• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Author Archive admin

Syarat Penting Keberhasilan SPMI

Syarat Penting Keberhasilan SPMI

Syarat Penting Keberhasilan SPMI

Mutu adalah derajat kesesuaian hasil kerja yang dibuat dengan harapan/ ekspektasi dari pelanggan. Untuk itu segenap anggota organisasi hendaknya benar-benar terobsesi untuk mencapai mutu. 

Untuk mewujudkan harapan-harapan konsumen tersebut, ada syarat-syarat normatif yang harus dipenuhi oleh setiap Institusi pendidikan. Ada enam syarat penting untuk keberhasilan SPMI:

  • Komitmen
  • Kepatuhan kepada rencana
  • Internally driven
  • Tanggungjawab/pengawasan melekat
  • Evaluasi
  • Peningkatan mutu berkelanjutan

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab problematik pendidikan di Indonesia. Berikut ini adalah pengertian Penjaminan Mutu (quality assurance) pendidikan tinggi:

  • Proses yang dibangun untuk menjamin agar mutu lulusan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan/ dijanjikan agar mutu dapat dipertahankan secara konsisten dan ditingkatkan secara terus-menerus.
  • Proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga pelanggan/ konsumen memperoleh kepuasan.

Perguruan tinggi dikatakan bermutu / berkualitas bilamana mampu menetapkan dan mewujudkan visi perguruan tinggi melalui pelaksanaan misi yang sudah disusun. 

Perguruan tinggi dikatakan bermutu bila mampu memenuhi kebutuhan / memuaskan kepentingan stakeholders. Contoh stakeholder adalah mahasiswa, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, dunia kerja dan profesional. 

Menilik UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Sistem Penjaminan Mutu (SPM) Dikti meliputi SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) dan SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal). SPME sering diartikan sebagai Akreditasi. Oleh karena itu SPM Dikti meliputi 2 hal yaitu sistem penjaminan mutu internal dan external.

Perguruan tinggi harus mampu mencapai target mutu yang telah ditetapkan. Perguruan tinggi harus mampu merencanakan (plan), menjalankan (do) dan mengendalikan suatu proses yang menjamin pencapaian mutu.

Namu sayang, sering dijumpai perguruan tinggi lebih mengutamakan akreditasi daripada implementasi SPMI. Begitu hasil akreditasi keluar, institusi pendidikan sering tidak fokus lagi pada SPMI, siklus PPEPP tidak dijalankan secara konsisten. Padahal dengan meningkatkan penjaminan mutu internal melalui SPMI, dapat dipastikan proses pencapaian akreditasi (SPME) akan ikut meningkat juga.

      Demikian uraian singkat tentang Syarat Penting Keberhasilan SPMI, semoga bermanfaat dan Stay Relevant !


      Instagram: @mutupendidikan

      Info Pelatihan Mutu Pendidikan

      Membangun Karakter dan Mutu Pendidikan

      Membangun Karakter Perguruan Tinggi

      Membangun Karakter Perguruan Tinggi

      Setiap lembaga pendidikan secara  realistis pastinya memiliki segudang problematik yang berhubungan antar individu, antara satu individu dengan sekelompok individu yang lain bahkan dengan institusi tempat kerja yang bersangkutan. Problematika yang terjadi   antar individu atau individu dengan lembaga kerap kali menyangkut perbedaan karakteristik masing-masing. Sehingga pembangunan karakter pada institusi perguruan tinggi kini menjadi suatu keniscayaan.


      Unduh file PPT:

      Membangun Karakter & Mutu Perguruan Tinggi



      PROBLEMATIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARAKTER
      1. Hubungan antar individu yang kurang harmonis.
      2. Kecenderungan komunikasi yang tertutup.
      3. ketidakjujuran dan kecurangan menjadi perhiasan kegiatan kampus.
      4. Sikap menutup diri serta perhitungan dalam berbagi ide dan pengetahuan.
      5. Rendahnya tradisi disiplin

      TUJUAN MEMBANGUN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI
      1. Agar setiap masyarakat ilmiah serta civitas akademika perguruan tinggi tidak terbatas cerdas secara intelektual namun unggul dalam moral, bertanggung jawab serta beretika dalan menjalankan kehidupan.
      2. Pembangunan karakter mengajak manusia untuk berakhlaq mulia, memiliki simpati, empati, kepekaan secara sosial sehingga tumbuh kepedulian dan mampu memahami orang lain secara bijak.
      3. Pembangunan karakter bagi mahasiswa lebih ditekankan pada upaya membekali dan melatih serta membiasakan mereka untuk melaksanakan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ajaran agama maupun norma yang ada guna membekali mereka sebagai akademisi sekaligus calon pemimpin bangsa.

      PENGEMBANGAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

      Definisi “pembangunan Karakter” secara lengkap telah dikemukakan oleh berbagai  ahli. Akan tetapi muara pembangunan karakter secara prinsipil memahamkan seseorang untuk mengetahui berbagai karakter beserta ruang lingkupnya serta menanamkan akhlak al-karimah pada diri sesorang. Pembangunan karakter di perguruan tinggi tidak sebatas diperlukan bagi setiap mahasiswa semata, namun seluruh masyarakat akademis beserta tenaga pendukungnya harus memperoleh pemahaman dan penerapan prilaku yang berkarakter.

      Menurut “Florence litteur” Karakter dalam arti watak, perilaku, ataupun kepribadian seseorang. Empat pola dasar karakter yang dimiliki manusia:

      1. Karakter Sanguinis adalah cenderung ingin populer, ingin disenangi orang lain. Hidupnya penuh warna, senang berbicara,emosinya meledak-ledak dan transparan serta suatu saat ia bisa berteriak beberapa saat kemudian bias menangis.
      2. Karater Koleris golongan ini suka mengatur dan memerintah orang. Akibatnya sifat ini, banyak dari mereka yang tidak punya teman.
      3. Karakter Melankolis adalah cenderung teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola.
      4. Karakter Plegmatis adalah kelompok ini tidak suka konflik, jika timbul masalah, maka ia akan berusaha mencari solusi damai.

      Tiga IDE Pemikiran Penting
      1. Proses tranformasi nilai-nilai
      2. Ditumbuh kembangkan dalam kepribadian.
      3. Menjadi satu dalam prilaku

      Undang-undang no.20 tahun 2000 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional: Bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

      Penelitian bidang pendidikan karakter memiliki cakupan yang sangat luas terkait dengan input, berbagai komponen proses dan output serta outcome, bahkan yang terkait dengan kultur lembaga, dan kultur keluarga. Peran kultur sangat menetukan kualitas proses dan hasil pendidikan karakter. Kultur lembaga pendidikan harus selaras dengan nilai-nilai yang dipilih sebagai nilai-nilai target. Kultur positif ini bagaikan ladang yang subur untuk penyemaian dan tumbuh benih-benih moralitas pembangun karakter terpuji.


      PEMBANGUNAN KARAKTER DAN PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI

      Dengan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara implisit harus dilandasi dengan pembangnan pola prilaku yang berkaitan dengan dimensi moral yang baik. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan. Salah satu kriteria utama dari character strength adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan bangsanya. Keberhasilan pembangunan karakter di perguruan tinggi sangat tergantung pada ada tidaknya knowing, loving,dan doing atau acting.


      Komponen-Komponen Unsur Moral Knowing
      1. Moral Awareness Kesadaran Moral
      2. Knowing Moral Values Pengetahuan tentang nilai-nilai moral
      3. Perspective Taking Penentuan sudut pandang
      4. Moral Reasoning Logika Moral
      5. Decision Making Keberanian mengabil menentukan sikap
      6. Self Knowledge Pengenalan Diri

      Bentuk-Bentuk Sikap
      1. Self Esteem Kesadaran akan jati diri,percaya diri
      2. Emphaty Kepekaan terhadap derita orang lain
      3. LovingThe Good Cinta kebenaran
      4. Self Control Pengendaian diri
      5. Humility Kerendahan hati

      Pendidikan karakter dinilai sukses bila setiap masyarakat akademik diperguruan tinggi telah menunjukkan kebiasaan berprilaku baik dalam kehidupan  sehari-hari. Hal ini tentu saja memerlukan waktu, kesepatan, dan tuntutan yang berkelanjutan. Perilaku berkarakter tersebut akan muncul, berkembang dan menguat pada diri setiap masyarakat akademik apabila mengetahui konsep dan ciri-ciri perilaku karakter merasakan dan memiliki sikap yang positif pada konsep karakter yang baik dan terbiasa untuk melakukannya.

      Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat… Aamiin.

      Sumber Literatur: Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Koreksi & Implementasi Oleh: Safrudin Aziz, M.Pd.I. Penerbit Gava Media, Cetakan 1, 2016


      mutupendidikan.com

      Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

      Leadership

      TQM, Kepemimpinan & Perubahan

      “TQM, Kepemimpinan & Perubahan”

      بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

      Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk membuat mereka totalitas, bersedia, dan sukarela berkomitmen untuk mencapai atau melebihi tujuan organisasi.

      Menjadi pemimpin yang baik harus mempunyai kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi seseorang untuk membuat komitmen.

      Elemen Kunci Kepemimpinan Kualitas
      • Fokus pada pelanggan
      • Terobsesi dengan kualitas
      • Pengakuan struktur kerja
      • Kebebasan melalui kontrol
      • Kesatuan tujuan
      • Mencari kesalahan di sistem
      • Kerja sama tim
      • Melanjutkan pendidikan dan pelatihan
      • Penekanan pada praktek-praktek terbaik / kinerja puncak

      ____________________________________

      Power Point (PDF):

      Bab 9: Kepemimpinan & Perubahan

      ____________________________________

      Pengertian Kepemimpinan

      Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk membuat mereka totalitas, bersedia, dan sukarela berkomitmen untuk mencapai atau melebihi tujuan organisasi.

      Kepemimpinan: Warisan atau Dipelajari?
      • Beberapa pemimpin memiliki  kemampuan kepemimpinan secara alami dimana ia sudah ditakdirkan memiliki sifat sebagai seorang pemimpin sejak lahir.
      • Pemimpin yang tidak memiliki kemampuan secara alami dapat menjadi pemimpin yang hebat dengan mengikuti pendidikan, pelatihan, praktek, kebulatan tekad, dan usaha.
      Gaya kepemimpinan umum:
      • Demokratis
      • Partisipatif
      • Berorientasi tujuan
      • Situasional

       Gaya kepemimpinan yang tepat dalam aturan Total Quality adalah partisipatif.

      Membangun & Mempertahankan Pengikut

      Pemimpin dapat membangun kepercayaan dengan menerapkan strategi berikut:

      • Menerima kesalahan
      • Berbagi penghargaan
      • Saling menolong
      • Konsisten
      • Adil
      Kepemimpinan VS Manajemen
      Karakteristik KepemimpinanKarakteristik Manajemen
      Strategik dan berorientasi pada OrangTaktikal dan berorientasi pada Organisasi
      Menetapkan arah dan tujuanMerencanakan dan Mengkordinasikan Kegiatan
      Memotivasi dan Menginspirasi OrangAdministratif dan Menjaga kelangsungan sistem
      Membentuk PrinsipMerumuskan Prinsip
      Membangun Tim dan Mengembangkan Talenta merekaMengalokasikan dan Mendukung Sumber daya Manusia
      Mengembangkan Peluang BaruPemecahan Masalah
      Mempromosikan Inovasi dan penemuan baruMemastikan Kesesuaian Standar dan prosedur
      Memberdayakan dan Membina OrangMemerintah dan mengarahkan orang
      Perspektif Jangka PanjangMerinci Jangka Pendek
      Kepemimpinan & Perubahan Positif

      Untuk mempermudah perubahan dengan cara yang positif, pemimpin harus memiliki :

      • Visi yang jelas dan tujuan yang sesuai
      • Menunjukkan rasa tanggung jawab yang kuat
      • Menjadi komunikator yang efektif
      • Memiliki tingkat energi yang tinggi
      • Memiliki kemauan untuk memimpin perubahan positif
      Kepemimpian untuk SPMI Lembaga Pendidikan.

      Mengelola Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institusi Pendidikan memang tidak mudah. SPMI bukan hanya sekedar sistem dokumen. SPMI bukan hanya sekedar angka-angka. Lebih dari ini, SPMI yang berhasil adalah buah dari kepemimpinan yang handal.

      Bagaimana info selanjutnya tentang kepemimpian? Silahkan diunduh slide power point (PDF) diatas.

      Baca juga: Manajemen Perubahan

      Demikian uraian singkat tentang TQM, Kepemimpinan & Perubahan. Semoga bermanfaat.

      ______________________________________

      mutupendidikan.com

      Follow Instagram: @mutupendidikan

      Info Pelatihan Mutu Pendidikan

      Akreditasi Keteknikan IABEE

      Mengenal Akreditasi Keteknikan IABEE

      “Mengenal Akreditasi Keteknikan IABEE”

      بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

      Halo sobat, pada kesempatan ini yuk kita mengenal salah satu lembaga akreditasi yang disingkat IABEE atau Indonesian Accreditation Board for Engineering Education.

      IABEE adalah organisasi independen nirlaba yang dikembangkan oleh lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII). IABEE bertujuan untuk menumbuhkembangkan quality culture / budaya mutu lembaga pendidikan tinggi khususnya prodi bidang teknik & computing.

      Baca juga: Membangun Budaya Mutu Organisasi

      Quality Culture ini dibangun melalui upaya penjaminan pihak III yang menyatakan bahwa prodi / program studi  lembaga perguruan tinggi telah memenuhi standar-standar minimum yang dipersyaratkan. Prodi juga dinilai kemampuannya dalam mempergiat peningkatan mutu secara terus menerus.

      Pembentukan IABEE memperoleh bimbingan dan pembinaan oleh JABEE (Japan Accreditation Board for Engineering Education). IABEE telah menandatangan Washington Accord, yaitu perjanjian multilateral yang bertujuan mengatur kesetaraan lembaga akreditasi mandiri dari berbagai negara. Negara-negara yang ikut menanda tangani Washington Accord antara lain Amerika Serikat, Turki, Malaysia, Jepang, Rusia, Inggris, Irlandia, Australia, New Zealand, Afrika Selatan, India, Hong Kong, Taiwan, dan China.

      IABEE telah mendapat pengakuan dari Kementerian Riset, Teknologi & Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai lembaga yang bertanggungjawab untuk akreditasi program studi yang memberikan gelar sarjana di bidang teknik & computing.

      Tentu saja Akreditasi Nasional oleh BAN-PT atau LAM-PT bersifat wajib bagi program studi sesuai  peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, adapun akreditasi bertaraf internasional oleh IABEE bersifat opsional. Prodi dapat mengambil opsi ini bila ingin mendapatkan akreditasi bertaraf internasional.

      Baca juga: Kendala Budaya Mutu Pendidikan

      Saat ini, IABEE juga telah berupaya menjadi anggota dari Seoul Accord. Seoul Accord merupakan perjanjian multilateral seperti Washington Accord,  Seoul Accord membidangi akreditasi bertaraf internasional untuk prodi sistem informasi, sistem komputer, computing, seperti informatika/ilmu komputer, teknologi informasi,  dan software engineering. Pada saat kegiatan IEA Meeting di Hong Kong, IABEE juga aktif mengikuti Sidang Tahunan Seoul Accord sebagai peserta observer.

      Misi IABEE

      IABEE memiliki misi sebagai berikut:

      • Menumbuhkan pendidikan tinggi teknik yang terbuka pada masyarakat, dengan asas peningkatan mutu berkelanjutan.
      • Mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan masa depan pemangku kepentingan dan masyarakat, serta mempersiapkan pengembangan strategi pendidikan keteknikan yang sesuai.
      • Menyebarluaskan informasi peningkatan kualitas yang berkelanjutan dan inovasi-inovasi di bidang pekerjaan keteknikan, untuk menjadi tambahan rujukan dalam peningkatan mutu pendidkan tinggi teknik.
      • Mengakreditasi program studi keteknikan yang berorientasi pada dihasilkannya tenaga professional yang mandiri dan mampu mengidentifkasi persoalan serta membuat solusinya.
      • Mendorong terciptanya komunikasi dan kemitraan antara perguruan tinggi teknik dengan pemangku kepentingan.
      • Memfasilitasi penyiapan pendidikan tinggi teknik untuk mencapai kesetaraan mutu global yang berkelanjutan.
      • Mendorong pengembangan pendidikan tinggi teknik yang memberdayakan sumber daya dan kearifan lokal, berorientasi pada kepentingan nasional dan memberi kontribusi besar pada solusi permasalahan global.
      • Mengelola sumber daya serta menjalankan operasi yang efektif dan akuntabel

      Demikian uraian singkat tentang Mengenal Akreditasi Keteknikan IABEE, semoga bermanfaat.

      خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

      ___________________________________

      mutupendidikan.com

      Instagram: @mutupendidikan

      Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan

      Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi

      Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi

      “Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi”

      بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

      Benar sekali bahwa menjalankan SPMI tidak semudah membalikkan tangan, kemampuan berpikir strategis dan teknis sangat dibutuhkan. Selain itu tentu saja ketrampilan “human relation skills” juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Ketrampilan human relation skills diantaranya adalah ketrampilan komunikasi, ketrampilan membangun motivasi kerja dan ketrampilan leadership.

      Saat ini, paling tidak terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam membangun SPMI yang tangguh, diantaranya:

      Pertama, membangun komitmen yang kuat untuk menjalankan SPMI secara lengkap dan menyeluruh. Motivasi untuk memberikan layanan prima kepada segenap stakeholder perlu ditingkatkan secara terus menerus.

      Baca juga: Komunikasi, SPMI & Budaya Mutu

      Sering kali personil yang paham terhadap konsep SPMI masih sebatas pada lingkup pimpinan dan segenat tim Unit Jaminan Mutu. Lalu bagaimana dengan unsur SDM yang lain? Padahal implementasi SPMI harusnya merupakan tanggung jawab semua komponen SDM dalam organisasi.

      Kedua, luaran / output implementasi SPMI oleh Perguruan Tinggi yang digunakan oleh BAN PT atau LAM untuk penetapan  peringkat akreditasi Perguruan Tinggi atau Program Studi. Salah satu tujuan utama dari pendidikan tinggi adalah pengakuan dari lembaga eksternal, untuk itu tantangan output penerapan SPMI adalah keberhasilan pencapaian Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

      Hal penting lain dalam implementasi SPMI adalah memetakan standar-standar mutu yang ada Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi agar dapat unggul tentu perlu memiliki strategi positioning yang jelas. Strategi ini berguna untuk menjadi pembeda satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya. Positioning dapat diturunkan dalam bentuk standar-standar baru yang relevan dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

      Baca juga: Tips Komunikasi Auditor SPMI

      Ketiga, terbitnya Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Permendikbud No.3 tahun 2020) tentu memberikan tantangan tersendiri bagi pengelola perguruan tinggi. Peraturan baru ini banyak memberikan muatan pada  konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Terbitnya ketentuan MBKM ini, dalam implementasinya tentu perlu di evaluasi dan di monitoring secara terus menerus, terkait sejauh mana peraturan ini memberi manfaat pada para mahasiswa dan segenap pemangku kepentingan yang lain.

      Keempat, tantangan perguruan tinggi berikutnya adalah semakin berkembangnya ragam Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang masing-masing memberi muatan kriteria tambahan. Saat ini ada beberapa LAM yang dikembangkan misal LAM DIK, LAM INFOKOM, dan lain-lain. Bagi masing-maing program studi, tentu saja perlu terus-menerus mencermati kriteria-kriteria tambahan yang diwajibkan dari masing-masing LAM baru tersebut.

      Kelima, saat ini, persaingan global di tingkat internasional yang menuntut Perguruan Tinggi untuk mampu mengimplementasikan standar-standar internasional. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah, perlu selektif memilih standar internasional yang akan dipakai sebagai acuan kerja. Tantangan yang perlu dihadapi adalah bagaimana perguruan tinggi mampu mengintegrasikan standar internasional yang dipilih dengan standar-standar SPMI yang telah dimiliki Perguruan Tinggi.

      Demikian uraian singkat tentang Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi, semoga bermanfaat.

      خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

      ___________________________________

      mutupendidikan.com

      Instagram: @mutupendidikan

      Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan

      Pelatihan SPMI dan Budaya Mutu Pendidikan

      Membangun Budaya Mutu Organisasi

      “Membangun Budaya Mutu Organisasi”

      بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

      Budaya Mutu merupakan sistem nilai dari sebuah organisasi yang menghasilkan keadaan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan perbaikan yang berkelanjutan dalam segi mutu. 

      Budaya Mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang mengedepankan mutu. Lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah, yang ingin menerapkan manajemen Total Quality, penting sekali untuk membangun budaya mutu sedini mungkin.

      Silahkan diunduh file PowerPoint / PDF berikut:

      _________________________________

      Belajar Mudah dengan PowerPoint (PDF):

      Membangun Budaya Mutu

      Follow Instagram: @mutupendidikan

      _________________________________

      Poin-Poin Bahasan:

      Budaya Mutu & Peran Penting Pemimpin

      Perubahan budaya adalah salah satu tantangan yang paling sulit bagi banyak organisasi. Budaya organisasi akan sulit untuk dirubah /diperbaiki tanpa perubahan  terlebih dahulu dari seorang pemimpin. Sebagaimana Ki Hajar Dewantoro mengajarkan:

      “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”

      Petuah tokoh pendidikan ini menjelaskan bagaimana peran penting figur pemimpin. Pemimpin memainkan peran sentral dalam membangun budaya mutu. Bawahan sudah tentu punya kecenderungan meniru perilaku pemimpin sebagai “role model“.

      Pemimpin yang punya kepedulian pada mutu, akan ditiru oleh para bawahan. Sebaliknya pemimpin yang acuh pada kegiatan menjaga mutu akan ditiru pula oleh para bawahan.

      Contoh & Pengertian Budaya Mutu
      • Secara luas terbagi dalam filosofi manajemen
      • Menekankan pada sumber daya manusia organisasi
      • Menyelenggarakan  acara perayaan  organisasi/ ritual.
      • Pengakuan dan penghargaan bagi karyawan yang sukses
      • Jaringan internal yang efektif untuk mengkomunikasikan  budaya
      • Aturan perilaku informal 
      • Sistem nilai yang kuat
      • Standar kinerja yang lebih tinggi
      • Karakter organisasi  yang didefinisikan.
      Strategi Membangun Budaya Mutu
      • Mengidentifikasi perubahan /perbaikan yang dibutuhkan
      • Masukkan perubahan yang direncanakan secara tertulis
      • Mengembangkan rencana untuk membuat perubahan
      • Memahami proses transisi emosional
      • Mengidentifikasi orang-orang dan mendukung mereka
      • Mengambil pendekatan hati dan pikiran
      • Menerapkan strategi courtship
      • Mendukung program Budaya Mutu

      ________________________________________

      Pertanyaan:
      1. Bagaimana lembaga pendidikan ditempat Anda membangun budaya mutu?
      2. Bagaimana pendapat Anda tentang kutipan berikut: “Your Culture is Your Brand“.
      3. Tantangan apa yang dihadapi lembaga pendidikan dalam membangun budaya mutu?

      ________________________________________

      Langkah Mempertahankan Budaya Mutu
      • Mempertahankan kesadaran mutu sebagai kunci penting
      • Pastikan bahwa ada banyak bukti kepemimpinan manajemen
      • Memberdayakan dan mendorong pengembangan diri dan inisiatif diri karyawan
      • Kenali dan hargai perilaku yang cenderung memelihara dan mempertahankan budaya mutu

      Baca juga: Membangun Mutu dengan Karakter

      Bagaimana ulasan selanjutnya? Silahkan diunduh tautan PowerPoint (ppt) diatas.

      Demikian uraian singkat tentang Membangun Budaya Mutu Organisasi. Semoga bermanfaat & Salam Mutu Pendidikan.

      خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

      ___________________________

      mutupendidikan.com

      Explore: Training & Development

      Temuan Audit Mutu Internal dalam SPMI dan ISO 21001

      Jenis Temuan dalam Audit

      Jenis Temuan dalam Audit

      Dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Lembaga Pendidikan diwajibkan menjalankan kegiatan Audit Mutu Internal (AMI). Ketika menjalankan tugas audit, seringkali auditor mendapatkan beberapa temuan (finding). Jenis temuan dapat bermacam-macam, diantaranya:

      1. TemuanPositif
        • Good Practice; Prestasi
        • Conformities; kesesuaian
      2. Temuannegatif
        • Ketidak sesuaian; Non-conformities (NC)
          • Major (berat)
          • Minor (ringan)
      3. Observasi (OB)
        • Peluang untuk perbaikan (Opportunities for Improvement)

      _________________________________

      _________________________________

      Jenis-Jenis Temuan

      Temuan Positif (kesesuaian):

      Ketika mendapatkan temuan positif. Auditor harus mencatat segala prestasi, keberhasilan, kesuksesan, kesesuaian yang ditemukan. Jadi jangan hanya temuan negatif (non-conformities) saja yang dicatat, namun juga temuan-temuan positif.

      Contoh Temuan-temuan positif seperti:
      • Standar di tingkatkan dan di update sesuai tuntutan perubahan.
      • Kesesuaian program dengan standar.
      • Indikator standar dapat dicapai.
      • Target standar berhasil dilampaui.
      • SOP dijalankan dengan benar.
      • Target SOP dilampaui.
      • Manual SPMI (PPEPP) diimplemenasikan dengan baik.
      • Kebijakan SPMI dipatuhi dan disosialisasikan.
      • Formulir digunakan dengan baik.

      Temuan-temuan positif harus dicatat dan disampaikan dalam laporan audit mutu internal.

