SPMI dan Komitmen Kerja
Membangun komitmen kerja (work commitment) yang kuat, sangat penting bagi keberhasilan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Tujuan lembaga pendidikan untuk mencapai standar SPMI akan mudah dicapai bila ada komitmen kerja yang kuat dari anggota organisasi.
Berikut contoh kiat-kiat membangun komitmen dalam implementasi SPMI:
- Membangun kesadaran mutu (quality awareness): Anggota lembaga pendidikan (perguruan tinggi, sekolah, madrasah) harus menyadari betapa pentingnya SPMI sebagai suatu tools untuk membangun mutu. Selain itu, anggota lembaga pendidikan harus menyadari bahwa SPMI bukan kewajiban dan tanggung jawab manajemen saja, akan tetapi kewajiban dan tanggung jawab semua anggota organisasi.
- Promosi manfaat SPMI: Manfaat SPMI harus dipromosikan secara jelas dan terbuka kepada seluruh anggota lembaga pendidikan. Dengan demikian mereka akan dapat memahami bagaimana SPMI berfungsi mencapai tujuan organisasi.
- Keterlibatan karyawan: Dalam implementasi SPMI Dikdasmen, semua anggota lembaga pendidikan harus dilibatkan dalam proses perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pengawasan (check) dan perbaikan (action). Proses ini akan membantu para karyawan untuk merasa memiliki tanggung jawab dalam mencapai target-target SPMI. Dalam perguruan tinggi, proses ini dikenal dengan istilah manual PPEPP, singkatan dari Pelaksanaan, Penetapan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan Standar SPMI.
- Pelatihan dan pengembangan: Seluruh anggota lembaga pendidikan harus diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan (training) dan pengembangan (development) yang sesuai. Kegiatan ini untuk membantu mereka memahami prinsip-prinsip SPMI, dan membantu anggota organisasi merasa percaya diri dan siap mendukung penerapan SPMI.
- Pola komunikasi: Komunikasi yang tegas (asertif), jujur dan terbuka antara anggota organisasi menjadi sangat penting dalam keberhasilan SPMI. Pola komunikasi ini membantu anggota organisasi merasa nyaman, merasa terlibat, merasa ikut memiliki organisasi.
- Perencanaan bersama: Seluruh anggota lembaga pendidikan harus terlibat dalam pembuatan perencanaan, penetapan tujuan dan penyusunan standar SPMI. Hal ini dapat membantu mereka merasa memiliki tanggung jawab dan merasa terlibat dalam pencapaian target-target organisasi.
- Penghargaan dan pengakuan: Penting sekali memberi penghargaan (reward) dan pengakuan (recognition) atas prestasi / keberhasilan yang dicapai dalam penerapan SPMI. BF Skinner dan rekan-rekannya, menyatakan bahwa perilaku individu muncul akibat adanya konsekuensi. Hal ini berdasarkan adanya “hukum efek”, dimana perilaku individu dengan konsekuensi positif akan cenderung diulang, sebaliknya perilaku individu dengan konsekuensi negatif cenderung tidak diulang (reinforcement theory).
Sebagai penutup, komitmen kerja dalam implementasi SPMI mutlak harus ada. Tujuan untuk mencapai visi, misi dan standar SPMI akan mudah dicapai bila komitmen seluruh anggota organisasi dapat dibangun dengan kokoh. Kiat-kiat membangun komitmen di atas diharapkan dapat membantu. Stay relevant!
Instagram: @mutupendidikan
Info Pelatihan Mutu Pendidikan