• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Tag Archive Sekolah

SPMI dan 7S McKinsey

SPMI dan 7S McKinsey Framework

SPMI dan 7S McKinsey Framework

Pendahuluan

Saat ini begitu banyak lembaga pendidikan yang menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) namun belum bisa mendapatkan manfaat dari sistem mutu tersebut. Perbaikan mutu yang diinginkan belum dapat terealisir dengan baik.

SPMI telah dikembangkan dengan membuat begitu banyak dokumen seperti kebijakan, standar mutu, manual dan formulir-formulir, namun dalam tataran implementasi, masih banyak lembaga pendidikan yang belum melihat manfaat dan berbaikan yang signifikan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara teoritis dapat diduga karena kegiatan pengembangan SPMI “masih fokus” hanya pada perbaikan elemen “System” saja. Masih ada 6 elemen lain yang belum terkelola dengan baik. Penjelasan tentang 6 elemen tersebut dituangkan dalam Model 7S Mc Kinsey.

Model 7S Mc Kinsey

Berikut uraian singkat tentang Model 7S McKinsey. Model ini merupakan tool yang sering dipakai untuk menganalisis aspek internal dalam organisasi, termasuk dalam institusi pendidikan.

Dengan memperhatikan 7 elemen ini, pimpinan lembaga pendidikan akan lebih mudah menganalisis kondisi internal organisasi. Apakah elemen-elemen tersebut telah dirancang dengan baik, telah selaras atau masih bermasalah.

Dengan melakukan tindakan yang tepat untuk masing-masing elemen, Pimpinan lembaga pendidikan (universitas ataupun dikdasmen) akan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam pencapaian sasaran-sasaran mutu yang tertuang dalam sandar nasional pendidikan (SNP) atau melampauinya.

7 S McKinsey Framework

7 Elemen Mc Kinsey Framework

7 elemen dalam model 7S McKinsey  terdiri dari 3S hard elements dan 4S Soft element, berikut uraiannya:

3S Hard Elements

Institusi pendidikan yang ingin mencapai sasaran-sasaran mutu dengan baik, perlu meninjau dan memperbaiki 3S Hard Elements, yakni:

  1. Strategy (Strategi). Strategi merupakan rumusan rencana jangka panjang, menengah dan pendek lembaga pendidikan yang digunakan untuk membangun keunggulan kompetitif. Perguruan tinggi perlu melakukan analisis SWOT, menetapkan positioning dan strategi pencapaiannya.
  2. Systems (Sistem). Terdiri dari kebijakan mutu, manual mutu, standar, manual dan prosedur yang berisi proses operasional lembaga sehari-hari. Sistem ini membantu membuat keputusan-keputusan dalam lembaga pendidikan. Dalam implemetasi SPMI, lembaga pendidikan telah penyusunan dokumen ini. Namun keberadaan dokumen ini, tidak cukup untuk menjamin terlaksananya SPMI dengan baik, perlu didukung keberhasilan 6 elemen yang lain.
  3. Structure (Struktur). Struktur organisasi lembaga pendidikan berfungsi mengatur sistem kerja, uraian jabatan, wewenang & tanggung jawab serta proses pendelegasian. Dengan struktur kerja yang tepat, sasaran SPMI akan dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Baca juga:

4S Soft element

Selain 3S hard elements, berikut penjelasan tentang 4S soft elements. 4 Elemen ini relatif lebih sulit dideskripsikan:

  1. Shared Values (Nilai-nilai Lembaga). Nilai-nilai budaya yang tertuang dalam kebijakan SPMI, standar ataupun norma-norma yang menjadi pedoman perilaku bagi seluruh pegawai dan pimpinan lembaga pendidikan. Nilai-nilai ini harus harus terus dibangun untuk menunjang tercapainya budaya mutu. Pola pikir, pola sikap dan pola perilaku harus sesuai dengan standar mutu lembaga pendidikan.
  2. Style (Gaya Kepemimpinan). Elemen ini berkaitan dengan pola atau gaya kepemimpinan dalam organisasi. Kepemimpinan yang tepat membantu organisasi untuk mencapai sasaran-sasarannya. Sudahkah para pemimpin memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan SPMI? Bagaimana gaya kepemimpinan yang cocok untuk diterapkan? Bagaimana Leadership & followership harus dibangun?
  3. Staff (Dosen / Guru dan Tenaga kependidikan). Merupakan para pegawai yang bekerja di lembaga pendidikan. Motivasi dan pola kerja mereka sangat berpengaruh bagi keberhasilan SPMI. Perilaku mereka dipengaruhi bagaimana mereka direkrut, dipilih, dilatih, dimotivasi, diarahkan, dipimpin, dan dikembangkan.
  4. Skills (Keterampilan). Kemampuan dan kompetensi dosen / guru dan tenaga kependidikan yang diperlukan institusi. Tentu saja mereka diharapkan berkinerja tinggi sesuai dengan harapan stakeholder. Mereka harus punya orientasi yang kuat dalam menjalankan budaya mutu pendidikan. Bagaimana cara efektif dan efisien untuk membangun kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan?

Manfaat Model 7S Mc Kinsey

Tom Peters & Robert Waterman, pakar yang pernah bekerja di perusahaan konsultan McKinsey, mengatakan bahwa keselarasan 7 elemen ini merupakan faktor kunci bagi keberhasilan organisasi. Model 7S Mc Kinsey ini, dapat diimplementasikan dalam lembaga pendidikan untuk banyak hal seperti:

  • Menyusun strategi pengembangan SPMI dan budaya mutu lembaga pendidikan.
  • Menyelaraskan integrasi antar departemen, fakultas dan unit kerja (prodi).
  • Merancang desain baru struktur organisasi (reingenering).
  • Meningkatkan kinerja manajemen, pendidikan dan tenaga kependidikan.
  • Menguji faktor-faktor pendukung dan penghambat untuk perbaikan SPMI.
  • Evaluasi keberhasilan  program SPMI.

SPMI & Penerapan 7S Mckinsey

  1. Identifikasi area internal institusi pendidikan yang belum selaras / efektif. Dalam menerapkan SPMI, identifikasi apakah elemen 7S telah selaras satu dengan lainnya. Apakah ada gap, celah, ketidakkonsistenan, gap, celah dan kelemahan lainnya.
  2. Merancang desain organisasi yang optimal. Rancang desain organisasi yang efektif dan efisien untuk keberhasilan SPMI. Kerjasama yang harmonis antara pimpinan, senat dan yayasan, tentu sangat diperlukan (termasuk stakeholder lainnya).
  3. Tetapkan area perbaikan. Rancang detail tindakan, rinci area-area yang ingin diperbaiki dan diselaraskan. Tetapkan manajemen perubahan yang baik.
  4. Lakukan tindakan perbaikan. Perbaikan yang tepat akan memiliki dampak positif bagi institusi pendidikan. Oleh karena itu, perlu dicari anggota tim yang tepat atau merekrut tenaga konsultan. Peran penting kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan.
  5. Monitoring & Evaluasi Pelaksanaan 7S. Monitor, evaluasi dan tinjau ulang secara berkelanjutan. 7S elemen Mc Kinsey bersifat dinamis & berubah secara konstan. Dinamika di satu elemen tentu memiliki efek pada elemen-elemen yang lain. Terapkan model PDCA dan PPEPP yang tepat.

Demikian uraiang singkat tentang SPMI & 7S McKinsey Framework, semoga bermanfaat.

Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Training pembuatan SOP yang efektif

Headings dalam pembuatan SOP

Ketika menyusun SOP (Standard Operating Procedure), pertama-tama perlu memutuskan bentuk “Headings” dari SOP tersebut.

Ada 3 model headings yang bisa dipakai, yaitu

  1. Simple headings
  2. Controllable headings dan
  3. Accountable headings.

Bagaimana perbedaan dari mari masing-masing model tersebut?

Silahkan diunduh pada file berikut ini:

Heading dalam pembuatan SOP

Salam Mutu,

admin

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan

Menjaga Kebersihan di Sekolah

Metode 5S Kebersihan Sekolah

“Metode 5S Kebersihan Sekolah : Penerapan Seiso di Lembaga Pendidikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan pendidikan (kampus, sekolah, madrasah) merupakan hal sangat penting dan pondasi dasar dalam membangun mutu pendidikan. Lingkungan yang bersih, akan menciptakan kenyamanan dan motivasi belajar siswa/ mahasiswa. Sarana prasarana yang bersih akan mendukung lingkungan yang tertib dan sehat. Sarana prasarana yang senantiasa rapi dan bersih akan lebih tahan lama (awet) dan dapat menekan biaya berawatan (maintenance)

Seiso

Setelah semua barang/ perkakas/ peralatan memiliki tempat penyimpanan masing-masing, maka langkah berikutnya adalah membersihkan & memastikan tercapainya kebersihan semua barang dan area kerja pada kondisi terbaik/ ideal. Usahakan Bersih, cemerlang dan bersinar seperti ruang-ruang pameran.

Area kerja di lingkungan lembaga pendidikan (kampus, sekolah, laboratorium dll) yang bersih, dapat menjadikan lingkungan lembaga pendidikan sehat, bersih dan nyaman.

Lingkungan yang bersih, juga sangat berpengaruh pada motivasi kerja dan motivasi belajar siswa siswi. Sebaliknya lingkungan yang kotor dan tidak terawat (tidak bersinar/ cemerlang) akan menyebabkan semangat kerja serta motivasi menjadi turun.

Seiso (resik) menekankan pentingnya kebersihan dengan menjaga segala sesuatu tetap bersih dan bersinar. Lingkungan kampus/ sekolah/ madrasah yang bersih/ nyaman dapat mencegah perlengkapan sarana prasarana tidak cepat rusak. Secara psikologi, akan muncul rasa cinta dan tanggung jawab untuk merawat semua sarana dan prasarana yang ada.

Untuk implementasi seiso perlu ditetapkan petugas yang bertanggung jawab. Dibuat standar, SOP dan formulir yang diperlukan. Perlu juga disiapkan dan didukung dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan seiso, seperti sapu, lap, sabun dll.

Siswa-siswa perlu dilatih untuk membersihkan area belajar, seperti ruang kelas, laboratorium, bengkel dan ruang belajar lainnya. Siswa siswi dilatih membersihkan mesin/peralatan setelah dipakai, dilatih membersihkan benda kerja / peralatan bengkel/ lab serta hasil-hasil pembelajaran praktek

Untuk menjamin / memastikan terwujudnya kondisi yang bersih bersinar tersebut, perlu ditunjuk penanggung jawabnya. Secara bergantian, siswa siswi yang bertugas mengawasi/ mengontrol/ membersihkan apakah peralatan/ sarana prasarana telah benar benar bersih cemerlang.

Baca juga: Sarana Prasarana & Program Tata Graha 5 S (bag.1)

Proses seiso atau pembersihan area kerja/ pendidikan dapat diatur dalam bentuk kerja piket. Pengaturan tim kerja untuk pembersihan ruang-ruang belajar termasuk halaman, teras, selasar, taman di lingkungan kampus/ sekolah.

Proses Seiso ini akan membiasakan siswa siswi untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan belajar. Mereka akan mengerti pentingnya lingkungan, peralatan kerja dan diri sendiri yang bersih. Mereka akan trampil dalam melaksanakan kebersihan serta termotivasi menciptakan kondisi lingkungan yang bersih.

Berikut konsep 5 S, metode tatagraha asal Jepang  yang bisa diadopsi lembaga pendidikan, silahkan di unduh disini:

Menjaga Kebersihan Lingkungan Belajar (Metode Seiso)

Demikian, semoga uraian singkat tentang Metode 5S Kebersihan Sekolah ini, dapat bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


mutupendidikan.com

Info Pelatihan Mutu Pendidikan


Untuk Informasi In-house Training 5S/5R, Hubungi Customer Service Kami

Instagram: @mutupendidikan

Pelayanan Prima Institusi Pendidikan 1

SERVICE EXCELLENT:

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc menyatakan kualitas pelayanan akan menentukan keberhasilan sebuah perguruan tinggi dalam bersaing. Keunggulan dalam kompetisi antar perguruan tinggi ke depan juga akan ditentukan oleh kualitas layanan di luar kelas. Pelayanan di dalam kelas seperti kualitas mengajar seorang dosen sudah menjadi sebuah keharusan, dan di saat yang sama, kualitas pelayanan di luar kelas seperti layanan informasi akademik, layanan kemahasiswaan, dan layanan terkait lainnya semakin bermakna penting untuk menunjang pelayanan prima universitas.

Berikut kami upload, materi terkait dengan manajemen “Pelayanan Prima”. Bagi rekan-rekan penjaminan mutu yang berminat silahkan di unduh disini:

Klik Slideshare disini:

Pelayanan Prima Institusi Pendidikan 1

Tetap Semangat & Salam Mutu,

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan


Kata Kunci untuk Penelurusan: Keunggulan bersaing, Pelayanan Prima, Service Excellence, Perguruan Tinggi, Universitas, Sekolah, Madrasah, SPMI, SPMP, Penjaminan Mutu Pendidikan, service excellence pendidikan, Lokakarya, Workshop

Teknik Bertanya dalam AMI

Teknik Bertanya dalam AMI

“Teknik Bertanya dalam AMI”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Teknik membuat pertanyaan dalam kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) memang tidak mudah. Dalam situasi audit yang berat, seringkali teraudit/ Auditee , merasa takut, grogi dan kesulitan dalam memahami pertanyaan-pertanyaan auditor. Untuk itu ketrampilan bertanya perlu sekali dipelajari oleh para auditor. Apakah memakai pertanyaan terbuka (open questions), tertutup (close questions) atau pertanyaan untuk menggali informasi lebih dalam (probing).

Tugas Penting Auditor

“Tugas Auditor diharapkan tidak hanya mencari temuan ketidaksesuaian saja… tapi mencari kesesuaian (good point) dan juga harus bisa mencari peluang-peluang perbaikan dan mengurangi hal-hal yang tidak memiliki nilai tambah”

Pertanyaan yang baik

  • Mudah dipahami oleh teraudit/ auditee.
  • Harus memenuhi kebutuhan informasi.
  • Tidak mengarahkan pada suatu jawaban tertentu.
  • Tidak ada bias

Tipe Pertanyaan

  • Terbuka/ Open question:
    • Jelaskan … ?
    • Uraikan…? l 
    • Bagaimana mengerjakan … ?(Batasi, jangan biarkan teraudit menjelaskan terlalu panjang.)
  • Tertutup/ Close question:
    • Benar atau salah? Ya atau tidak ?
    • Setuju atau tidak?
  • Mencari Penjelasan/ Probing:
    • Lebih dirinci untuk sesuatu yang penting/ tindak lanjut.
    • Harus diakhiri dengan “tunjukkan (dokumen/ arsip atau bukti)”.

Pertanyaan Terbuka

  • Kelebihan: mengetahui jawaban secara rinci.
  • Kelemahan: menghabiskan banyak waktu dan biaya.

Pertanyaan Tertutup

  • Kelebihan: cepat, mudah.
  • Kelemahan: teraudit harus memutuskan apakah harus menjawab “ya” atau “tidak” (tidak ada penjelasan).

Yang Ditanyakan dalam AMI

  • Orang: Terlatih, tersertifikasi, pengetahuan
  • Metode: Tahap, monitor, pemeriksaan
  • Bahan: Inspeksi, kriteria, standar
  • Mesin/alat: Teruji, terpelihara, terkalibrasi
  • Dokumen: Termutakhirkan, terkendali
  • Lingkungan: Terspesifikasi, terkendali

Softskills Auditor

  • Sikap Profesional.
  • Trampil berkomunikasi.
  • Cakap dalam menjelaskan dan mengikuti aturan.
  • Diplomatis.
  • Jujur dan tidak bias dalam melakukan penilaian.
  • Punya rasa ingin tahu dan pengamat yang baik.
  • Ramah, santun & dapat bekerjasama.
  • Penuh pengertian.
  • Rajin bekerja.
  • Dapat mengendalikan diri.
  • Mampu menjadi pemimpin maupun follower/ anak buah.
  • Pendengar yang baik.

Baca juga: Perencanaan Audit Mutu Internal

Penting untuk diingat…

  • Tugas Auditor bukan mengaudit individu tapi mengaudit “system”.
  • Tugas Auditor adalah mencari kesesuaian, bukan mencari ketidaksesuaian.
  • Auditor harus dapat memberikan added value (nilai tambah) untuk perbaikan berkelanjutan.

Demikian uraian singkat tentang Teknik Bertanya dalam AMI, semoga bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


Untuk mempelajari lebih dalam tentang berbagai teknik bertanya,  silahkan diunduh materi slideshare berikut ini:

Teknik Bertanya dalam Audit SPMI


mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan


Info Pelatihan Mutu Pendidikan

bisnis proses institusi pendidikan

Business Process & Rencana Mutu SPMI

Pemetaan Proses Bisnis bagi Lembaga Pendidikan

Membuat Rencana Mutu (Quality Plan) yang baik tentu saja tidak mudah, perlu pemahaman yang utuh tentang Standar, Business Process maupun peraturan2 pemerintah yang terkait seperti akreditasi BAN-PT, BAN -SM dll.

Dalam business process mapping, proses-proses dalam organisasi pendidikan, dibagi menjadi beberapa bagian utama yang global. Masing-masing bagian utama yang global ini kemudian bisa dipecah menjadi proses-proses yang lebih kecil lagi dan seterusnya.

Dalam Business Process Mapping, dipetakan hal-hal sebagai berikut:

  1. apa yang dilakukan oleh institusi pendidikan,
  2. siapa penanggungjawabnya,
  3. standar penyelesaian aktivitas, dan
  4. bagaimana kesuksesan proses bisnis ditetapkan. (Taylor; Deming; Juran)

Memahami pemetaan bisnis proses akan memberikan wawasan mengenai keseluruhan proses bisnis yang ada di institusi pendidikan. Penguasaan teknik business process mapping memungkinkan pimpinan institusi pendidikan untuk melakukan perbaikan sistem manajemen agar lebih sistematis dan terarah.

Berikut kami sampaikan materi Business Process dan Quality Plan yang dapat diunduh/ download. Silahkan diunduh disini:

Pembuatan Business Process & Rencana Mutu SPMI

Salam Hormat,

mutupendidikan.com

pelatihan & pendampingan


Untuk In-House Training Penyusunan Proses Bisnis dan Sasaran Mutu Pendidikan
Hubungi Customer Service kami

Penyusunan Manual SPMI Perguruan Tinggi

“Penyusunan Manual SPMI Perguruan Tinggi”

Bapak Ibu penggerak SPMI di manapun berada…

Manual SPMI sangat diperlukan dalam mengelola standar-standar penting yang diperlukan lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah maupun Madrasah). Melalui lima (5) manual “PPEPP” yang terdiri dari:

  1. Manual Penetapan Standar
  2. Manual Pelaksanaan Standar
  3. Manual Evaluasi Standar
  4. Manual Pengendalian Standar dan
  5. Manual Peningkatan Standar

berbagai standar penting yang diperlukan institusi pendidikan akan dapat dikembangkan secara efektif dan efisien.

Baca juga: Pembuatan Formulir SPMI bag.2

Dengan adanya Menual SPMI, institusi pendidikan memiliki pedoman yang yang jelas untuk mengelola proses PDCA (Plan, Do, Check dan Act) secara berkesinanbungan.

Untuk lebih memahami bagaimana Penyusunan Manual SPMI Perguruan Tinggi, silahkan diunduh materi powerpoint (PDF) berikut ini:

PPT Manual SPMI

Demikian semoga bermanfaat,

Salam Mutu,

mutupendidikan.com


INFO PUBLIC TRAINING:

 Silahkan di Klik : Public Training


1
×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami