
" Your Path to Quality Education "
“Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Benar sekali bahwa menjalankan SPMI tidak semudah membalikkan tangan, kemampuan berpikir strategis dan teknis sangat dibutuhkan. Selain itu tentu saja ketrampilan “human relation skills” juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Ketrampilan human relation skills diantaranya adalah ketrampilan komunikasi, ketrampilan membangun motivasi kerja dan ketrampilan leadership.
Saat ini, paling tidak terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam membangun SPMI yang tangguh, diantaranya:
Pertama, membangun komitmen yang kuat untuk menjalankan SPMI secara lengkap dan menyeluruh. Motivasi untuk memberikan layanan prima kepada segenap stakeholder perlu ditingkatkan secara terus menerus.
Baca juga: Komunikasi, SPMI & Budaya Mutu
Sering kali personil yang paham terhadap konsep SPMI masih sebatas pada lingkup pimpinan dan segenat tim Unit Jaminan Mutu. Lalu bagaimana dengan unsur SDM yang lain? Padahal implementasi SPMI harusnya merupakan tanggung jawab semua komponen SDM dalam organisasi.
Kedua, luaran / output implementasi SPMI oleh Perguruan Tinggi yang digunakan oleh BAN PT atau LAM untuk penetapan peringkat akreditasi Perguruan Tinggi atau Program Studi. Salah satu tujuan utama dari pendidikan tinggi adalah pengakuan dari lembaga eksternal, untuk itu tantangan output penerapan SPMI adalah keberhasilan pencapaian Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Hal penting lain dalam implementasi SPMI adalah memetakan standar-standar mutu yang ada Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi agar dapat unggul tentu perlu memiliki strategi positioning yang jelas. Strategi ini berguna untuk menjadi pembeda satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya. Positioning dapat diturunkan dalam bentuk standar-standar baru yang relevan dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
Baca juga: Tips Komunikasi Auditor SPMI
Ketiga, terbitnya Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Permendikbud No.3 tahun 2020) tentu memberikan tantangan tersendiri bagi pengelola perguruan tinggi. Peraturan baru ini banyak memberikan muatan pada konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Terbitnya ketentuan MBKM ini, dalam implementasinya tentu perlu di evaluasi dan di monitoring secara terus menerus, terkait sejauh mana peraturan ini memberi manfaat pada para mahasiswa dan segenap pemangku kepentingan yang lain.
Keempat, tantangan perguruan tinggi berikutnya adalah semakin berkembangnya ragam Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang masing-masing memberi muatan kriteria tambahan. Saat ini ada beberapa LAM yang dikembangkan misal LAM DIK, LAM INFOKOM, dan lain-lain. Bagi masing-maing program studi, tentu saja perlu terus-menerus mencermati kriteria-kriteria tambahan yang diwajibkan dari masing-masing LAM baru tersebut.
Kelima, saat ini, persaingan global di tingkat internasional yang menuntut Perguruan Tinggi untuk mampu mengimplementasikan standar-standar internasional. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah, perlu selektif memilih standar internasional yang akan dipakai sebagai acuan kerja. Tantangan yang perlu dihadapi adalah bagaimana perguruan tinggi mampu mengintegrasikan standar internasional yang dipilih dengan standar-standar SPMI yang telah dimiliki Perguruan Tinggi.
Demikian uraian singkat tentang Dinamika Penerapan SPMI di Perguruan Tinggi, semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
___________________________________
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan
“Membangun Budaya Mutu Organisasi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Budaya Mutu merupakan sistem nilai dari sebuah organisasi yang menghasilkan keadaan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan perbaikan yang berkelanjutan dalam segi mutu.
Budaya Mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang mengedepankan mutu. Lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah, yang ingin menerapkan manajemen Total Quality, penting sekali untuk membangun budaya mutu sedini mungkin.
Silahkan diunduh file PowerPoint / PDF berikut:
_________________________________
Belajar Mudah dengan PowerPoint (PDF):
Follow Instagram: @mutupendidikan
_________________________________
Perubahan budaya adalah salah satu tantangan yang paling sulit bagi banyak organisasi. Budaya organisasi akan sulit untuk dirubah /diperbaiki tanpa perubahan terlebih dahulu dari seorang pemimpin. Sebagaimana Ki Hajar Dewantoro mengajarkan:
“Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”
Petuah tokoh pendidikan ini menjelaskan bagaimana peran penting figur pemimpin. Pemimpin memainkan peran sentral dalam membangun budaya mutu. Bawahan sudah tentu punya kecenderungan meniru perilaku pemimpin sebagai “role model“.
Pemimpin yang punya kepedulian pada mutu, akan ditiru oleh para bawahan. Sebaliknya pemimpin yang acuh pada kegiatan menjaga mutu akan ditiru pula oleh para bawahan.
________________________________________
________________________________________
Baca juga: Membangun Mutu dengan Karakter
Bagaimana ulasan selanjutnya? Silahkan diunduh tautan PowerPoint (ppt) diatas.
Demikian uraian singkat tentang Membangun Budaya Mutu Organisasi. Semoga bermanfaat & Salam Mutu Pendidikan.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
___________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
Jenis Temuan dalam Audit
Dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Lembaga Pendidikan diwajibkan menjalankan kegiatan Audit Mutu Internal (AMI). Ketika menjalankan tugas audit, seringkali auditor mendapatkan beberapa temuan (finding). Jenis temuan dapat bermacam-macam, diantaranya:
_________________________________
_________________________________
Ketika mendapatkan temuan positif. Auditor harus mencatat segala prestasi, keberhasilan, kesuksesan, kesesuaian yang ditemukan. Jadi jangan hanya temuan negatif (non-conformities) saja yang dicatat, namun juga temuan-temuan positif.
Temuan-temuan positif harus dicatat dan disampaikan dalam laporan audit mutu internal.
Untuk memperkuat perilaku-perilaku positif agar diulang lagi dikemudian hari. sangat dianjurkan, untuk memberi penghargaaan (reward) bagi unit kerja yang berhasil mendapatkan temuan positif. Hal ini sesuai dengan teori motivasi B.F. Skinner (Reinforcement Theory)
Baca juga: Klasifikasi Audit Mutu
Untuk mengenal lebih dalam tentang temuan-temuan audit dan aspek-aspeknya, silahkan diunduh file Slideshare diatas.
Demikian uraian singkat tentang Jenis Temuan dalam Audit Mutu Internal. Semoga bermanfaat.
_________________________________
Instagram: @mutupendidikan
“SPMI, Politik & Konflik Organisasi”
mutupendidikan.com – Manajer dalam organisasi yang menerapkan TQM perlu juga memahami tentang perilaku politik dalam organisasi. Perilaku politik internal organisasi, apabila dapat dikelola dengan baik akan membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sebaliknya apabila tidak terkelola dengan baik akan berdampak pada buruknya kinerja organisasi.
________________________________
________________________________
Dalam organisasi pendidikan, implementasi SPMI juga rentan terhadap masalah politik dan konflik organisasi. Organisasi pendidikan terdiri dari banyak stakeholder yang masing-masing membawa kepentingan yang ingin dicapai.
Tugas pemimpin dalam organisasi pendidikan adalah mencapat tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Statuta, RIP dan Renstra. Untuk mencapat tujuan organisasi tentu saja akan ada pihak-pihak yang menolak (resistence) untuk mendukung tujuan organisasi.
Konflik dan politik internal dapat terjadi ketika organisasi menyusun kebijakan SPMI, standar dan manual SPMI. Konflik dan politik internal dapat terjadi saat pelaksanaan Standar, Evaluasi Standar dan pengendalian standar.
Baca juga: SPMI & Manajemen Konflik
Pemimpin yang cakap, dapat mengelola konflik dan perilaku politik internal. Pemimpin dapat menciptakan keseimbangan yang etis yang dapat diterima oleh semua pihak. Konflik dan politik internal merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari, namun perlu dikelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektifitas organisasi.
Politik internal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi untuk tujuan lain selain kepentingan organisasi.
Ada beberapa metode politik internal yang sering digunakan dalam organisasi diantaranya sbb:
Tentu saja apabila konflik dan politik internal tidak terkelola dengan baik akan berdampat negatif seperti:
Untuk penjelasan lebih lengkap, silahkan di unduh file power point diatas.
Demikian, semoga bermanfaat dan salam mutu.
________________________________
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
Terkadap kita bingung kapan perlu membuat SOP (Standard Operating Procedure).
Apakah dibuat sekarang?
Membuat sebagian atau seluruhnya?
atau dibuat secara bertahap?
Nah, untuk mendapatkan wacana ini, silahkan diunduh Slideshare berikut ini:
Hormat kami dan Tetap Semangat,
mutupendidikan.com
Pelatihan & Pendampingan
Hubungi Customer Service Kami
Budaya Mutu yang Unggul merupakan tantangan terberat bagi Institusi Pendididikan (Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah). Mampukah lembaga pendidikan membangun budaya mutu yang handal?
Membangun Budaya Mutu Pendidikan
Adalah sistem nilai organisasi (Lembaga Pendidikan) yang menciptakan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan perbaikan mutu yang berkesinambungan. Budaya mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur dan harapan tentang promosi mutu.
untuk membentuk suatu lingkungan organisasi (Lembaga Pendidikan) yang memiliki sistem nilai, tradisi, dan aturan-aturan yang mendukung untuk mencapai perbaikan mutu secara terus menerus.
Perubahan budaya merupakan salah satu tantangan paling sulit yang akan dihadapai oleh organisasi (Lembaga Pendidikan). Peran pimpinan puncak menjadi sangat penting. Kadang-kadang, budaya organisasi tidak bisa diubah tanpa perubahan dalam kepemimpinan. Perubahan budaya memerlukan dukungan, ide, dan kepemimpinan dari karyawan di semua tingkatan.
Membangun budaya mutu seperti membangun sebuah bangunan. Menurut Peter Scholtes, manajemen harus dimulai dengan mengembangkan pemahaman tentang “Hukum” dari perbaikan organisasi, yaitu:
Menurut Goetch & Davis, tahapan dalam melakukan perubahan / perbaikan budaya mutu dalam organisasi (Institusi Pendidikan), antara lain:
Demikian, semoga bermanfaat…
mutupendidikan.com
Sebelum mengenal serba-serbi tentang tes psikologi atau psikotes, berikut akan sedikit diulas tentang pengertian tes menurut para ahli psikologi.
Kata “Tes” berasal dari bahasa latin, yang berbunyi “testum”, artinya adalah alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata “tes” memiliki makna ukuran yang digunakan untuk membedakan emas dan perak dari benda atau logam-logam yang lain. Dalam perjalanan waktu, lama kelamaan arti “tes” menjadi lebih umum, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
Dalam disiplin ilmu psikologi, kata “tes” awalnya digunakan oleh pakar psikologi bernama J.M Cattell (1890). Bagaimana dengan saat ini? Ternyata para ahli memiliki pendapat yang beragam tentang makna dan pengertian tes. Berikut akan di uraikan pengertian tes dari berbagai ahli psikologi:
Demikian penjelasan singkat tentang pengertian “Tes” dari berbagai pakar /ahli dibidang psikologi. Bagaimana pengertian”Tes” Menurut Anda?
Demikian semoga bermanfaat
admin,
mutupendidikan.com
Layanan Jasa Psikotes (Tes Psikologi)
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:
jasa psikotes untuk sma, layanan psikotes untuk sd, tes psikologi untuk sd, tes psikologi untuk perguruan tinggi, konseling dan tes psikologi, biro psikologi, biro tes psikologi, psychology testing for education, cari jasa tes psikologi jakarta, info layanan tes psikologi di surabaya, layanan tes psikologi di bandung, jasa psikotes yogyakarta, layanan psikotes surabaya, layanan psikotes depok, jasa psikotes bekasi dan tangerang
Layanan Jasa Tes Psikologi
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Tes Psikologi bermanfaat untuk mengklasifikasi potensi siswa didik sehingga mereka bisa mengambil manfaat dari berbagai jenis jurusan / pelajaran sekolah yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin dapat memahami matematika dengan mudah namun sebagian anak lainnya menganggap matematika adalah mata pelajaran yang rumit. Dengan mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, memudahkan guru dalam memberikan pelajaran dan memberikan bimbingan yang lebih intensif pada siswa. Siswa yang memiliki kemampuan yang menonjol pada satu atau beberapa mata pelajaran tertentu dapat lebih memaksimalkan potensi dan kemampuannya. Dalam kasus permasalahan belajar, tes psikologi juga bermanfaat untuk membantu proses konseling, baik pada tingkat pra sekolah, tingkat sekolah dasar /menengah dan perguruan tinggi.
Cukup banyak ragam tes psikologi yang dapat diterapkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di bidang-bidang tertentu. Tes psikologi yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat inteligensi dan kemampuan pada anak-anak diantaranya, skala wechsler, skala intelegesi Stanford-Binet, skala kaufman, dan skala kemampuan diferensial.
Terdapat 15 tes dalam tes Stanford-Binet yang mewakili 4 bidang kognitif utama yaitu penalaran verbal, penalaran abstrak/visual, penalaran kuantitatif dan memori jangka pendek. Tim Psikolog, juga memiliki kesempatan untuk menilai karakteristik emosional dan motivasional tertentu seperti kemampuan konsentrasi , tingkat aktivitas, rasa percayaan diri dan ketekunan.
Skala Wechsler, disamping penggunaannya sebagai pengukuran kemampuan inteligensi umum, skala Wechsler dapat pula digunakan dalam diagnosis psikiatris. Contohnya antara lain observasi kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan lain lain. Kemerosotan emosional dapat mempengaruhi sebagian fungsi intelektual individu.
Skala Kaufman, Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC), adalah alat tes inteligensi yang lebih mutakhir dari tes-tes sebelumnya. Skala kaufman memberi label anak didik dengan angka tunggal dan evaluatif seperti misalnya IQ tentu saja diadakan melalui penggunaan skor-skor majemuk, analisis profil, dan interpretasi diagnostik. Pengukuran Skala Kaufman kurang mengandalkan keterampilan verbal sehingga alat ini dapat digunakan sebagai pilihan untuk anak-anak dengan kemahiran bahasa inggris yang terbatas atau yang memiliki gangguan pendengaran. Bentuk skala lain yang bisa digunakan adalah Skala kemampuan diferensial (Differential Ability Scales). Bentuk skala ini akan diuraikan dalam kesempatan lain.
Sering kita menjumpai pelajar yang pandai saat sekolah di SMU kemudian diterima di perguruan tinggi unggulan namun kemudian justru mengalami kemunduran saat kuliah, mengapa hal ini dapat terjadi? Alasan yang rasional karena yang menjadi pertimbangan saat pemilihan jurusan tidak hanya kemampuan akademis dan kesesuaian minat tetapi juga prestise kampus maupun pertimbangan kemudahan mendapat pekerjaan setelah lulus. Inilah yang menjadi kendala saat membantu siswa memilih jurusan di perguruan tinggi.
Psikolog dapat menginterpretasikan hasil tes dan menyampaikan hasilnya pada pengguna tes (kepala sekolah/ konselor) dan orang tuanya sebagai dasar acuan dalam pemilihan jurusan yang sesuai maupun dalam pemilihan arah karir sehingga siswa tidak akan merasa keliru dalam pemilihan jurusan yang tidak cocok dengan kemampuan, bakat dan minat siswa.
Psikotes atau Tes psikologi juga sering dipakai untuk penyeleksian siswa yang melamar masuk sekolah-sekolah profesional. Lembaga pendidikan profesional menuntut siswa untuk memiliki keahlian di bidang tertentu sehingga memerlukan seleksi yang lebih ketat dalam penerimaan siswa baru. Contoh untuk sekolah penerbang yang akan mencetak pilot yang handal, membutuhkan calon siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.
Demikian semoga informasi singkat ini dapat bermanfaat, Aamiin.
Salam mutu
admin,
mutupendidikan.com
Layanan Jasa Tes Psikologi
>>> Informasi Tes Psikologi untuk Mutu Pendidikan <<<
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini:
tujuan tes psikologi, manfaat psikotes bagi siswa, penggunaan hasil tes psikologi, tes psikologi untuk anak, tes psikologi anak, manfaat psikologi dalam pendidikan, penggunaan hasil tes psikologis bagi guru mata pelajaran, tes psikologi pendidikan, penggunaan hasil tes psikologi bagi guru mata pelajaran, manfaat psikologi pendidikan, penggunaan hasil psikotes, penggunaan hasil tes psikotes bagi guru pembimbing
Layanan Jasa Psikotes
>>> KLIK DISINI <<<
Tes kepribadian (personality test) bertujuan untuk memperoleh gambaran tantang kepribadian (personality) individu. Hasil tes kepribadian dapat digunakan untuk berbagai bidang misalnya untuk keperluan klinis, HRD, sosial dan lain-lain. Ada berbagai alat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran kepribadian individu, berikut contoh tes kepribadian yang sering digunakan.
Tes Menggabar Orang (Draw a Person/DAP) dirintis oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Selanjutnya Dr.Dale B.Harris menyempurnakan tes DAP pada tahun 1963. Dr Harris menyebut tes ini dengan nama Goodenough-Harris Drawing Test. Alat tes ini cukup populer, dan sering dipakai sampai saat ini.
Dalam Tes DAP, psikolog akan meminta klien untuk menggambar orang. Karena tes DAP berbasis grafis (menggabar), maka tidak terlalu sulit bagi klien yang mengalami masalah bahasa dan angka. Melalui psikolog yang berpengalaman, Tes DAP dapat memberikan informasi gambaran karakteristik individu. Bentuk-bentuk fisik orang, ketegasan gambar dan bentuk-bentuk yang dimunculkan dapat memberi makna kepribadian. DAP sering digunakan sebagai salah satu alat untuk seleksi calon pegawai.
Tes Wartegg tergolong sebagai salah satu bentuk tes grafis. Tes Wartegg dirintis oleh Krueger dan Sander, keduanya berasal dari Universitas Leipzig. Perbaikan dan penyempurnaan berikutnya dilakukan oleh Ehrig Wartegg dan Marian Kinget. Walaupun awalnya dirintis oleh Sander dan Krueger, nama Wartegg ternyata lebih dikenal.
Tes warteg dimaksudkan untuk menggambarkan kepribadian manusia dari sudut pandang aspek-aspek tertentu, seperti emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan nilai-nilai atas realitas. Setiap individu memiliki kemampuan untuk mengerjakan tes ini dengan penekanan dan intensitas yang berbeda. Keragaman ini memberikan menegaskan situasi pada individu yang mengerjakan.
Tes Warteg menyuguhkan kertas kerja yang berisi beberapa stimulan gambar. Klien diminta untuk melanjutkan gambar-gambar stimulan tersebut sesuai kecenderungan masing-masing individu. Penilaian & intepretasi dilakukan oleh psikolog yang berpengalaman berdasarkan pada hasil gambar tersebut.
Tes Pauli & Kraepelin dirancang untuk mengukur daya tahan individu. Tes Pauli dan Kreapelin juga dapat menggambarkan beberapa aspek psikologi, seperti emosi, kemauan, penyesuaian diri dan stabilitas individu. Tes ini umumnya dilaksanakan pada sesi akhir dari rangkaian kegiatan tes psikologi. Tes ini cukup populer dan banyak digunakan untuk seleksi penerimaan karyawan.
Tes ini pertama-tama dikembangkan oleh Emil Kraepelin. Kraepelin mulanya mengembangkan alat ini untuk mendiagnosa gangguan pada otak, seperti misalnya dimensia dan alzheimer. Bersama rekannya Richard Pauli, Kraepelin merintis alat ukur tersebut sehingga dapat digunakan untuk mengenali kepribadian individu secara umum.
Bagaimana bentuk dan operasional tes ini? Secara operasional tes ini cukup simpel, tugas yang diminta pada klien hanya perintah pengerjaan penjumlahan deretan angka. Dengan batasan waktu tertentu, klien diminta melakukan penjumlahan angka-angka secara berturut. Salah satu hambatan terbesar pada tes ini adalah jumlah angka yang sangat banyak yang harus dikerjakan. Hal inilah yang menyebabkan tes ini kerap disebut sebagai tes koran. Tes Pauli ini mencoba mencari gambaran kepribadian melalui coretan & perhitungan-perhitungan yang dilakukan. Dengan tes Pauli ini, psikolog akan memperoleh gambaran individu terkait konsentrasi, emosi, stabilitas dan daya tahan. Demikian sekilas informasi tentang pengenalan tes kepribadian, semoga bermanfaat.
Dalam kesempatan lain, InsyaAllah akan dikenalkan bentuk-bentuk tes kepribadian lainnya, semangat.
Demikian semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.
admin,
mutupendidikan.com
Layanan Jasa Psikotes
>>> KLIK DISINI <<<
Kata kunci untuk memudahkan pencarian informasi: Informasi tes psikologi, tempat pelayanan tes psikologi, biro tes psikologi indonesia, lembaga psikotes profesional, tes psikologi bandung, tes psikologi jakarta, tes psikologi surabaya, psikotes malang, psikotes yogyakarta, psikotes semarang, tes psikologi indonesia, tes psikologi minat dan bakat, tes psikologi IQ intelegensi, psikotes kepribadian, tes prestasi siswa, jasa tes psikologi
Saat ini ilmu psikologi terapan semakin dirasakan manfaatnya bagi dunia pendidikan, baik di level Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah, maupun sekolah tingkat dasar. Dari dukungan psikologi terapan ini akan dapat diprediksi segenap potensi yang ada pada anak didik.
Cara umum yang sering digunakan untuk mengungkap potensi tersebut adalah dengan tes psikologi atau lebih sering disebut “psikotes”. Dari berbagai tes yang kami lakukan akan dapat terukur antara lain : Potensi Bakat, Minat, Tingkat Kecerdasan dan Kepribadian. Hasil tes ini dapat pula mendukung untuk memberikan arah kelanjutan Studi.
Pengukuran aspek psikologi di atas merupakan usaha yang sangat penting dalam usaha memaksimalkan potensi siswa dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes, diharapkan dapat memberikan masukan dalam menentukan berbagai macam kebijakan pendidikan dan sebagai data yang akurat bagi pemangku kepentingan di dunia pendidikan (Rektor, Kepala Sekolah, Guru, Murid, Orang tua, dll)
Penjadi pelaksana jasa Tes Psikologi (Psikotes) terbaik untuk Mutu Pendidikan Indonesia
Sasaran untuk tingkat SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi
Demikian, profile ini disampaikan. Apabila ada hal yang kurang jelas, mohon tidak ragu untuk menghubungi customer service kami, Terima kasih.
Kontak Kami:
Customer Service ( Klik disini )
“Kepuasan Anda adalah komitmen nomor satu kami”
Kata kunci untuk memudahkan pencarian blog ini: tujuan tes psikologi, manfaat psikotes bagi siswa, penggunaan hasil tes psikologi, tes psikologi untuk anak, tes psikologi anak, manfaat psikologi dalam pendidikan, penggunaan hasil tes psikologis bagi guru mata pelajaran, tes psikologi pendidikan, penggunaan hasil tes psikologi bagi guru mata pelajaran, manfaat psikologi pendidikan, penggunaan hasil psikotes, penggunaan hasil tes psikotes bagi guru pembimbing, tes psikologi sma, tes psikologi smp, psikotes sd, biro jasa tes psikologi
Visi: Senantiasa Bergerak dan Berempati untuk Menebar Manfaat bagi Mutu Pendidikan di Indonesia
Misi: Penguatan SPMI, Siklus PPEPP dan Budaya Mutu Pendidikan
Badan Hukum: PT. Fokus Inovasi Andalan Sejahtera. Kemenkumham no. AHU-0065119.AH.01.02. Perijinan berusaha, Sertifikat: 12092200264270005
Copyright © 2025 | mutupendidikan.com