• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Layanan Psikologi

Membangun Komitmen dalam SPMI

Membangun Komitmen dalam SPMI

Membangun Komitmen dalam SPMI

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Membangun Komitmen

Salah satu kunci sukses keberhasilan implementasi SPMI adalah adanya komitmen dari pimpinan dan anggota organisasi lainnya. Membangun komitmen organisasi merupakan tugas penting pimpinan lembaga pendidikan. Membangun komitmen implementasi SPMI dapat menjadi proses yang cukup kompleks dan melibatkan banyak faktor.

Namun demikian, ada beberapa kiat yang dapat membantu untuk membangun komitmen. Tugas pimpinan lembaga (Rektor, Dekan, Ketua, Kepala Sekolah dll.) harus dapat menumbuhkan hal-hal dibawah ini:

  1. Menjadi Teladan: Pemimpin atau pengelola lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi / Dikdasmen) harus mampu menjadi teladan bagi anggota organisasi. Pimpinan harus mematuhi dan mempromosikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi secara konsisten dan transparan. Pemimpin yang membangun keteladanan, dapat membangun kepercayaan (trust) dan penghargaan di antara anggota organisasi, serta membantu memperkuat sikat komitmen.
  2. Keterlibatan Anggota: Dengan melibatkan anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan (decision making), Pimpinan akan dapat meningkatkan komitmen mereka dalam organisasi. Semakin kuat rasa keterlibatan, akan membantu membangun komitmen, karyawan merasa bahwa mereka menjadi bagian dalam prestasi organisasi.
  3. Dukungan Sumber Daya: Pimpinan harus dapat memastikan bahwa anggota organisasi dilengkapi dengan sumber daya (resources) yang memadai untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Dukungan resources dapat meliputi: sarana prasarana, pelatihan, bantuan teknis, atau dukungan keuangan. Dengan memberikan resources yang cukup, InsyaAllah pimpinan akan dapat meningkatkan komitmen karyawan.
  4. Komunikasi yang excellence: Pastikan pimpinan mampu berkomunikasi secara jelas dan terbuka dengan seluruh anggota organisasi. Pimpinan wajib mengkomunikasikan arah tujuan organisasi, termasuk visi, misi dan nilai-nilai. Dorong bawahan untuk memberi masukan dan umpan balik. Ajak diskusi mengenai ide-ide baru atau perbaikan yang mungkin diperlukan. Ajak membangun standar mutu SPMI yang lebih baik. InsyaAllah komunikasi yang “excellence” akan dapat membangun komitmen seluruh anggota organisasi.
  5. Penghargaan dan Pengakuan: Bila anggota organisasi dapat pekerjaan yang baik, misal standar SPMI dapat dicapai atau dilampai, maka jangan ragu untuk memberikan penghargaan (reward) dan pengakuan yang sesuai. Bentuk penghargaan dan pengakuan dapat berupa penghargaan formal, seperti penghargaan karyawan bulan, tahunan, atau bentuk pengakuan informal, seperti pujian atau ucapan terima kasih. Penghargaan dan pengakuan, insyaAllah dapat membantu membangun motivasi dan komitmen yang lebih kuat di antara anggota organisasi. Semangat!

Dengan mengikuti kiat-kiat di atas, Pimpinan lembaga pendidikan akan dapat membangun komitmen para anggota organisasi. Namun perlu diingat, bahwa membangun komitmen bukan hal yang “instans”, tidak dapat dilakukan dalam semalam. Proses membangun komitmen memerlukan waktu dan kesabaran untuk mencapai hasil yang optimal.

Demikian uraian singkat tentang Membangun Komitmen dalam SPMI, semoga bermanfaat. Stay Relevant!


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Pembuatan Prosedur Mutu

Metode & Cara Pengukuran Kepuasan Pelanggan

8 Dimensi Mutu

Untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi segenap stakeholder (pemangku kepentingan), Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) perlu untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan/ Stakeholder (Mahasiswa/ Siswa/Ortu, Pengguna lulusan/ Masyarakat) secara berkesinambungan.

Hasil pengukuran diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan/ pengembangan kualitas pada institusi pendidikan di masa yang akan datang.

Untuk pengukuran kepuasan pelanggan, dapat menggunakan indikator 8 dimensi mutu sbb:

  • Penampilan (performance), suatu karakter utama hasil produk
  • Gambaran atau keistimewaan (features)
  • Ketahanan (reliability)
  • Kesesuaian (conformance)
  • Lama bertahan (durability)
  • Kemampuan diperbaiki(serviceability)
  • Estetika (Asthetics)
  • Mutu yang dirasakan (perceived quality)

Untuk mendapatkan materi tentang metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan, berikut kami share materi sbb:

Klik Disini :

Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Demikian, semoga bermanfaat, Aamiin..3X YRA

Hormat kami & Salam mutu

admin,

MutuPendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan

Lembaga Training, In-House Training, Bimbingan Teknis, Lokakarya, Seminar, Workshop Mutu Pendidikan


Untuk Informasi In-House Training Pengukuran Kepuasan Pelanggan & Pelayanan Prima

Hubungi Customer Service Kami


Tes psikologi atau psikotes untuk sekolah dasar dan menengah

Pengertian Psikotes Menurut Para Ahli

Sebelum mengenal serba-serbi tentang tes psikologi atau psikotes, berikut akan sedikit diulas tentang pengertian tes menurut para ahli psikologi.

Kata “Tes” berasal dari bahasa latin, yang berbunyi “testum”,  artinya adalah alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno,  kata “tes”  memiliki makna ukuran yang digunakan untuk membedakan emas dan perak dari benda atau logam-logam yang lain. Dalam perjalanan waktu, lama kelamaan arti “tes” menjadi lebih umum, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.

Dalam disiplin ilmu psikologi,  kata “tes” awalnya digunakan oleh pakar psikologi bernama J.M Cattell (1890). Bagaimana dengan saat ini? Ternyata para ahli memiliki pendapat yang beragam tentang makna dan pengertian tes. Berikut akan di uraikan pengertian tes dari berbagai ahli psikologi:

  1. Philip L. Harriman (tahun 1963) merumuskan makna tes adalah ….. any task (or series of task) that yield a score which may be compared score made by other individuals.
  2. Peters & shetzer (tahun 1974) mendefinisikan arti tes sebagai suatu prosedur / langkah-langkah yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku individu dan menggambarkan tingkah laku itu melalui skala angka atau sistem kategori
  3. Anne anastasi (tahun 1990) menjelaskan pengertian tes sbb: A Psychological test essentially an objective and standardized measure of a sampel of behavior.
  4. Soemadi soeryabrata (tahun 1984) mengartikan bahwa tes merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasar atas bagaimana testi menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu, selanjutnya penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standard atau testi yang lain.
  5. Lee J.Cronbach (tahun 1984) memaknai pengertian tes adalah: A Testis a systematic procedure for comparing the behavior of two or more person

Demikian penjelasan singkat tentang pengertian “Tes” dari berbagai pakar /ahli dibidang psikologi. Bagaimana pengertian”Tes” Menurut Anda?

 

Demikian semoga bermanfaat

admin,

mutupendidikan.com


Layanan Jasa Psikotes (Tes Psikologi)
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<

Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:

jasa psikotes untuk sma, layanan psikotes untuk sd, tes psikologi untuk sd, tes psikologi untuk perguruan tinggi, konseling dan tes psikologi, biro psikologi, biro tes psikologi, psychology testing for education, cari jasa tes psikologi jakarta, info layanan tes psikologi di surabaya, layanan tes psikologi di bandung, jasa psikotes yogyakarta, layanan psikotes surabaya, layanan psikotes depok, jasa psikotes bekasi dan tangerang

Manfaat Tes Psikologi

Manfaat Tes Psikologi bagi Pendidikan


Layanan Jasa Tes Psikologi
 >>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<

Manfaat Tes Psikologi

Tes Psikologi bermanfaat untuk mengklasifikasi potensi siswa didik sehingga mereka bisa mengambil manfaat dari berbagai jenis jurusan / pelajaran sekolah yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin dapat memahami matematika dengan mudah namun sebagian anak lainnya menganggap matematika adalah mata pelajaran yang rumit. Dengan mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, memudahkan guru dalam memberikan pelajaran dan memberikan bimbingan yang lebih intensif pada siswa. Siswa yang memiliki kemampuan yang menonjol pada satu atau beberapa mata pelajaran tertentu dapat lebih memaksimalkan potensi dan kemampuannya. Dalam kasus permasalahan belajar, tes psikologi juga bermanfaat untuk membantu proses konseling, baik pada tingkat pra sekolah, tingkat sekolah dasar /menengah dan perguruan tinggi.

Ragam Tes Psikologi

Cukup banyak ragam tes psikologi yang dapat diterapkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di bidang-bidang tertentu. Tes psikologi yang dapat  digunakan untuk mengetahui tingkat inteligensi dan kemampuan pada anak-anak diantaranya, skala wechsler, skala intelegesi Stanford-Binet, skala kaufman, dan skala kemampuan diferensial.

Terdapat 15 tes dalam tes Stanford-Binet yang mewakili 4 bidang kognitif utama yaitu penalaran verbal, penalaran abstrak/visual, penalaran kuantitatif dan memori jangka pendek. Tim Psikolog,  juga memiliki kesempatan untuk menilai karakteristik emosional dan motivasional tertentu seperti kemampuan konsentrasi , tingkat aktivitas, rasa percayaan diri dan ketekunan.

Skala Wechsler, disamping penggunaannya sebagai pengukuran kemampuan inteligensi umum, skala Wechsler dapat pula digunakan dalam diagnosis psikiatris. Contohnya antara lain observasi kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan lain lain. Kemerosotan emosional dapat mempengaruhi sebagian fungsi intelektual individu.

Skala Kaufman, Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC), adalah alat tes inteligensi yang lebih mutakhir dari tes-tes sebelumnya. Skala kaufman memberi label anak didik dengan angka tunggal dan evaluatif seperti misalnya IQ tentu saja diadakan melalui penggunaan skor-skor majemuk, analisis profil, dan interpretasi diagnostik. Pengukuran Skala Kaufman kurang mengandalkan keterampilan verbal sehingga alat ini dapat digunakan sebagai pilihan untuk anak-anak dengan kemahiran bahasa inggris yang terbatas atau yang memiliki gangguan pendengaran. Bentuk skala lain yang bisa digunakan adalah Skala kemampuan diferensial (Differential Ability Scales). Bentuk skala ini akan diuraikan dalam kesempatan lain.

Sering kita menjumpai pelajar yang pandai saat sekolah di SMU kemudian diterima di perguruan tinggi unggulan  namun kemudian justru mengalami kemunduran saat kuliah, mengapa hal ini dapat terjadi? Alasan yang rasional karena yang menjadi pertimbangan saat pemilihan jurusan tidak hanya kemampuan akademis dan kesesuaian minat tetapi juga prestise kampus maupun pertimbangan kemudahan mendapat pekerjaan setelah lulus. Inilah yang menjadi kendala saat membantu siswa memilih jurusan di perguruan tinggi.

Peran Psikolog

Psikolog dapat menginterpretasikan hasil tes dan menyampaikan hasilnya pada pengguna tes (kepala sekolah/ konselor) dan orang tuanya sebagai dasar acuan dalam pemilihan jurusan yang sesuai maupun dalam pemilihan arah karir sehingga siswa tidak akan merasa keliru dalam pemilihan jurusan yang tidak cocok dengan kemampuan, bakat dan minat siswa.

Psikotes atau Tes psikologi juga sering  dipakai untuk penyeleksian siswa yang melamar masuk sekolah-sekolah profesional. Lembaga pendidikan profesional menuntut siswa untuk memiliki keahlian di bidang tertentu sehingga memerlukan seleksi yang lebih ketat dalam penerimaan siswa baru. Contoh untuk sekolah penerbang yang akan mencetak pilot yang handal, membutuhkan calon siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.

Demikian semoga informasi singkat ini dapat bermanfaat, Aamiin.

Salam mutu

admin,

mutupendidikan.com


Layanan Jasa Tes Psikologi
 >>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<

Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:

tujuan tes psikologi, manfaat psikotes bagi siswa, penggunaan hasil tes psikologi, tes psikologi untuk anak, tes psikologi anak, manfaat psikologi dalam pendidikan, penggunaan hasil tes psikologis bagi guru mata pelajaran, tes psikologi pendidikan, penggunaan hasil tes psikologi bagi guru mata pelajaran, manfaat psikologi pendidikan, penggunaan hasil psikotes, penggunaan hasil tes psikotes bagi guru pembimbing

Tes Psikologi atau Psikotes untuk Mutu Pendidikan

Mengenal Tes Kepribadian


Layanan Jasa Psikotes
>>> KLIK DISINI <<<

Tes kepribadian (personality test)  bertujuan untuk memperoleh gambaran tantang kepribadian (personality) individu. Hasil tes kepribadian  dapat digunakan untuk berbagai bidang misalnya  untuk keperluan klinis, HRD, sosial dan lain-lain. Ada berbagai alat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran kepribadian individu, berikut contoh tes kepribadian yang sering digunakan.

Tes Menggambar Orang

Tes Menggabar Orang (Draw a Person/DAP) dirintis oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Selanjutnya Dr.Dale B.Harris menyempurnakan tes DAP pada tahun 1963. Dr Harris menyebut tes ini dengan nama Goodenough-Harris Drawing Test. Alat tes ini cukup populer, dan sering dipakai sampai saat ini.

Dalam Tes DAP, psikolog akan meminta klien untuk menggambar orang. Karena tes DAP berbasis grafis (menggabar), maka tidak terlalu sulit bagi klien yang mengalami masalah bahasa dan angka. Melalui psikolog yang berpengalaman, Tes DAP dapat memberikan informasi gambaran karakteristik individu. Bentuk-bentuk fisik orang, ketegasan gambar dan bentuk-bentuk yang dimunculkan dapat memberi makna kepribadian. DAP sering digunakan sebagai salah satu alat untuk seleksi calon pegawai.

Mengenal Tes Wartegg

Tes Wartegg tergolong sebagai salah satu bentuk tes grafis. Tes Wartegg dirintis  oleh Krueger dan Sander, keduanya berasal dari Universitas Leipzig. Perbaikan dan penyempurnaan berikutnya dilakukan oleh Ehrig Wartegg dan Marian Kinget. Walaupun awalnya dirintis oleh Sander dan Krueger, nama Wartegg ternyata lebih dikenal.

Tes warteg dimaksudkan untuk menggambarkan kepribadian manusia dari sudut pandang aspek-aspek tertentu, seperti emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol  dan nilai-nilai atas realitas. Setiap individu memiliki kemampuan untuk mengerjakan tes ini dengan penekanan dan intensitas yang berbeda. Keragaman ini memberikan menegaskan situasi pada individu yang mengerjakan.

Tes Warteg menyuguhkan kertas kerja yang berisi beberapa stimulan gambar. Klien diminta untuk melanjutkan gambar-gambar stimulan tersebut  sesuai kecenderungan masing-masing individu. Penilaian & intepretasi dilakukan oleh psikolog yang berpengalaman berdasarkan pada hasil gambar tersebut.

Mengenal Tes Pauli

Tes Pauli & Kraepelin dirancang untuk mengukur daya tahan individu. Tes Pauli dan Kreapelin juga dapat menggambarkan beberapa aspek psikologi, seperti emosi, kemauan, penyesuaian diri dan stabilitas individu. Tes ini umumnya dilaksanakan pada sesi akhir dari rangkaian kegiatan tes psikologi. Tes ini cukup populer dan  banyak digunakan untuk seleksi penerimaan karyawan.

Tes ini pertama-tama dikembangkan oleh Emil Kraepelin. Kraepelin mulanya mengembangkan alat ini untuk mendiagnosa gangguan pada otak, seperti misalnya dimensia dan alzheimer. Bersama rekannya Richard Pauli, Kraepelin merintis alat ukur tersebut sehingga dapat digunakan untuk mengenali kepribadian individu secara umum.

Bagaimana bentuk dan operasional tes ini? Secara operasional tes ini cukup simpel, tugas yang diminta pada klien hanya perintah pengerjaan penjumlahan deretan angka. Dengan batasan waktu tertentu, klien diminta melakukan penjumlahan angka-angka secara berturut. Salah satu hambatan terbesar pada tes ini adalah jumlah angka yang sangat banyak yang harus dikerjakan. Hal inilah yang menyebabkan tes ini kerap disebut sebagai tes koran. Tes Pauli ini mencoba mencari gambaran kepribadian melalui coretan & perhitungan-perhitungan yang dilakukan. Dengan tes Pauli ini, psikolog akan memperoleh gambaran  individu terkait  konsentrasi, emosi, stabilitas dan daya tahan. Demikian sekilas informasi tentang pengenalan tes kepribadian, semoga bermanfaat.

Dalam kesempatan lain, InsyaAllah akan dikenalkan bentuk-bentuk tes kepribadian lainnya, semangat.

Demikian semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.

admin,

mutupendidikan.com


Layanan Jasa Psikotes
>>> KLIK DISINI <<<

Kata kunci untuk memudahkan pencarian informasi:  Informasi tes psikologi, tempat pelayanan tes psikologi, biro tes psikologi indonesia, lembaga psikotes profesional, tes psikologi bandung, tes psikologi jakarta, tes psikologi surabaya, psikotes malang, psikotes yogyakarta, psikotes semarang, tes psikologi indonesia, tes psikologi minat dan bakat, tes psikologi IQ intelegensi, psikotes kepribadian, tes prestasi siswa, jasa tes psikologi

tes Psikologi

Layanan Tes Psikotes Untuk Pendidikan

Pengantar

Saat ini ilmu psikologi terapan semakin dirasakan manfaatnya bagi dunia pendidikan, baik di level Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah, maupun sekolah tingkat dasar.  Dari dukungan psikologi terapan ini akan dapat diprediksi segenap potensi yang ada pada anak didik.

Cara umum yang sering digunakan untuk mengungkap potensi tersebut adalah dengan tes psikologi atau lebih sering disebut “psikotes”. Dari berbagai tes yang kami lakukan akan dapat terukur antara lain : Potensi Bakat, Minat, Tingkat Kecerdasan dan Kepribadian. Hasil tes ini dapat pula mendukung untuk memberikan arah kelanjutan Studi.

Pengukuran aspek psikologi di atas merupakan usaha yang sangat penting dalam usaha memaksimalkan potensi siswa dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes, diharapkan dapat memberikan masukan dalam menentukan berbagai macam kebijakan pendidikan dan sebagai data yang akurat bagi pemangku kepentingan di dunia pendidikan (Rektor, Kepala Sekolah, Guru, Murid, Orang tua, dll)

Visi Kami

Penjadi pelaksana jasa Tes Psikologi (Psikotes) terbaik untuk Mutu Pendidikan Indonesia

Misi Kami
  1. Memberikan jasa layanan psikologi secara profesional berbasis kode etik psikologi dan moralitas agama bagi lembaga pendidikan Indonesia
  2. Mengaplikasikan teori psikologi terapan guna membantu menyelesaikan persoalan individu maupun kelompok di lingkungan dunia pendidikan
  3. Mendukung pengembangan proses pendidikan dan proses pembelajaran.
  4. Mendukung program pengabdian pada masyarakat.
Tujuan Tes Psikologi
  1. Mengukur kemajuan prestasi siswa/sekolah maupun prestasi umum.
  2. Mengukur Tingkat Kecerdasan Dasar, Bakat, Minat dan Kepribadian siswa/mahasiswa serta potensi Kelanjutan Studi.
  3. Menelusuri problem belajar dan pengarahan selanjutnya/ bimbingan konseling
  4. Melengkapi data siswa agar lebih akurat untuk sekolah/ guru pembimbing dan orang tua
  5. Membantu siswa dalam memilih sekolah lanjutan.
Manfaat yang akan diperolah
  1. Manfaat bagi Guru Pembimbing : Data informasi yang diperoleh dari psikotes ini akan dapat dipadukan dengan data lain yang relevan dengan data kemajuan akademik/ kegiatan ekstra kurikuler dan masalah lainnya. Dari hasil tes ini diharapkan akan membantu pihak guru pembimbing dalam meningkatkan kualitas layanan bimbingan konseling kepada siswa/mahasiswa secara tepat. Apabila setiap tahun anak menjalani psikotes maka riwayat psikologis anak dapat dimiliki oleh sekolah sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam mengarahkan perkembangan studi anak.
  2. Manfaat bagi Sekolah : Dari hasil pelaksanaan psikotes ini akan dapat membantu ketepatan dalam menyusun kebijakan umum sekolah di masa yang akan datang. Manfaat lain adalah sekolah dapat meningkatkan nilai lebih dimata stakeholder apabila sekolah/perguruan tinggi memiliki kepedulian   tidak saja pada perkembangan prestasi belajar siswa namun juga perkembangan psikologis siswa.
  3. Manfaat bagi Orang  Tua Siswa/Mahasiswa : Bermanfaat untuk mengetahui perkembangan psikologis anak dan sebagai pedoman dalam mengarahkan anak terutama untuk perkembangan prestasi belajar dan mengembangkan bakat yang seringkali tidak sejalan dengan minat anak bersangkutan.
  4. Manfaat bagi Siswa : Dengan mengikuti Psikotes ini, mahasiswa/siswa akan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kemampuan (ability), kecerdasan serta hal-hal yang ada kaitannya dengan potensi diri siswa. Data ini diharapkan mampu membantu dalam menentukan berbagai keputusan pendidikan siswa di masa yang akan datang.
Program Pelayanan Psikotes Pendidikan

Sasaran untuk tingkat SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi

  1. Tes Bakat & Minat (Aptitude Test) : Siswa Kelas I SMA akan dijuruskan ke program yang sesuai dengan Minat, Bakat serta Kemampuan Siswa. Untuk itu dibutuhkan data-data psikologis siswa yang lengkap dan akurat.  Dengan layanan ini, pihak sekolah mendapatkan gambaran mengenai bakat / minat yang dimiliki hingga dapat menyesuaikan diri secara baik dalam bidang pendidikan  dan karier yang sesuai.
  2. Assesment Psikologi / Tes IQ (Manfaat Seleksi Siswa Baru) : Melalui layanan psikologi ini, Perguruan Tinggi/ Sekolah dapat mengetahui gambaran kognisi siswa dalam bentuk tingkat kecerdasan/ intelegensi (IQ). Lembaga pendidikan baik tingkat SLTP, SMU maupun Perguruan Tinggi, dengan jasa layanan ini dapat memperoleh kemudahan dalam penyelenggaraan Seleksi Penerimaan Siswa & Mahasiswa Baru setiap tahunnya.
  3. Pemilihan Jurusan/ Fakultas Di Perguruan Tinggi : Permasalahan yang sering dialami baik oleh siswa maupun orang tua murid adalah :”Jurusan atau fakultas apa yang akan dipilih di perguruan tinggi yang sesuai dengan Minat, Bakat serta Potensi Siswa. Tes Psikologi akan membantu mengungkap minat, bakat serta potensi siswa agar tidak salah dalam memilih jurusan yang tepat.
Potensi Siswa yang akan di telusuri:
  1. Potensi Kepribadian, yang meliputi aspek : Motivasi Kerja, Optimisme, Sosialisasi, Kecepatan Kerja, Ketelitian Kerja, Kreativitas.
  2. Kemampuan Umum, yang meliputi  aspek : Intelegensi Umum, Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerical, Logika Abstrak, Mekanika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Minat Subjek.
  3. Saran-saran untuk potensi keberhasilan studi lanjut. Informasi yang diungkap meliputi dinamika psikologis yang berpengaruh terhadap kelanjutan studinya serta rekomendasi terhadap hal-hal yang perlu dipertahankan, ditingkatkan, maupun perkembangan yang perlu diwaspadai.
Biaya/ketentuan Pelaksanaan Tes
  1. Permintaan minimal 40 Siswa
  2. Biaya transport dan akomodasi dibebankan pihak sekolah
  3. Biaya Pelaksanaan Tes berkisar antara Rp. 150.000,- sd Rp. 400.000,- / anak. Besar biaya tergantung pada jenis kebutuhan sekolah.  Hubungi Customer Service kami untuk penjelasan detail.
  4. Hasil Tes Psikologi akan disampaikan 7 hari setelah kegiatan.
  5. Untuk permintaan dari luar kota atau luar pulau, biaya tranportasi & akomodasi disediakan penyelenggara.
  6. Jaminan kepuasan klien merupakan nilai utama kami
Penutup

Demikian, profile ini disampaikan. Apabila ada hal yang kurang jelas, mohon tidak ragu untuk menghubungi customer service kami, Terima kasih.


Kontak Kami:

Customer Service ( Klik disini )
“Kepuasan Anda adalah komitmen nomor satu kami”

Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini: tujuan tes psikologi, manfaat psikotes bagi siswa, penggunaan hasil tes psikologi, tes psikologi untuk anak, tes psikologi anak, manfaat psikologi dalam pendidikan, penggunaan hasil tes psikologis bagi guru mata pelajaran, tes psikologi pendidikan, penggunaan hasil tes psikologi bagi guru mata pelajaran, manfaat psikologi pendidikan, penggunaan hasil psikotes, penggunaan hasil tes psikotes bagi guru pembimbing, tes psikologi sma, tes psikologi smp, psikotes sd, biro jasa tes psikologi


Psikotes atau tes psikologi untuk Indonesia merdeka

Keterbatasan Penggunaan Tes Psikologi

“Keterbatasan Penggunaan Tes Psikologi”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lembaga pendidikan saat ini telah begitu banyak yang menggunakan metode psikotes atau tes psikologi sebagai tool atau alat bantu dalam mengenal aspek-aspek psikologi  siswa yang menjadi testi. Perlu diketahui disini, yang namanya alat tes psikologi bukan merupakan sesuai yang sempurna (bebas keterbatasan). Kita perlu menyadari kelemahan/keterbatasan tersebut dalam rangka untuk mengambil langka-langkah antisipatif dan untuk mengurangi keterbatasan tersebut dengan menggunakan tes lain sebagai pembanding.

Berikut akan diuraikan secara singkat, beberapa ketebatasan alat tes psikologi:

Reaksi testi terhadap situasi testing

Tidak dipungkiri, tentu saja ada individu-individu (testi) di sekolah yang menunjukkan reaksi yang berbeda kepada tester. Hal ini dapat dilihat individu yang pada saat mengerjakan tes mengalami stres, takut atau nervous. Tanggapan emosional masing-masing individu terhadap situasi testing dapat berbeda-beda. Ada testi yang merasakan tes sebagai suatu ancaman terhadap konsep-dirinya, sehingga takut dan defensive, lalu mengubah perilaku-perilakunya yang tentu saja dapat berdampak pada validitas hasil tes.

Keterbatasan instrumen tes

Kemampuan alat tes tentu terbatas, hanya mengungkap aspek tertentu dari perilaku individu. Misal alat tes “X”, meskipun dapat mengidentifikasi kemungkinan keberhasilan akademik, tetapi tidak dapat mengetahui indikasi motivasi individu untuk mencapai sukses.

Pengaruh faktor fisik saat pelaksanaan testing

Secara umum diharapkan agar tes itu dilaksanakan dalam ruangan yang tenang, sejuk dengan penerangan yang cukup memadai, meja yang rata, dan terhindar dari kegaduhan, kebisingan atau gangguan-gangguan lainnya. Apabila kondisi diatas tidak dapat terpenuhi tentu saja akan berdampak pada ketepatan hasil akhir yang akan diperoleh.