      Untuk memperkuat perilaku-perilaku positif agar diulang lagi dikemudian hari. sangat dianjurkan, untuk memberi penghargaaan (reward) bagi unit kerja yang berhasil mendapatkan temuan positif. Hal ini sesuai dengan teori motivasi B.F. Skinner (Reinforcement Theory)

      Baca juga: Klasifikasi Audit Mutu

      Temuan Ketidak sesuaian (KTS):
      Kategori Berat:
      • KTS yang menghambat keberhasilan sertifikasi, akreditasi atau registrasi.
      • KTS yang berpengaruh besar terhadap kualitas produk/pelayanan PT
      • KTS yang menyebabkan risiko kehilangan konsumen/ mahasiswa
      • KTS yang merupakan ancaman/ gangguan terhadap kegiatan atau para pelaksana dalam organisasi.
      Kategori Ringan:
      • KTS yang mudah diperbaiki/diralat
      • KTS yang tidak secara langsung mempengaruhi kualitas produk/pelayanan.
      • KTS yang tidak menghambat perolehan sertifikasi/akreditasi/ registrasi dll.
      Pertanyaan Diskusi:
      1. Sejauh mana peran Audit Mutu Internal bagi keberhasilan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) lembaga pendidikan?
      2. Jenis-jenis temuan apa saja yang ditemukan saat kegiatan AMI?
      3. Bagaimana cara mencatat temuan audit  dengan benar ?
      4. Bagaimana cara menulis PTK (Permintaan Tindakan Koreksi)?

      Untuk mengenal lebih dalam tentang temuan-temuan audit dan aspek-aspeknya, silahkan diunduh file Slideshare diatas.

      Demikian uraian singkat tentang Jenis Temuan dalam Audit Mutu Internal. Semoga bermanfaat.

      _________________________________

      Instagram: @mutupendidikan

      Info Pelatihan

      Politik dan konflik Organisasi

      SPMI, Politik & Konflik Organisasi

      “SPMI, Politik & Konflik Organisasi”

      mutupendidikan.com – Manajer dalam organisasi yang menerapkan TQM perlu juga memahami tentang perilaku politik dalam organisasi. Perilaku politik internal organisasi, apabila dapat dikelola dengan baik akan membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sebaliknya apabila tidak terkelola dengan baik akan berdampak pada  buruknya kinerja organisasi.

      ________________________________

      Power Point (PDF):

      Politik & Konflik Organisasi

      ________________________________

      Dalam organisasi pendidikan, implementasi SPMI juga rentan terhadap masalah politik dan konflik organisasi. Organisasi pendidikan terdiri dari banyak stakeholder yang masing-masing membawa kepentingan yang ingin dicapai.

      Tugas pemimpin dalam organisasi pendidikan adalah mencapat tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Statuta, RIP dan Renstra. Untuk mencapat tujuan organisasi tentu saja akan ada pihak-pihak yang menolak (resistence) untuk mendukung tujuan organisasi.

      Konflik dan politik internal dapat terjadi ketika organisasi menyusun kebijakan SPMI, standar dan manual SPMI. Konflik dan politik internal dapat terjadi saat pelaksanaan Standar, Evaluasi Standar dan pengendalian standar.

      Baca juga: SPMI & Manajemen Konflik

      Pemimpin yang cakap, dapat mengelola konflik dan perilaku politik internal. Pemimpin dapat menciptakan keseimbangan yang etis yang dapat diterima oleh semua pihak. Konflik dan politik internal merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari, namun perlu dikelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektifitas organisasi.

      Pengertian Politik Internal

      Politik internal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi untuk tujuan lain selain kepentingan organisasi.

      Ada beberapa metode politik internal yang sering digunakan dalam organisasi diantaranya sbb:

      • Melobi
      • Membangun koalisi
      • Menerapkan gangguan dan tekanan
      • Berkampanye
      • Bergosip dan menyebarkan rumor
      Bagaimana dampak politik internal terhadap mutu

      Tentu saja apabila konflik dan politik internal tidak terkelola dengan baik akan berdampat negatif seperti:

      • Hilang moral
      • Keputusan yang diragukan
      • Persaingan internal yang tidak produktif
      • Kehilangan karyawan yang terbaik
      • Kelangsungan proses, prosedur, dan teknologi yang kadaluarsa
      • Konflik terus menerus
      • Hilangnya kualitas, persaingan, dan pelanggan

      Untuk penjelasan lebih lengkap, silahkan di unduh file power point diatas.

      Demikian, semoga bermanfaat dan salam mutu.

      ________________________________

      mutupendidikan.com

      Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan


      Hubungi Customer Service kami
      Untuk In-House Training “Manajemen Konflik dalam Organisasi”

      Cara Menulis Prosedur Mutu

      Kapan Perlu Membuat SOP?

      Penulisan Prosedur Mutu yang efektif

      Terkadap kita bingung kapan perlu membuat SOP (Standard Operating Procedure).

      Apakah dibuat sekarang?

      Membuat sebagian atau seluruhnya?

      atau dibuat secara bertahap?

      Nah, untuk mendapatkan wacana ini, silahkan diunduh Slideshare berikut ini:

      Klik disini:

      Kapan Perlu Menyusun SOP ? 

      Hormat kami dan Tetap Semangat,

      mutupendidikan.com

      Pelatihan & Pendampingan


      Untuk Informasi In-House Training “Strategi dan Kiat sukses Pembuatan SOP”

      Hubungi Customer Service Kami


      SPMI

      Membangun Budaya Mutu Pendidikan


      Budaya Mutu yang Unggul merupakan tantangan terberat bagi Institusi Pendididikan (Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah). Mampukah lembaga pendidikan membangun budaya mutu yang handal?

      Karakteristik Budaya mutu unggul
      1. Berorientasi terhadap kepuasan stakeholder.
      2. Obsesi terhadap perbaikan terus menerus.
      3. Keinginan yang tulus akan masukan dan umpan balik.
      4. Pendekatan kerja tim terhadap masalah dan proses.
      5. Kemitraan internal yang saling mendukung.
      6. Rekan kerja dipandang sebagai konsumen internal.
      7. Pelibatan dan pemberian wewenang karyawan secara luas.
      8. Pendidikan dan pelatihan disediakan untuk karyawan pada semua level.
      9. Memiliki standar kerja yang tinggi.
      10. Penghargaan atas prestasi pekerja

      Membangun Budaya Mutu Pendidikan


      Pengertian Budaya Mutu

      Adalah sistem nilai organisasi (Lembaga Pendidikan) yang menciptakan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan perbaikan mutu yang berkesinambungan. Budaya mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur dan harapan tentang promosi mutu.

      Tujuan Budaya Mutu

      untuk membentuk suatu lingkungan organisasi (Lembaga Pendidikan) yang memiliki sistem nilai, tradisi, dan aturan-aturan yang mendukung untuk mencapai perbaikan mutu secara terus menerus.

      • Unsur-unsur Budaya Mutu
      • Peningkatan terhadap layanan Pendidikan
      • Nilai-nilai organisasi pendidikan
      • “Peran Model” dalam organisasi pendidikan
      • Tradisi organisasi
      • Penyebaran budaya
      Tantangan…

      Perubahan budaya merupakan salah satu tantangan paling sulit yang akan dihadapai oleh organisasi (Lembaga Pendidikan). Peran pimpinan puncak menjadi sangat penting. Kadang-kadang, budaya organisasi tidak bisa diubah tanpa perubahan dalam kepemimpinan. Perubahan budaya memerlukan dukungan, ide, dan kepemimpinan dari karyawan di semua tingkatan.

      Membangun Budaya Mutu

      Membangun budaya mutu seperti membangun sebuah bangunan. Menurut Peter Scholtes, manajemen harus dimulai dengan mengembangkan pemahaman tentang “Hukum” dari perbaikan organisasi, yaitu:

      • Memahami sejarah dari budaya yang saat ini ada.
      • Jangan menyalahkan sistem, namun meningkatkannya.
      • Bersiaplah untuk mendengar dan mengamati.
      • Libatkan semua orang yang terkena dampak dari perubahan.
      Tahapan Perubahan

      Menurut Goetch & Davis, tahapan dalam melakukan perubahan / perbaikan budaya mutu dalam organisasi (Institusi Pendidikan), antara lain:

      • Identifikasi perubahan yang dibutuhkan
      • Tulis rencana perubahan
      • Mengembangkan rencana perubahan
      • Memahami proses transisi emosional
      • Mengidentifikasi orang yang berpengaruh dan buat mereka menjadi pendukung
      • Lakukan pendekatan persuasif
      • Terapkan strategi pengenalan (sosialisasi)

      Demikian, semoga bermanfaat…


      mutupendidikan.com


      ×

      Layanan Informasi

      × Hubungi Kami