• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

SPMI dan Diagram Fishbone

SPMI dan Diagram Fishbone

SPMI dan Diagram Fishbone

SPMI dan Diagram Fishbone

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Diagram fishbone (diagram Ishikawa /diagram tulang ikan) adalah salah tools yang dapat digunakan untuk melakukan proses perbaikan berkelanjutan (kaizen). Diagram fishbone adalah metode visualisasi yang dapat dipakai untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang pengaruh pada suatu masalah atau hasil tertentu.

SPMI dan Diagram Fishbone

Dalam konteks SPMI atau Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Internal, lembaga pendidikan dapat menggunakan diagram fishbone sebagai alat (tools) untuk membantu pengambilan keputusan. Diagram fishbone dapat dipakai untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada permasalahan/ hasil tertentu. 

Berikut contoh faktor-faktor yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan diagram fishbone:

  1. Faktor manusia (SDM): Keberhasilan SPMI sangat bergantung pada kesadaran (quality awareness) dan partisipasi penuh seluruh stakeholder, baik pimpinan, dosen, guru, staf administrasi, maupun mahasiswa. Untuk itu, faktor-faktor seperti budaya mutu, komitmen, pengetahuan, motivasi, dan keterlibatan stakeholders dapat dianalisis lebih dalam dengan menggunakan diagram fishbone. Pada akhirnya upaya penguatan faktor-faktor yang positif dapat dilakukan. Demikian pula faktor-faktor yg negatif segera bisa dicari tindakan perbaikan.
  2. Faktor proses: SPMI melibatkan banyak proses (program / kegiatan) yang harus dijalankan secara terstruktur, sistematis dan produktif. Faktor-faktor penting seperti efektivitas, efisiensi proses, kesesuaian dengan kebijakan, manual dan standar, serta pengelolaan risiko dapat dianalisis dengan menggunakan diagram fishbone.
  3. Faktor lingkungan: Analisis situasi dan kondisi lingkungan sangat penting bagi keberhasilan lembaga pendidikan. Analisis ini sering dikenal dengan istilah “evaluasi diri”. Lingkungan eksternal & internal kampus/ sekolah dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi SPMI. Faktor-faktor ada saja yang paling berpengaruh dan berdampak signifikan perlu diketahui oleh manajemen. Faktor-faktor seperti peraturan dan regulasi, demografi, perubahan budaya, ketersediaan sumber daya, dan kondisi fisik kampus dapat dianalisis dengan menggunakan diagram fishbone.

Sebagai kesimpulan, diagram fishbone dapat memudahkan lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan SPMI. Hal ini dapat membantu institusi untuk mengembangkan visi misi, strategi dan rencana aksi yang lebih tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Stay relevant !


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

admin

MOTTO: Senantiasa bergerak dan berempati untuk menebar manfaat bagi Mutu Pendidikan di Indonesia

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami