“SPMI dan Pengendalian Proses Statistik”
Dalam implementasi SPMI, Proses perbaikannya melalui mekanisme PDCA atau dalam istilah Dikti dikenal dengan PPEPP. Proses yang nomor 3 yaitu “E” atau evaluasi pelaksanaan standar SPMI.
Dalam proses evaluasi pelaksanaan standar SPMI, kadang-kadang diperlukan tool statistik untuk mengolah data yang ada sehingga dapat memberikan saran-saran akurat untuk pengambilan keputusan manajemen. Tools ini kita sebut “Pengendalian proses statistik”.
Beberapa pakar menjelaskan manfaat Pengendalian Proses Statistik bagi organisasi antara lain :
___________________________________
Power Point (PDF):
___________________________________
Sementara pakar lain menjelaskan beberapa manfaat lain pengendalian proses statistik. Manfaat-manfaat tersebut adalah:
Baca juga: Key Performance Indicator (KPI)
Beberapa kesulitan/ kendala yang dihadapi dalam penerapan pengendalian proses statistik. Kendala-kendala tersebut antara lain (Antony, 2000):
Baca juga: Mutu & Benchmarking untuk Lembaga Pendidikan
Tertarik mengetahui lebih dalam? Berikut materi power point PPT tentang Statistical Process Control. Untuk itu silahkan diunduh slideshare pada tautan diatas.
Demikian uraian singkat tentang SPMI dan Pengendalian Proses Statistik, semoga bermanfaat.
_____________________________________
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
Dapatkan Informasi terkait: Statistical Process control / pengendalian proses statistik / Pareto charts / Cause-and-effect diagram / Stratification / Check sheets / Histogram / Scatter diagram / Run charts and control charts / Flowcharts / Design of experiments / pelatihan / training
Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada tahun 1987 oleh seorang ahli teknik yang bernama Bill Smith. Program perbaikan Six Sigma mendapat dukungan sepenuhnya oleh Bob Galvin (CEO Motorola) sebagai Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta pengendalian kualitas di perusahaannya.
Metode Six Sigma mulai terkenal dan menjadi populer di seluruh dunia setelah CEO General Electric (GE) Jack Welch mempergunakannya sebagai Bisnis Strategi pada tahun 1995. Secara garis besar, Six Sigma adalah metodologi yang dipergunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus.
Baca juga: Quality Function Deployment
Six Sigma berasal dari kata SIX yang artinya enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi (dilambangkan dengan simbol σ). Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, maka akan semakin baik pula kualitasnya. Semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya.
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya merupakan gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC). Kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para Guru seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crosby. Selanjutnya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Untuk memahami lebih dalam tentang metodologi Six Sigma, berikut dapat di unduh/ download ppt materi berikut ini:
Six Sigma & Perbaikan berkelanjutan
Demikian, semoga bermanfaat dan berkah selalu.
Salam Mutu,
mutupendidikan.com
Dapatkan Slideshare Budaya Mutu:
Silahkan di klik: Membangun Budaya Mutu
INFO PUBLIC TRAINING :
Silahkan di Klik : Public Training
Dapatkan informasi terkait: six sigma, tqm, spc, statistical process control, kaizen, training, pelatihan, workshop, lokakarya, bimtek, mutu, pendidikan, sekolah, madrasah, sma, smp, sd, ppt, power point
“Pengantar Total Quality Management“
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Setiap lembaga memerlukan sistem manajemen untuk mengelola organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ada banyak pendekatan yang dipakai organisasi, diantaranya pendekatan TQM atau Total Quality Management.
Pendekatan TQM cukup populer dipakai beberapa organisasi, termasuk institusi pendidikan. Pemerintah telah menetapkan penggunaan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) sebagai pendekatan manajemen mutu untuk pengelolaan pendidikan. Payung hukumnya adalah Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016.
Berikut akan disampaian intisari dari Pendekatan TQM yang diuraikan oleh Dr. David L. Goetsch and Stanley Davis dalam bukunya Quality Management for Organizational Excellence Edisi 8.
Dalam bab 1 buku tersebut, dibahas kajian tentang Pengantar Total Quality Management, didalamnya terdapat sub topik sbb:
Mutu dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Bila dilihat dari sudut pandang konsumen, mutu berarti kemampuan untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.
Total Quality adalah pendekatan bisnis yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan kualitas terus-menerus yaitu perbaikan kualitas produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan
Baca juga: TQM untuk Lembaga Pendidikan bag. 1
Demikian sekilas informasi, bagi kawan-kawan yang bertugas di unit penjaminan mutu dan SPMI, dapat menggunakan bahan ini untuk pengembangan efektifitas sistem manajemen mutu di institusi masing-masing (Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah).
Materi SlideShare dapat diunduh pada tautan berikut ini:
Bab 1 : Pengenalan Total Quality Management
Selamat berkarya, tetap semangat dan salam mutu!
Hormat kami.
_____________________________
mutupendidikan.com
Follow Instagram: @mutupendidikan
Dear Pejuang Penjaminan Mutu Pendidikan dimanapun berada…
Berikut materi lanjutan TQM (Total Quality Management), yang membahas tentang “Biaya Pencegahan” dan “Biaya Kegagalan”. Dengan menyadari kedua jenis komponen biaya ini, Institusi Pendidikan diharapkan dapat mengelola kedua biaya tersebut agar dapat ditekan serendah mungkin. Untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh materi pada tautan dibawah ini:
PDF TQM untuk Lembaga Pendidikan bag-5
Salam Hormat,
admin,
mutupendidikan.com
Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training:
“Pelatihan Dokumentasi SPMI”
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)
INFO PUBLIC TRAINING :
Silahkan di Klik : Public Training
“Mengenal 14 Point penting Peningkatan Budaya Mutu Pendidikan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Dr. Edward Deming, pelopor gerakan manajemen mutu, memperkenalkan 14 Point penting untuk peningkatan mutu produk atau jasa.
_____________________________
Power Point (PDF):
IG: @mutupendidikan
_____________________________
Bagaimana bentuk penjelasan point berikutnya? Untuk uraian point-point Deming berikutnya silahkan di unduh file slideshare Power Point (PDF) diatas.
Baca juga: Kendala utama implementasi SPMI
Demikian uraian singkat tentang 14 Point Peningkatan Budaya Mutu Pendidikan, semoga bermanfaat.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
__________________________
mutupendidikan.com
Dalam posting Slideshare kali ini, akan dibahas materi tentang Total Quality Managment (TQM) dan implementasinya dalam dunia pendidikan/ manajemen sekolah. Topik yang akan dibahas dalam file powerpoint ini antara lain:
Untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh file powerpoint berikut ini:
TQM, Pendidikan & Manajemen Sekolah
Demikian, semoga bermanfaat, sukses selalu dan salam mutu.
Hormat kami,
mutupendidikan.com
Pelatihan & Pendidikan
“Gugus Kendali Mutu SPMI”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sekelompok kecil karyawan (Dosen, Guru, Pegawai) yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja/ pelaksana proses yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
Institusi pendidikan (Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah) dapat meningkatkan kualitas sistem penjaminan mutu dengan menambahkan peran GKM (Gugus Kendali Mutu).
Instagram: @mutupendidikan
Tentu tidak mudah untuk membangun Tim KGM yang handal, perlu komitmen, kesadaran mutu prima dan sistem manajemen yang tepat dengan didukung standar dan SOP yang benar. Namun demikian upaya yang serius untuk membangun tim GKM tentu akan menghasilkan banyak manfaat.
Nah.. bagaimana bentuknya, mekanisme kerjanya, tupoksinya? Silahkan diunduh file PPT pada tautan diatas.
Demikian uraian singkat tentang Gugus Kendali Mutu SPMI, semoga bermanfaat. Tetap semangat dan Salam Mutu…
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
“Mutu lebih menekankan pada kegembiraan dan kebahagiaan pelanggan dan bukan sekedar kepuasan pelanggan”
(Tony Henry, Rektor East Birmingham College, dikutip dalam Sallis dan Hingley,
Total Quality Management, 1992)
Begitu dalam makna kutipan diatas. Agar manajemen dapat memahami filosofi penjaminan mutu yang benar, institusi pendidikan sangat dianjurkan untuk mendalami konsep Total Quality Management (TQM).
TQM memberikan falsafah dasar bagi pengembangan SPMI/ SPMP yang sekarang banyak dilakukan.
Berikut Slideshare materi TQM untuk diunduh :
TQM untuk Lembaga Pendidikan bag-1
Salam mutu dan kompak selalu,
mutupendidikan.com
Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan :
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)
INFO PUBLIC TRAINING :
Silahkan di Klik : Public Training
“SPMI & Analisis Akar Masalah”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Root Cause Analysis (RCA / Analisis Akar Masalah) adalah metode yang cukup sederhana dan mudah dilakukan. Metode ini berguna untuk membantu tim Sistim Penjaminan Mutu Internal (SPMI) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) lembaga Pendidikan. Dengan RCA dapat membantu menemukan jawaban mengapa masalah yang spesifik bisa timbul. RCA dapat dilakukan dalam 5 tahap/ langkah berikut:
Masalah apa yang sedang terjadi pada saat ini? Apakah ada standar SPMI yang tidak terpenuh? Apakah ada keluhan dan stakeholder? (Masalah Siswa, Kurikulum, Kompetensi, Sarpras, dll)
Jelaskan pula simptom/ gejala yang spesifik, yang menandakan adanya masalah tersebut!
Apakah memiliki bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar ada? (Referensi, Bukti Obyektif dll). Sudah berapa lama masalah tersebut muncul? Impact/ kerugian apa yang dirasakan lembaga Pendidikan dengan adanya masalah tersebut?
Baca juga: Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Dalam tahap ini, tim SPMI atau GKM perlu melakukan analisa mendalam tentang faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya masalah. Agar Root Cause Analysis (RCA) dapat berjalan efektif, perlu kumpulkan perwakilan departemen yang terlibat (tenaga pendidik an kependidikan). Pilih tim yang memahami situasi dan kondisi. Wakil tersebut dapat menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan organisasi.
Tim GKM dapat menggunakan metode “CATWOE”, yang merupakan singkatan dari:
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin penyebab masalah yang bisa diperoleh. Dalam beberapa kasus, ada kecenderungan mengidentifikasi satu atau dua faktor kausal, lalu berhenti dan merasa sudah selesai. Padahal satu atau dua itu belum cukup/ belum lengkap untuk menemukan akar masalah yang tersembunyi.
RCA diaplikasikan bukan hanya untuk menghilangkan satu dua masalah yang nampak. RCA dapat membantu menggali lebih dalam dan menghilangkan akar dari keseluruhan masalah.
Berikut beberapa tips praktis untuk melakukan RCA :
Gunakan tool/ metode yang sama dengan yang digunakan dalam langkah 3 untuk mencari akar dari setiap faktor. Tools tersebut dirancang untuk mendorong anda dan tim menggali lebih dalam di setiap level penyebab dan efeknya.
Dengan menerapkan 5 langkah diatas, InsyaAllah kita akan mudah mengetahui penyebab timbulnya masalah. Kemudian dicarikan solusi yang tepat, apakah itu tindakan koreksi, korektif atau preventif. Kalau dijalankan dengan semangat dan komitmen yang tepat, InsyaAllah pelaksanan SPMI akan berjalan sangat baik.
Demikian sekilas informasi tentang SPMI & Analisis Akar Masalah. Semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
Benchmarking Mutu Pendidikan
Tujuan utama dari Benchmarking adalah untuk mengenal dan mengevaluasi proses ataupun produk saat ini sehingga menemukan cara-cara atau “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses maupun kualitas produk.
Benchmarking dapat dilakukan untuk produk, proses produksi, jasa maupun sistem dalam suatu organisasi/perusahaan.
Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan “Tolok Ukur” atau “Patokan”. Benchmarking adalah proses mengidentifikasikan “Best Practice” terhadap suatu produk/jasa dan proses produksinya hingga produk tersebut dikonsumsi.
Baca juga: SPMI dan Kegagalan Benchmarking
Benchmarking memberikan gambaran yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang sejenis maupun dengan industri-industri yang lain.
Proses Benchmarking adalah proses yang mencoba melihat/mempelajari faktor luar (produk lain, organisasi lain, sistem lain) untuk mengetahui bagaimana pihak lain mencapai tingkat kinerja dan memahami proses-proses kerja yang mereka gunakan.
Benchmarking dapat menjelaskan apa yang terjadi dibalik keberhasilan/ kinerja baik proses ataupun produk yang dibandingkan. Apabila diimplementasikan dengan benar, Benchmarking dapat membantu suatu organisasi/lembaga untuk meningkatkan prestasi/ kinerja organisasinya maupunpun proses-proses didalamnya.
Benchmarking dapat dilakukan kedalam organisasi (secara Internal), yang dilakukan adalah membandingkan kinerja beberapa kelompok atau tim di dalam Organisasi.
Sedangkan Benchmarking eksternal adalah membandingkan kinerja suatu organisasi dengan organisasi lainnya atau antar Industri. Benchmarking dapat pula dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :
Baca juga: Pengendalian Proses Statistik
Lembaga pendidikan, baik pendidikan tinggi, sekolah dan madrasah, juga sangat dianjurkan untuk melakukan proses benchmarking. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan benchmark perlu diselenggarakan sebagai salah satu program Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Dalam lingkungan yang semakin disrupsi saat ini, lembaga pendidikan tidak boleh cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dihasilkan selama ini. Lengah sedikit, maka akan ketinggalan dalam memberikan layanan terbaik untuk stakeholdernya.
Dengan mengimplementasikan proses benchmarking, manajemen akan memperoleh bahan-bahan yang valid untuk pengambilan keputusan untuk melakukan continuous improvement.
Pakar Benchmarking, Robert Camp dalam bukunya, mengemukakan Metodologi Benchmarking yang terdiri dari 12 Tahapan, antara lain :
Baca juga: Kunjungan Bisnis & Pendidikan ke Jepang
Untuk memahami lebih dalam tentang metodologi Benchmarking, berikut dapat di unduh/ download ppt materi berikut ini:
Demikian uraian singkat tentang Benchmarking Mutu Pendidikan, semoga bermanfaat dan berkah selalu.
______________________________
IG: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
Layanan Informasi