektif, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap tugas dan pekerjaan yang terkait dengan SPMI dapat dilakukan dengan tepat waktu dan dengan kualitas yang baik.
Ingat, tujuan utama SPMI adalah membangun mutu dan kepuasan stakeholder dalam lembaga pendidikan. Stay Relevant!
Instagram: @mutupendidikan
Mengapa Minat Membaca Dokumen SPMI begitu rendah?
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
Baca juga: SPMI dan Peran Motivasi
Dalam percakapan dan diskusi dengan beberapa dosen, guru dan karyawan, sering dijumpai mereka tidak begitu tertarik membaca dokumen SPMI. Mengapa? Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjadi penyebab, diantaranya karena dokumen SPMI disajikan sarat narasi, panjang dengan bahasa formal yang membosankan.
Bila permasalahan ini tidak segera dicarikan solusinya, maka yang menjadi pertanyaan apakah mereka paham dengan instruksi dan panduan yang ada dalam dokumen SPMI? Tentu ini menjadi kekuatiran tersendiri bahwa SPMI hanya sekedar dokumen formalitas saja, tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Ada beberapa alasan mengapa sebagian pelaksana SPMI kurang berminat atau tidak tertarik membaca dokumen SPMI, di antaranya:
Demikian uraian singkat tentang problematik rendahnya minat membaca dokumen SPMI, bagaimana solusinya? Silakan diikuti artikel-artikel pada posting berikutnya. Stay Relevant !
Instagram: @mutupendidikan
Penyebab Kegagalan SPMI
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
Bila diterapkan dengan benar, SPMI tentu memiliki potensi untuk berhasil dan membawa manfaat bagi pengembangan mutu lembaga pendidikan (perguruan tinggi, sekolah dan madrasah), namun faktanya tidak semudah membalik telapak tangan. Masih banyak lembaga pendidikan yang belum merasakan manfaat SPMI, bahkan ada pula yang bersikap pesimis dan apatis.
Berikut contoh-contoh yang menjadi penyebab kegagalan SPMI:
Sebagai penutup, keberhasilan SPMI sangat tergantung pada berbagai faktor. Ketidakmampuan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan kegagalan SPMI. Stay Relevant!
Info Pelatihan Mutu Pendidikan
Instagram: @mutupendidikan
Membuat SPMI Simpel dan Mudah
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) merupakan sistem manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Proses ini dilakukan dengan beberapa tahapan seperti: Membangun kesadaran mutu, Membangun dokumen SPMI dan upaya-upaya implementasi.
Pimpinan lembaga pendidikan berupaya membangun dokumen SPMI, mensosialisasikan, mengimplementasikan dan mengintegrasikan di semua lini departemen, bidang dan fungsi-fungsi organisasi. Namun seringkali proses ini menjadi rumit dan birokratis.
Kerumitan dalam pengelolaan SPMI, bisa dipastikan akibat mismanagement. Ego sektoral, struktur yang kaku, komunikasi yang buruk adalah jawaban atas permasalahan diatas. Oleh karena itu SPMI perlu dibuat lebih sederhana, mudah dipahami namun berfungsi dengan baik. Pepatah mengatakan Keep it simple & sweet (KISS).
Berikut beberapa cara untuk membuat SPMI menjadi lebih simpel dan mudah:
Baca juga: Penyebab Kegagalan SPMI
Demikian, uraian singkat tentang bagaimana mengatasi SPMI yang rumit dan birokratis, semoga bermanfaat. Stay Relevant!
Instagram: @mutupendidikan
SPMI dan Analisis SWOT
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.
SWOT merupakan singkatan dari kata berbahasa inggris yaitu Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Analisis SWOT adalah suatu metode yang dipakai untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi.
Analisis SWOT bermanfaat membantu individu atau organisasi untuk mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mereka dan untuk menetapkan strategi-strategi yang paling tepat.
Kekuatan (Strength) meliputi faktor-faktor dari dalam organisasi (internal) yang membantu pencapaian tujuan. Contoh kekuatan adalah sumber daya yang baik, personil yang terlatih, dan teknologi canggih, sistem mutu yang handal dll.
Kelemahan (Weakness) meliputi faktor-faktor dari dalam organisasi (internal) yang membatasi keberhasilan pencapaian tujuan. Contohnya seperti sumber daya yang terbatas, personil yang kurang terlatih, infrastruktur yang kurang baik, marketing yang masih lemah, mesin-mesin yang ketinggalan teknologi dll.
Peluang (Opportunity) adalah faktor-faktor di luar organisasi (eksternal) yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Contoh seperti pasar yang tumbuh berkembang, permintaan konsumen yang cukup besar, perkembangan teknologi, dan perubahan dalam kebiasaan atau perilaku konsumen.
Ancaman (Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi (eksternal) yang dapat membatasi keberhasilan pencapaian tujuan. Contoh seperti persaingan yang ketat, peraturan pemerintah yang ketat, perubahan iklim, menurunnya jumlah konsumen,dll.
Hasil dari analisis SWOT dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi yang efektif, untuk membuat keputusan organisasi yang lebih tepat, dan untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dalam jangka panjang.
Analisis SWOT dapat memainkan peranan penting bagi keberhasilan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Berikut penjelasan bagaimana analisis SWOT dapat membantu lembaga pendidikan (perguruan tinggi, sekolah, madrasah) untuk melakukan evaluasi diri:
Kesimpulan, dengan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, manajemen lembaga pendidikan dapat membuat rencana aksi yang lebih efektif untuk memastikan penerapan SPMI dapat berjalan baik.
Analisis SWOT membantu memastikan kegiatan SPMI dalam mengelola standar pendidikan dapat fokus pada hal-hal yang benar dan mengatasi potensi masalah, sebelum masalah tersebut menjadi besar (tindakan pencegahan)
Instagram: @mutupendidikan
Sebelum mengenal serba-serbi tentang tes psikologi atau psikotes, berikut akan sedikit diulas tentang pengertian tes menurut para ahli psikologi.
Kata “Tes” berasal dari bahasa latin, yang berbunyi “testum”, artinya adalah alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata “tes” memiliki makna ukuran yang digunakan untuk membedakan emas dan perak dari benda atau logam-logam yang lain. Dalam perjalanan waktu, lama kelamaan arti “tes” menjadi lebih umum, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
Dalam disiplin ilmu psikologi, kata “tes” awalnya digunakan oleh pakar psikologi bernama J.M Cattell (1890). Bagaimana dengan saat ini? Ternyata para ahli memiliki pendapat yang beragam tentang makna dan pengertian tes. Berikut akan di uraikan pengertian tes dari berbagai ahli psikologi:
Demikian penjelasan singkat tentang pengertian “Tes” dari berbagai pakar /ahli dibidang psikologi. Bagaimana pengertian”Tes” Menurut Anda?
Demikian semoga bermanfaat
admin,
mutupendidikan.com
Layanan Jasa Psikotes (Tes Psikologi)
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:
jasa psikotes untuk sma, layanan psikotes untuk sd, tes psikologi untuk sd, tes psikologi untuk perguruan tinggi, konseling dan tes psikologi, biro psikologi, biro tes psikologi, psychology testing for education, cari jasa tes psikologi jakarta, info layanan tes psikologi di surabaya, layanan tes psikologi di bandung, jasa psikotes yogyakarta, layanan psikotes surabaya, layanan psikotes depok, jasa psikotes bekasi dan tangerang
Layanan Jasa Tes Psikologi
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Tes Psikologi bermanfaat untuk mengklasifikasi potensi siswa didik sehingga mereka bisa mengambil manfaat dari berbagai jenis jurusan / pelajaran sekolah yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin dapat memahami matematika dengan mudah namun sebagian anak lainnya menganggap matematika adalah mata pelajaran yang rumit. Dengan mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, memudahkan guru dalam memberikan pelajaran dan memberikan bimbingan yang lebih intensif pada siswa. Siswa yang memiliki kemampuan yang menonjol pada satu atau beberapa mata pelajaran tertentu dapat lebih memaksimalkan potensi dan kemampuannya. Dalam kasus permasalahan belajar, tes psikologi juga bermanfaat untuk membantu proses konseling, baik pada tingkat pra sekolah, tingkat sekolah dasar /menengah dan perguruan tinggi.
Cukup banyak ragam tes psikologi yang dapat diterapkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di bidang-bidang tertentu. Tes psikologi yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat inteligensi dan kemampuan pada anak-anak diantaranya, skala wechsler, skala intelegesi Stanford-Binet, skala kaufman, dan skala kemampuan diferensial.
Terdapat 15 tes dalam tes Stanford-Binet yang mewakili 4 bidang kognitif utama yaitu penalaran verbal, penalaran abstrak/visual, penalaran kuantitatif dan memori jangka pendek. Tim Psikolog, juga memiliki kesempatan untuk menilai karakteristik emosional dan motivasional tertentu seperti kemampuan konsentrasi , tingkat aktivitas, rasa percayaan diri dan ketekunan.
Skala Wechsler, disamping penggunaannya sebagai pengukuran kemampuan inteligensi umum, skala Wechsler dapat pula digunakan dalam diagnosis psikiatris. Contohnya antara lain observasi kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan lain lain. Kemerosotan emosional dapat mempengaruhi sebagian fungsi intelektual individu.
Skala Kaufman, Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC), adalah alat tes inteligensi yang lebih mutakhir dari tes-tes sebelumnya. Skala kaufman memberi label anak didik dengan angka tunggal dan evaluatif seperti misalnya IQ tentu saja diadakan melalui penggunaan skor-skor majemuk, analisis profil, dan interpretasi diagnostik. Pengukuran Skala Kaufman kurang mengandalkan keterampilan verbal sehingga alat ini dapat digunakan sebagai pilihan untuk anak-anak dengan kemahiran bahasa inggris yang terbatas atau yang memiliki gangguan pendengaran. Bentuk skala lain yang bisa digunakan adalah Skala kemampuan diferensial (Differential Ability Scales). Bentuk skala ini akan diuraikan dalam kesempatan lain.
Sering kita menjumpai pelajar yang pandai saat sekolah di SMU kemudian diterima di perguruan tinggi unggulan namun kemudian justru mengalami kemunduran saat kuliah, mengapa hal ini dapat terjadi? Alasan yang rasional karena yang menjadi pertimbangan saat pemilihan jurusan tidak hanya kemampuan akademis dan kesesuaian minat tetapi juga prestise kampus maupun pertimbangan kemudahan mendapat pekerjaan setelah lulus. Inilah yang menjadi kendala saat membantu siswa memilih jurusan di perguruan tinggi.
Psikolog dapat menginterpretasikan hasil tes dan menyampaikan hasilnya pada pengguna tes (kepala sekolah/ konselor) dan orang tuanya sebagai dasar acuan dalam pemilihan jurusan yang sesuai maupun dalam pemilihan arah karir sehingga siswa tidak akan merasa keliru dalam pemilihan jurusan yang tidak cocok dengan kemampuan, bakat dan minat siswa.
Psikotes atau Tes psikologi juga sering dipakai untuk penyeleksian siswa yang melamar masuk sekolah-sekolah profesional. Lembaga pendidikan profesional menuntut siswa untuk memiliki keahlian di bidang tertentu sehingga memerlukan seleksi yang lebih ketat dalam penerimaan siswa baru. Contoh untuk sekolah penerbang yang akan mencetak pilot yang handal, membutuhkan calon siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.
Demikian semoga informasi singkat ini dapat bermanfaat, Aamiin.
Salam mutu
admin,
mutupendidikan.com
Layanan Jasa Tes Psikologi
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:
tujuan tes psikologi, manfaat psikotes bagi siswa, penggunaan hasil tes psikologi, tes psikologi untuk anak, tes psikologi anak, manfaat psikologi dalam pendidikan, penggunaan hasil tes psikologis bagi guru mata pelajaran, tes psikologi pendidikan, penggunaan hasil tes psikologi bagi guru mata pelajaran, manfaat psikologi pendidikan, penggunaan hasil psikotes, penggunaan hasil tes psikotes bagi guru pembimbing
Menyusun perencana strategi bagi institusi pendidikan merupakan hal sangat penting. Dengan melakukan evaluasi diri dan analisis SWOT, akan diketahui posisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada.
Dengan evaluasi diri yang komprehensif, lembaga pendidikan akan dapat menyusun strategi jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Berikut kami unggah/ upload Slideshare tentang Total Quality Management (TQM) dan Pentingnya Rencana Strategik untuk Lembaga Pendidikan. Materi ini kami sarikan dari Buku Total Quality Management in Education yang ditulis oleh Edward Sallis. Materi tersebut dapat diunduh/download disini:
PDF TQM untuk Lembaga Pendidikan bag-4
Terima Kasih dan Salam Mutu,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Pendampingan & Bimtek
Untuk In-House Training Manajemen Strategik
Hubungi Customer Service kami
“Keterbatasan Penggunaan Tes Psikologi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Lembaga pendidikan saat ini telah begitu banyak yang menggunakan metode psikotes atau tes psikologi sebagai tool atau alat bantu dalam mengenal aspek-aspek psikologi siswa yang menjadi testi. Perlu diketahui disini, yang namanya alat tes psikologi bukan merupakan sesuai yang sempurna (bebas keterbatasan). Kita perlu menyadari kelemahan/keterbatasan tersebut dalam rangka untuk mengambil langka-langkah antisipatif dan untuk mengurangi keterbatasan tersebut dengan menggunakan tes lain sebagai pembanding.