Demikian informasi singkat terkait faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan hasil tes. Dengan mengetahui keterbatasan tersebut, pihak sekolah dan psikolog perlu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan psikotes. Ketentuan, persyaratan dan aturan tes harus di jalankan dengan benar sesuai prosedur.

Demikian uraian tentang Keterbatasan Penggunaan Tes Psikologi, semoga bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


Layanan Jasa Psikotes

>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<


Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Instagram: @mutupendidikan

Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini: keterbatasan tes psikologi, prosedur psikotes, kendala tes psikologi, tantangan tes psikologi, lembaga psikotes indonesia, kantor layanan psikotes, lembaga konsultasi psikologi, biro konsultasi psikologi, kelemahan tes psikologi, kelemahan psikotes, psikotes indonesia jakarta surabaya, lembaga konsultasi psikologi bandung yogyakarta dan semarang.

,

Prinsip Penting Tes Psikologi atau Psikotes

Prinsip Penting dalam Tes Psikologi

“Mengenal Prinsip Penting dalam Tes Psikologi”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Pada kesempatan ini, tim dari Mutu Pendidikan akan sedikit menguraikan prinsip-prinsip penting dalam tes psikologi. Shultz & Schultz (2010) menekankan pentingnya prinsip yang berlaku pada alat ukur psikologi, tujuannya untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran.

Kekeliruan dalam pengukuran psikologi dapat berakibat fatal bagi klien. Berikut akan diuraikan sekilas tentang prinsip penting yang digunakan dalam alat ukur tes psikologi, yaitu:

1. Pentingnya Norma Pengujian

Standar / norma diperlukan agar pengguna dapat mengerti arti suatu skor yang diperoleh pada test tertentu. Dengan adanya norma, seseorang dapat membandingkan kedudukan skor dengan populasi di mana test itu distandarkan. Dalam pengukuran psikologi, penggunaan acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Contoh apabila seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes harus memberikan gambaran “posisi” jika dibandingkan dengan populasi yang mengikuti tes tersebut.

2. Pentingnya Objektivitas Tes Psikologi

Objektivitas tes psikologi bertujuan menjauhkan tes psikologi dari pemaknaan-pemaknaan yang sifatnya personal. Nilai-nilai yang kurang tepat, atau bias harus dicegah & dihilangkan pada fase penilaian (scoring). Dengan prinsip objektivitas, penilaian tes dilakukan dengan cara terstandar sehingga diperoleh hasil yang  benar-benar objektif.

3. Standardisasi alat ukur psikologi

Konsistensi penerapan alat ukur harus diberlakukan selama proses asesmen & tes psikologi. Konsistensi juga meliputi standarisasi pada prosedur, tahapan-tahapan dan mekanisme pelaksanaan penilaian. Tes psikologi harus dijalankan pada lingkup yang sama jika dilakukan secara massal (umum), dengan demikian dapat menghasilkan gambaran yang setara.

4. Validitas & Reliabilitas

Alat tes yang digunakan untuk tes psikologi, harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.

Validitas adalah kesesuaian penggunaan alat ukur dengan tujuan pengukuran itu sendiri. Mengingat satu alat ukur memiliki tujuan dan lingkup pengukuran, maka alat ukur harus dapat digunakan pada konteks yang benar.

Reliabilitas terkait dengan masalah keajegan. Alat ukur perlu menunjukkan performa/ hasil yang konsisten setelah diterapkan  pada beberapa tes yang menggunakan alat ukur yang sama.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Psikotes

Demikian sekilas informasi tentang penting menegakkan  prinsip-prinsip tes psikologi.

Demikian semoga bermanfaat, dan sukses selalu.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

______________________________

Layanan Tes Psikologi

___________________________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

___________________________________

Kunjungi Lembaga Pelatihan SDM Indonesia:

spmi motivasi kerja budaya mutu

Motivasi Kerja & Budaya Mutu

“Motivasi Kerja & Budaya Mutu”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi situasi kerja di dalam organisasi (lembaga pendidikan). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai/karyawan/guru/dosen yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi (lembaga pendidikan).

Instagram: @mutupendidikan

Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi-kondisi kerja itulah yang memperkuat motivasi pegawai untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

______________________________________

Power Point (PDF):

SPMI, Motivasi Kerja & Budaya Mutu

______________________________________

Secara umum, teori-teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguatan (reinforcement theory)

Teori-teori tersebut dapat diimplementasikan pada berbagai bentuk lembaga pendidikan, baik Perguruan Tinggi, Sekolah maupun madrasah.

Keberhasilan implementasi SPMI, tidak luput dari sejauh mana pimpinan organisasi pendidikan mampu menerapkan teknik-teknik motivasi yang tepat dalam mengelola sumber daya manusia.

