Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi merupakan kerangka kerja yang penting untuk memastikan tecapainya mutu pendidikan yang berkelanjutan dan peningkatan kinerja institusi (kaizen).
Implementasi SPMI yang efektif membutuhkan kepemimpinan yang “adaptif dan responsif” terhadap dinamika dan kebutuhan organisasi. Saat masih banyak pemimpin belum memahami sesara utuh bagaimana mengadaptasi gaya kepemimpinan dikaitkan dengan jenis karakteristik bawahan
Teori gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard menyediakan pendekatan yang relevan untuk mengelola dan memperkuat SPMI di perguruan tinggi. Artikel singkat ini akan membahas penerapan gaya kepemimpinan situasional dalam konteks penguatan SPMI di perguruan tinggi. Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi dalam penetapan pola gaya kepemimpinan!
Teori Gaya Kepemimpinan Situasional
Hersey dan Blanchard mengembangkan teori gaya kepemimpinan situasional (situational leadership) yang mengidentifikasi 4 (empat) gaya utama, yaitu: instruktif (directing), pelatih (coaching), partisipatif (supporting), dan delegatif (delegating).
Teori ini menekankan pentingnya pemimpin untuk menyesuaikan gaya mereka (sesuai situasional bawahan) berdasarkan tingkat perkembangan, kompetensi, kedewasaan dan komitmen anggota tim.
Gaya Instruktif (Directing): Pemimpin memberikan arahan yang jelas (telling) dan spesifik serta mengawasi dengan ketat. Gaya ini cocok untuk anggota tim yang memiliki kedewasaan tipe R1 (tidak mau dan tidak mampu). Tipe R1 belum memiliki keterampilan atau pengetahuan yang memadai. Tipe (R1) juga memiliki motivasi dan semangat kerja yang rendah, jadi pemimpin harus melakukan arahan dan pengawasan yang tegas.
Gaya Pelatih (Coaching): Pemimpin memberikan arahan tugas dan juga memberikan perhatian dan dukungan emosional (coaching / selling). Gaya ini efektif untuk anggota tim yang memiliki tipe R2 (tidak mampu, tapi mau belajar). Mereka memiliki motivasi tinggi tetapi masih membutuhkan bimbingan dalam keterampilan untuk mengerjakan tugas tertentu. Oleh karena itu gaya coaching lebih cocok untuk bawahan tipe ini.
Gaya Partisipatif (Supporting): Pemimpin mendorong partisipasi dan kolaborasi dari anggota tim yang memiliki tipe R3 (mampu tapi tidak mau). Gaya partisipatif (merangkul) cocok untuk anggota tim yang memiliki keterampilan tinggi, namun kurang memiliki motivasi, atau mungkin kurang percaya diri.
Gaya Delegatif (Delegating): Pemimpin memberikan tanggung jawab penuh kepada anggota tim yang memiliki kompetensi dan kepercayaan diri yang tinggi, bawahan ini memiliki tipe R4 (mampu dan mau). Gaya ini cocok untuk anggota tim yang sudah matang dalam keterampilan dan tanggung jawab. Mereka ada SDM unggul yang memiliki motivasi berprestasi dan sekaligus memiliki skill untuk mengerjakan tugas tertentu.
Gaya Kepemimpinan Situasional
Penerapan Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya Instruktif untuk Pemula (R1) dalam SPMI: Pada tahap awal implementasi SPMI, banyak anggota tim yang mungkin belum familiar dengan konsep dan prosedur SPMI. Dalam situasi ini, pemimpin harus mengadopsi gaya instruktif (perintah tegas) dengan memberikan arahan yang jelas, langkah-langkah rinci, dan supervisi ketat. Pemimpin dapat menyusun manual prosedur PPEPP yang terperinci dan mengadakan pelatihan intensif untuk memastikan semua anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam SPMI.
Gaya Pelatih untuk Pengembangan Keterampilan SPMI: Ketika anggota tim mulai memahami dasar-dasar SPMI tetapi masih memerlukan bimbingan dalam menerapkan konsep secara efektif, pemimpin dapat menggunakan gaya pelatih (coaching). Dalam peran ini, pemimpin memberikan umpan balik yang konstruktif, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, dan memberikan motivasi serta dukungan emosional untuk membangun kepercayaan diri anggota tim. Pemimpin dapat mengadakan program mentoring dan coaching terkait SPMI untuk membantu anggota tim mengatasi kesulitan dan meningkatkan kompetensi mereka. Tipe R2, relatif mudah dibimbing, karena mereka sudah memiliki semangat dan motivasi awal yang tinggi.
Gaya Partisipatif untuk Meningkatkan Keterlibatan Tim: Dalam kasus ini, anggota tim memiliki keterampilan SPMI dan kepercayaan diri yang cukup, namun semangat untuk melaksanakan tugas-tugas SPMI masih rendah, menghadapi situasi ini, pemimpin dapat beralih ke gaya partisipatif (mengajak/ merangkul). Dalam fase ini, pemimpin mendorong partisipasi aktif dan kolaborasi dari anggota tim dalam pengambilan peran tugas-tugas SPMI. Pemimpin dapat membentuk teamwork atau komite SPMI yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa berbagai perspektif dan ide-ide baru dipertimbangkan. Gaya kepemimpinan ini membantu meningkatkan rasa memiliki dan komitmen terhadap proses SPMI.
Gaya Delegatif untuk Tim yang Mandiri: Pada situasi yang lain, ketika anggota tim telah mencapai tingkat kompetensi dan rasa percayaan diri yang tinggi, pemimpin dapat mengadopsi gaya delegatif (menyerahkan kewenangan). Pemimpin memberikan tanggung jawab penuh kepada anggota tim untuk menjalankan dan mengelola kegiatan SPMI secara mandiri. Pemimpin tetap memberikan dukungan strategis dan melakukan monitoring, tetapi intervensi langsung diminimalkan. Gaya ini memungkinkan anggota tim untuk mengambil inisiatif (berkreasi) dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka sendiri.
Implementasi SPMI di perguruan tinggi memerlukan kepemimpinan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika tim dan organisasi. Teori kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard menawarkan pendekatan yang fleksibel dan efektif untuk memperkuat SPMI di perguruan tinggi.
Dengan gaya kepemimpinan situasional yang disesuaikan dengan kesiapan /kematangan bawahan, hasil kerja yang diinginkan akan dapat diperoleh, karena bawahan akan memberikan kontribusi terbaik bila intervensi pemimpin telah disesuaikan dengan kematangan bawahan.
Dengan adaptasi gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat perkembangan, kompetensi, dan komitmen anggota tim, pemimpin dapat meningkatkan efektivitas implementasi SPMI dan mencapai peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
Integrasi gaya kepemimpinan instruktif, pelatih, partisipatif, dan delegatif dalam manajemen SPMI, membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran, kolaborasi, dan inovasi di perguruan tinggi. Stay Relevant!