Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi merupakan salah satu prioritas utama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), dengan siklus PPEPPnya, menjadi instrumen vital dalam memastikan bahwa seluruh proses pendidikan memenuhi standar yang ditetapkan.
Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan SPMI sangat bergantung pada efektivitas komunikasi internal yang dibangun dalam organisasi.
Komunikasi internal yang baik memastikan bahwa semua anggota organisasi memahami visi, tujuan, kebijakan, standar dan prosedur yang ditetapkan, serta berkontribusi secara aktif dalam pelaksanaannya.
SPMI adalah sistem yang dirancang untuk memastikan bahwa seluruh proses pendidikan di perguruan tinggi memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Siklus utama SPMI dikenal dengan PPEPP yaitu:
Komunikasi internal yang efektif adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan SPMI. Melalui komunikasi internal, informasi mengenai kebijakan, standar, dan prosedur mutu dapat disebarkan dengan jelas dan merata kepada seluruh anggota organisasi.
Berikut beberapa alasan utama pentingnya komunikasi internal dalam SPMI:
Dalam rangka mempromosikan pelaksanaan siklus PPEPP, berikut diuraikan contoh-contoh penggunaan media komunikasi internal perguruan tinggi:
Contoh: Pemanfaatan memo dan email untuk menyampaikan informasi penting mengenai kebijakan mutu baru, perubahan prosedur, atau hasil audit mutu. Informasi yang disampaikan harus jelas, ringkas, dan mudah dipahami oleh seluruh anggota organisasi.
Contoh: Mengadakan rapat rutin dengan “agenda khusus” mengenai penjaminan mutu. Rapat ini dapat melibatkan pimpinan, dosen, dan staf administrasi untuk membahas pencapaian, tantangan, dan langkah-langkah peningkatan mutu. Tinjauan manajemen atau RTM, juga dapat dilakukan rutin setiap bulan, karena kecepatan dalam melakukan upaya tindak lanjut adalah hal yang sangat penting.
Contoh: Menerbitkan newsletter internal secara berkala yang berisi berita, pengumuman, dan informasi penting mengenai kegiatan dan pencapaian SPMI. Newsletter ini dapat didistribusikan dalam bentuk cetak maupun elektronik. Informasi singkat bila disampaikan secara terus menerus tentu akan berdampak besar dikemudian hari.
Contoh: Menggunakan papan pengumuman di lokasi strategis untuk menyampaikan informasi terbaru mengenai kebijakan, standar dan prosedur SPMI. Papan pengumuman harus mudah diakses dan selalu diperbarui. Papan pengumuman dapat diletakkan di lorong kampus, di ruang dosen dan karyawan atau ditempat tempat yang strategis.
Contoh: Memanfaatkan intranet untuk menyediakan akses mudah ke dokumen, kebijakan, standar dan prosedur SPMI. Intranet juga dapat digunakan untuk berbagi hasil evaluasi dan laporan kinerja secara transparan.
Sistem informasi SPMI juga dapat disajikan dalam bentuk website khusus yang bisa diakses dari manapun. Untuk menjaga kerahasiaan dokumen, pengguna dapat mengunakan password khusus untuk akses informasi SPMI.
Contoh: Menggunakan platform pesan instan seperti SMS, WA, Line, Trello atau Microsoft Teams untuk komunikasi cepat dan kolaborasi antara tim penjaminan mutu dan anggota organisasi lainnya. Pesan instan memungkinkan respons cepat terhadap berbagai pertanyaan dan masalah yang muncul.
Contoh: Menyusun laporan berkala mengenai kemajuan kinerja penjaminan mutu dan menyebarkannya kepada seluruh anggota organisasi. Laporan ini harus mencakup analisis pencapaian, kendala yang dihadapi, dan rekomendasi perbaikan. Dengan berbagi laporan secara rutin, anggota organisasi dapat update tentang kondisi organisasi terbaru.
Contoh: Mengadakan presentasi untuk menyampaikan hasil evaluasi (monev, audit) dan rencana peningkatan mutu kepada seluruh anggota organisasi. Presentasi ini dapat dilakukan dalam rapat besar atau melalui webinar. Buat slide presentasi yang menarik dan mudah dipahami sehingga meningkatkan gairah dan semangat semua anggota organisasi.
Contoh: Melakukan survei, wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan umpan balik dari dosen, staf, dan mahasiswa mengenai efektivitas kebijakan, standar dan prosedur mutu. Hasil survei digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan merencanakan perbaikan. Input (masukan) untuk bahan Tinjauan manajemen (RTM) perlu dilengkapi dengan hasil survey yang valid dan reliable.
Contoh: Membuat konten video dan menyelenggarakan webinar untuk pelatihan dan penyebaran informasi mengenai SPMI dan budaya mutu. Media ini efektif untuk menjangkau anggota organisasi yang tidak dapat menghadiri rapat secara langsung. file Video dapat diletakan di penyimpanan cloud internal atau di media sosial seperti youtube.
Contoh: Membentuk forum diskusi offline dan online di mana anggota organisasi dapat berbagi ide, bertanya, dan mendiskusikan isu-isu terkait penjaminan mutu. Forum ini memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan kolaboratif. Forum diskusi ini dapat berbentu WA Group dan sejenisnya.
Contoh: Pembuatan konten-konten rutin melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube, Tiktok dan lainnya. Konten dibuat untuk promosi kepada segenap stakeholder bahwa institusi telah berhasil membangun budaya mutu yang berkesinambungan.
Institusi juga dapat membuat buku saku kecil yang berisi komitmen dan tips-tips sederhana terkait SPMI, buku saku wajib dibawa ke kantor sehingga sering dipakai untuk acuan kerja anggota organisasi.
Penguatan SPMI melalui komunikasi internal menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk memastikan bahwa seluruh anggota organisasi (pimpinan, dosen dan karyawan) memahami dan berkontribusi dalam proses penjaminan mutu.
Dengan memanfaatkan berbagai bentuk media dan strategi komunikasi internal, perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan (kaizen).
Komunikasi yang efektif tidak hanya meningkatkan efektivitas, efisiensi dan koordinasi, tetapi juga membangun budaya organisasi yang berfokus pada mutu dan inovasi. Stay Relevant!
Instagram: @mutupendidikan
Layanan Informasi