Berikut akan diuraikan secara singkat, beberapa ketebatasan alat tes psikologi:
Tidak dipungkiri, tentu saja ada individu-individu (testi) di sekolah yang menunjukkan reaksi yang berbeda kepada tester. Hal ini dapat dilihat individu yang pada saat mengerjakan tes mengalami stres, takut atau nervous. Tanggapan emosional masing-masing individu terhadap situasi testing dapat berbeda-beda. Ada testi yang merasakan tes sebagai suatu ancaman terhadap konsep-dirinya, sehingga takut dan defensive, lalu mengubah perilaku-perilakunya yang tentu saja dapat berdampak pada validitas hasil tes.
Kemampuan alat tes tentu terbatas, hanya mengungkap aspek tertentu dari perilaku individu. Misal alat tes “X”, meskipun dapat mengidentifikasi kemungkinan keberhasilan akademik, tetapi tidak dapat mengetahui indikasi motivasi individu untuk mencapai sukses.
Secara umum diharapkan agar tes itu dilaksanakan dalam ruangan yang tenang, sejuk dengan penerangan yang cukup memadai, meja yang rata, dan terhindar dari kegaduhan, kebisingan atau gangguan-gangguan lainnya. Apabila kondisi diatas tidak dapat terpenuhi tentu saja akan berdampak pada ketepatan hasil akhir yang akan diperoleh.
Demikian informasi singkat terkait faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan hasil tes. Dengan mengetahui keterbatasan tersebut, pihak sekolah dan psikolog perlu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan psikotes. Ketentuan, persyaratan dan aturan tes harus di jalankan dengan benar sesuai prosedur.
Demikian uraian tentang Keterbatasan Penggunaan Tes Psikologi, semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Instagram: @mutupendidikan
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini: keterbatasan tes psikologi, prosedur psikotes, kendala tes psikologi, tantangan tes psikologi, lembaga psikotes indonesia, kantor layanan psikotes, lembaga konsultasi psikologi, biro konsultasi psikologi, kelemahan tes psikologi, kelemahan psikotes, psikotes indonesia jakarta surabaya, lembaga konsultasi psikologi bandung yogyakarta dan semarang.
,
“Mengenal Prinsip Penting dalam Tes Psikologi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Pada kesempatan ini, tim dari Mutu Pendidikan akan sedikit menguraikan prinsip-prinsip penting dalam tes psikologi. Shultz & Schultz (2010) menekankan pentingnya prinsip yang berlaku pada alat ukur psikologi, tujuannya untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran.
Kekeliruan dalam pengukuran psikologi dapat berakibat fatal bagi klien. Berikut akan diuraikan sekilas tentang prinsip penting yang digunakan dalam alat ukur tes psikologi, yaitu:
Standar / norma diperlukan agar pengguna dapat mengerti arti suatu skor yang diperoleh pada test tertentu. Dengan adanya norma, seseorang dapat membandingkan kedudukan skor dengan populasi di mana test itu distandarkan. Dalam pengukuran psikologi, penggunaan acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Contoh apabila seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes harus memberikan gambaran “posisi” jika dibandingkan dengan populasi yang mengikuti tes tersebut.
Objektivitas tes psikologi bertujuan menjauhkan tes psikologi dari pemaknaan-pemaknaan yang sifatnya personal. Nilai-nilai yang kurang tepat, atau bias harus dicegah & dihilangkan pada fase penilaian (scoring). Dengan prinsip objektivitas, penilaian tes dilakukan dengan cara terstandar sehingga diperoleh hasil yang benar-benar objektif.
Konsistensi penerapan alat ukur harus diberlakukan selama proses asesmen & tes psikologi. Konsistensi juga meliputi standarisasi pada prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme pelaksanaan penilaian. Tes psikologi harus dijalankan pada lingkup yang sama jika dilakukan secara massal (umum), dengan demikian dapat menghasilkan gambaran yang setara.
Alat tes yang digunakan untuk tes psikologi, harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.
Validitas adalah kesesuaian penggunaan alat ukur dengan tujuan pengukuran itu sendiri. Mengingat satu alat ukur memiliki tujuan dan lingkup pengukuran, maka alat ukur harus dapat digunakan pada konteks yang benar.
Reliabilitas terkait dengan masalah keajegan. Alat ukur perlu menunjukkan performa/ hasil yang konsisten setelah diterapkan pada beberapa tes yang menggunakan alat ukur yang sama.
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Psikotes
Demikian sekilas informasi tentang penting menegakkan prinsip-prinsip tes psikologi.
Demikian semoga bermanfaat, dan sukses selalu.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
______________________________
___________________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
___________________________________
Kunjungi Lembaga Pelatihan SDM Indonesia:
Layanan Informasi