Penerapan teknik motivasi yang sesuai akan mampu meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kualitas Sistem manajemen Mutu pendidikan dan membantu membangun Budaya Mutu pendidikan dan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)

Pencapaian Standar SPMI akan sulit dicapai bila anggota organisasi (tenaga struktural, dosen, guru, tenaga kependidikan) tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. Inilah tantangan yang dihadapi organisasi pendidikan saat ini.

Pimpinan lembaga pendidikan, wajib menggerakan seluruh anggota organisasi agar dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi. Kinerja ini diwujudkan dalam pencapaian standar SPMI yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk memahami lebih dalam tentang teori-teori motivasi, berikut dapat di unduh materi SlideShare file power point (PDF) pada tautan diatas.

Baca juga: Perencanaan Karir & Budaya Mutu

Demikian, semoga bermanfaat dan berkah selalu.

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

_______________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development


Dapatkan Slideshare Budaya Mutu:

Silahkan di klik: Membangun Budaya Mutu


Dapatkan informasi terkait: Pelatihan / Bintek / Training / Training Kerja / Pelatihan kerja / Lokakarya / Workshop / Mutu / Pendidikan / Kualitas / Guru / Dosen / karyawan / Pegawai / manajemen / Kepemimpinan / Leadership / Motivasi / Sistem / Budaya / Komunikasi / Teori Motivasi

Syarat syarat tes psikologi yang baik

Kriteria Tes Psikologi Yang Baik

“Mengetahui Kriteria Tes Psikologi Yang Baik”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lembaga pendidikan baik itu perguruan tinggi, sekolah dan madrasah, menggunakan layanan tes psikologi atau psikotes untuk tujuan membantu mengenal segenap potensi, minat, bakat yang dimiliki siswa. Namun apakah serangkai tes yang telah dilakukan tersebut telah dikatakan baik?

Tes psikologi sebagai alat pembanding atau pengukur agar dapat berfungsi dengan baik haruslah memenuhi persyaratan tertentu. Berikut syarat-syarat yang harus ada dalam kegiatan Psikotes:

  1. Harus mudah digunakan: Syarat tes yang baik harus mudah menggunakannya, walaupun semua syarat yang ada dibawah ini terpenuhi dengan baik, akan tetapi tes apabila penggunaannya sulit dan tidak mudah, maka tes tersebut tetap mempunyai kelemahan. Alat tes dikatakan baik dan bernilai sangat tergantung pada kegunaannya.
  2. Harus terstandar: Standarisasi suatu tes bertujuan agar setiap testi mendapat perlakuan yang benar-benar sama. Mengapa demikian? karena skor/ nilai yang diperoleh hanya mempunyai arti apabila telah dibandingkan satu sama lain. Ada 4 hal penting yang perlu distandarisasikan, meliputi materi tes, metode penyelenggaran tes, scoring hasil tes dan interpretasi hasil.
  3. Harus komprehensif: Artinya tes tersebut dapat sekaligus menyelidiki banyak hal misalnya untuk menyelidiki prestasi individu dalam bahan ujian tertentu, maka tes yang komprehensif akan mampu mengungkapkan pengetahuan testi mengenai hal yang dipelajari, juga hal-hal yang mencegah dorongan berspekulasi.
  4. Harus memenuhi syarat validitas: “Valid” memiliki makna cocok atau sesuai. Suatu tes dapat dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar mampu mengukur atau memberi gambaran tentang sesuatu yang diukur. Misalnya jika tes itu tes intelegensi individu, maka harus mampu mengukur intelegensi seseorang dan bukan memberikan keterangan tentang minat dan bakat individu yang bersangkutan.
  5. Harus memenuhi syarat reliabel: Reliabel artinya handal atau dapat dipercaya. Suatu tes dapat dipercaya apabila hasil yang diperoleh konstan atau tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari satu kali. Reliabilitas menyangkut persoalan stabilitas dari hasil yang dicapai oleh tes tersebut. Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas hasil sesuatu tes yaitu: testi, tester dan alat pengukur itu sendiri.
  6. Harus objektif: Tes psikologi dikatakan objektif apabila pendapat atau pertimbangan tester tidak ikut berpengaruh dalam hasil testing. Tidak ada bias dalam menetapkan score.
  7. Harus diskriminatif: Suatu tes dapat dikatakan diskriminatif apabila mampu menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang kecil dari sifat-sifat tertentu dari individu individu yang berbeda-beda.

Baca juga: 6 Manfaat Tes Psikologi bagi Layanan BK

Demikian uraian singkat tentang Kriteria Tes Psikologi Yang Baik. Semoga bermanfaat.

_____________________________________

Layanan Tes Psikologi

_____________________________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami