• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Daily Archive 29/11/2023

SPMI dan Market Positioning

SPMI dan Market Positioning

SPMI dan Market Positioning

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Market Positioning

Market positioning adalah konsep dalam ilmu marketing yang mengacu pada bagaimana organisasi atau merek tertentu memposisikan diri dalam benak konsumen. Tujuan dari market positioning adalah untuk membuat merek atau layanan organisasi menjadi lebih menarik dan berbeda dari layanan kompetitor. Keberhasilan market positioning dapat menawarkan nilai tambah atau manfaat yang “unik” dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (stakeholder).

Market positioning meliputi beberapa aktivitas penting, termasuk segmentasi pasar, targeting, dan positioning (STP). Segmentasi pasar adalah proses membagi-bagi pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen. Targeting adalah upaya memilih kelompok-kelompok konsumen yang paling menjanjikan untuk menjadi target pelanggan. Posisi pasar (positioning) kemudian dipilih dan ditetapkan. Organisasi yang sukses berusaha memposisikan layanan mereka, sehingga terlihat jelas dalam benak konsumen dengan mempertimbangkan atribut layanan, manfaat, dan pesan-pesan promosi.

Untuk membangun posisi pasar yang efektif, organisasi perlu mengenal, memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan. Organisasi perlu melakukan analisis kompetitor, analisis SWOT dan tren perubahan lingkungan pasar. Market positioning yang dirumuskan dengan baik, dapat membantu organisasi untuk tampil beda, meningkatkan kesadaran merek, dan menghasilkan nilai penjualan yang lebih baik.

SPMI dan Market Positioning

Konsep SPMI dan Market Positioning perlu saling mendukung dan melengkapi dalam konteks mencapai keberhasilan organisasi. Dalam SPMI, lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah) berusaha untuk memahami kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen,  lalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan atau jasa mereka agar memenuhi harapan tersebut.

Sedangkan, market positioning dapat membantu lembaga pendidikan untuk memilih pangsa pasar yang tepat (targeting), mengambil posisi yang menguntungkan sehingga lembaga pendidikan memiliki keunikan (diferensiasi) dan menempati kesan tertentu di benak/ pikiran konsumen.

Dengan memahami konsep market positioning, lembaga pendidikan dapat merancang strategi SPMI yang lebih tepat sasaran, lebih efektif dalam memenuhi harapan-harapan stakeholder. 

Market positioning dapat memberi berkontribusi bagi keberhasilan SPMI dengan memastikan bahwa lembaga pendidikan dapat fokus pada meningkatkan standar-standar SPMI yang relevan dengan kebutuhan dan harapan Stakeholder. Isi standar dirancang dengan menyesuaikan pada posisi pasar yang telah dipilih.

Contoh Market Positioning

Berikut adalah beberapa contoh market positioning di industri pendidikan:

  1. Fokus pada mutu pendidikan: Institusi pendidikan dapat memposisikan diri sebagai penyedia pendidikan bermutu tinggi, mengutamakan pengajaran yang efektif, kurikulum yang komprehensif, dan kelas-kelas yang kecil untuk memastikan perhatian yang lebih banyak siswa / mahasiswa.
  2. Harga yang terjangkau: Institusi pendidikan dapat memposisikan diri sebagai tempat yang menawarkan pendidikan bermutu dengan harga yang terjangkau.
  3. Spesialisasi di bidang tertentu: Institusi pendidikan dapat memposisikan diri sebagai spesialis dalam bidang-bidang tertentu, seperti kelautan,teknologi informasi, bisnis IT, kedokteran penyakit tropis, atau seni dan desain. Dengan fokus pada bidang tertentu, lembaga pendidikan dapat menarik calon siswa / mahasiswa yang memiliki minat dan bakat yang sama. Universitas Lambung Mangkurat di Kota Banjarmasin, mengambil posisi sebagai spesialis dalam bidang pengelolaan lingkungan lahan basah.
  4. Keunggulan ekstrakurikuler: Lembaga pendidikan menawarkan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, unik dan menarik, contoh klub orkestra, olahraga, musik jazz, seni, atau program-program sosial.
  5. Akreditasi & sertifikasi: Lembaga pendidikan dapat memposisikan diri sebagai tempat yang menawarkan program yang diakui secara resmi oleh badan-badan akreditasi atau sertifikasi, seperti BAN PT, BAN SM, LAM, ISO 21001 dll.

Demikian uraian singkat tentang SPMI dan Market Positioning, semoga bermanfaat. Stay Relevant!


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

SPMI dan Followership

Peran Followership bagi Keberhasilan SPMI

SPMI dan Followership

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Pengertian Followership

Followership adalah kemampuan bawahan untuk menjadi pengikut yang efektif dalam sebuah organisasi atau tim. Followership mencakup keterlibatan aktif dalam mencapai sasaran organisasi dan aktif membantu pemimpin dalam penyelesaian pekerjaannya.

Followership tidak cukup sekadar mengikuti perintah dari pimpinan (secara pasif), tetapi juga aktif partisipasi dalam mengambil keputusan. Aktif memberikan ide serta masukan untuk mencapai tujuan organisasi. Followership yang efektif mampu memberi kontribusi pada organisasi. Followership meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu pekerjaan dalam organisasi.

Peran Followership bagi Keberhasilan SPMI

SPMI merupakan pendekatan manajemen yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan dan kepuasan stakeholder. SPMI dibangun melalui partisipasi aktif semua anggota karyawan dalam organisasi. Membangun partisipasi aktif semua anggota, memerlukan ketrampilan Followership. Jadi Followership sangat dibutuhkan bagi keberhasilan Sistem Penjaminan Mutu (SPMI).

Berikut beberapa manfaat dan peran followership bagi keberhasilan SPMI:

  1. Patuh pada Aturan: Followership dicirikan patuh mengikuti panduan, standar dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk mencapai mutu pendidikan yang diinginkan. Seorang pengikut yang efektif akan berusaha memahami & mengikuti standar-standar SPMI lembaga pendidikan dengan cermat dan konsisten.
  2. Aktif Berpartisipasi: Ikut aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pencapaian mutu pendidikan, tidak hanya menerima keputusan yang dibuat oleh pemimpin, namun juga memberikan ide, masukan dan saran yang inovatif bagi peningkatan mutu. Berusaha meningkatkan standar SPMI agar semakin unggul dalam memberi pelayanan pada stakeholder.
  3. Komunikasi Asertif: Mampu berempati dan berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja dan manajemen. Pengikut yang efektif akan berkomunikasi dengan asertif, jelas dan terbuka, mampu membantu memperbaiki mutu pendidikan dan memperkuat hubungan kerja (human relationship) di dalam organisasi.
  4. Menjadi Teladan: Menjadi teladan yang baik bagi pegawai lain dalam lembaga. Pengikut yang efektif akan memperlihatkan semangat, dedikasi dan keseriusannya terhadap SPMI, mampu memotivasi karyawan lain untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan mutu.

Berikut ada beberapa tipe follower:

  • Tipe Sheep: adalah tipe individu yang demikian pasif dan membutuhkan motivasi dari pemimpin.
  • Tipe Yess-man: adalah tipe bawahan yang selalu berkomitmen untuk pemimpin kelompok, dan akan selalu di baris terdepan dalam menjalankan perintah dari pimpinan.
  • Tipe Pragmatis: Karyawan tipe ini tidak proaktif sama sekali, dan akan mengikuti apa yang menjadi keinginannya.
  • Tipe Alien: Karyawan dengan tipe yang cerdas, namun tidak cocok dengan anggota tim yang lain dan cenderung untuk menurunkan semangat karyawan lain. Tipe ini cenderung akan selalu komplain dan mempertanyakan keputusan dari pimpinan.
  • Tipe Star follower: Karyawan ini adalah teladan yang pemikir positif dan aktif. Karyawan tipe ini tidak akan secara membabi buta menerima keputusan pimpinan. Bijak dan selalu empati memahami orang lain. Pengikut tipe ini bisa berhasil walau tanpa kehadiran seorang pemimpin.

Tentu tipe terakhir (Star Follower) adalah yang terbaik bagi keberhasilan SPMI. Follower yang positif dan aktif mensukseskan keberhasilan manajemen mutu. Aktif meningkatkan standar mutu dan menerapkan secara konsisten pada segenap unit yang dipimpinnya.

Penutup, perilaku followership sangat penting bagi keberhasilan SPMI. Followership dapat membantu meningkatkan partisipasi karyawan, meningkatkan komunikasi di internal organisasi, dan meningkatkan pencapaian standar mutu SPMI. Stay Relevant !


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Tantangan dalam Implementasi SPMI

Tantangan dalam Implementasi SPMI

Tantangan dalam Implementasi SPMI

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi, sekolah dan madrasah di Indonesia tidaklah mudah. Kendala-kendala yang ditemukan perlu dihadapi dengan optimis dan menjadikan sebagai tantangan yang harus dihadapi. 

Berikut beberapa tantangan terkait implementasi SPMI, yang mungkin dapat muncul pada lembaga Anda, dan harus dihadapi dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas:

  1. Rendahnya pemahaman tentang SPMI: Banyak perguruan tinggi, sekolah dan madrasah yang belum terbiasa dengan prinsip-prinsip SPMI, belum sepenuhnya memahami fungsi dan makna SPMI. Hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran tentang pentingnya SPMI dan kurangnya komitmen dari semua pihak dalam menjalankan sistem mutu ini. Tantangannya, bagaimana membangun pemahaman yang kokoh tentang SPMI?
  2. Tingkat partisipasi SDM yang rendah: Implementasi SPMI memerlukan partisipasi aktif dan dukungan dari semua pihak, pimpinan, dosen, guru, mahasiswa, staf, dan semua pihak yang berkepentingan. Sayangnya, masih banyak yang belum/ kurang berpartisipasi aktif dalam menjalankan SPMI, baik karena kurangnya kesadaran atau kurangnya motivasi. Tantangan, bagaimana menumbuhkan partisipasi aktif dan dukungan semua SDM lembaga pendidikan?
  3. Regulasi yang terus berkembang: Dalam pendidikan tinggi, munculnya Permendikbudristek no 53 tahun 2023, menunjukkan bahwa regulasi yang dibuat pemerintah terus diperbaharui dan disempurnakan. Kondisi ini tentu saja membuat anggota organisasi yang terlibat dalam pengembangan mutu harus terus update, tentu saja hal ini tidak mudah. Tantangannya adalah pimpinan institusi pendidikan harus mampu untuk terus menerus memantau perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal, kemudian mengambil langkah-langkah strategis yang tepat.
  4. Kurangnya SDM yang terlatih: Implementasi SPMI memerlukan SDM yang terlatih dan berkompeten dalam mengelola SPMI. Sayangnya, banyak perguruan tinggi, sekolah dan madrasah di Indonesia masih kekurangan tenaga ahli atau staf yang terlatih dalam hal ini. SPMI dipersepsi hanya menjadi tugas dan tanggung jawab unit Penjaminan Mutu saja. Padahal jargon “Quality is everyone’s job” mengandung makna bahwa mutu adalah pekerjaan semua orang dalam organisasi.
  5. Keterbatasan finansial: Implementasi SPMI juga memerlukan budget anggaran yang cukup besar, mulai dari pengembangan sarana prasarana, pembelian alat-alat laboratorium dan perlengkapan hingga pelatihan tim SPMI. Keterbatasan dana seringkali menjadi kendala bagi perguruan tinggi, sekolah dan madrasah, khususnya lembaga yang masih tergolong baru berdiri.

Penutup, agar dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perguruan tinggi, sekolah dan madrasah perlu memperkuat semangat, komitmen dan kesadaran dari semua unsur. Lembaga perlu mengalokasikan budget yang memadai untuk mengembangkan SPMI secara terus menerus.

Pemerintah, khususnya kementerian pendidikan dan kebudayaan, juga perlu membuat regulasi yang sederhana, praktis, mudah dan memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan atau bantuan teknis untuk membantu lembaga dalam menerapkan SPMI dengan baik. Demikian uraian singkat tentang Tantangan dalam Implementasi SPMI.

Stay Relevant !


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Dokumen SPMI Sederhana Menarik

Perlukah Dokumen SPMI dibuat Sederhana & Menarik?

Perlukah Dokumen SPMI dibuat Sederhana dan Menarik?

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Tips agar Dokumen SPMI tidak Membosankan

Bagaimana cara membuat dokumen SPMI Pendidikan Tinggi seperti Kebijakan SPMI, Manual PPEPP, Standar SPMI, dan Formulir lebih sederhana, tidak membosankan dan menarik untuk dibaca? 

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat dokumen SPMI lebih sederhana dan menarik untuk dibaca:

  1. Desain yang Menarik: Gunakan elemen-elemen visual seperti infografik, gambar, atau tabel untuk membantu memperjelas pesan yang ingin disampaikan. Pastikan desainnya sederhana (simpel) & tidak terlalu banyak memakai warna agar tidak terkesan berlebihan. Dokumen kebijakan SPMI merupakan dokumen level I yang perlu diperhatikan terlebih dahulu bentuk tampilannya.
  2. Bahasa yang Mudah Dipahami: Hindari menggunakan bahasa (kosa kata) yang terlalu teknis & sulit dipahami oleh orang awam. Gunakan istilah-istilah yang umum dipakai dan beri penjelasan jika diperlukan. Dalam pembuatan dokumen SPMI, dianjurkan menambahkan penjelasan (definisi) untuk kata-kata teknis yang sulit dipahami orang awam.
  3. Teks Pendek & Padat: Hindari menggunakan kalimat-kalimat yang terlalu panjang & rumit. Pisahkan isi dokumen SPMI menjadi paragraf pendek dan padat. Gunakan titik dan koma untuk mempermudah pemahaman. Dengan demikian, membaca dokumen menjadi nyaman dan tidak melelahkan.
  4. Informasi dalam Bentuk List: Gunakan bullet untuk memisahkan poin-poin penting dalam dokumen SPMI. Dengan cara ini, dokumen SPMI menjadi lebih simpel, dapat membantu pembaca untuk lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan.
  5. Fokus pada Pesan Utama: Pastikan pesan utama dalam dokumen SPMI jelas dan terletak di awal dokumen. Gunakan kata kunci (key word) untuk memperjelas tujuan dokumen tersebut. Dokumen SPMI menjadi lebih mudah dipahami bilamana pesan-pesan utama jelas dan diletakkan di awal dokumen.
  6. Memakai Format PDF: Untuk memudahkan akses & pengiriman dokumen SPMI, gunakan format PDF yang dapat dibuka di berbagai perangkat dan sistem operasi. Format PDF memiliki kelebihan diantaranya: Mudah dibaca dan dicetak, ukuran file kecil, keamanan data dan konsistensi tampilan.

Dengan mengikuti beberapa tips di atas, dokumen SPMI akan lebih mudah dibaca, dipahami dan menarik bagi para pemakai. Stay Relevant!


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

SPMI dan Pengendalian Dokumen

SPMI dan Pengendalian Dokumen

SPMI dan Pengendalian Dokumen

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dikdasmen adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Pengendalian Dokumen

Pengendalian dokumen adalah kegiatan pengaturan, pengawasan, dan pemeliharaan dokumen yang diperlukan oleh organisasi. Kegiatan ini meliputi pengumpulan, pengorganisasian, penataan, penyimpanan, pemutakhiran (update), dan distribusi dokumen-dokumen pada unit-unit yang memerlukan.

Kegiatan Pengendalian dokumen umumnya dilakukan untuk memastikan bahwa semua dokumen-dokumen organisasi dipastikan telah dikelola dengan baik, update, mudah diakses oleh unit kerja yang berwenang, dan tidak mengalami kerusakan atau hilang.

SPMI dan Pengendalian Dokumen

Dalam Permendikbudristek no 53 tahun 2023, pasal 69 ayat 1, point a.4. disebutkan: Perguruan tinggi dalam mengimplementasikan SPMI mempunyai tugas: menetapkan perangkat SPMI yang minimal mencakup: “tata cara pendokumentasian implementasi SPMI“.

Dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), pengendalian dokumen memainkan peran penting dalam menjaga konsistensi dan mutu layanan pendidikan (perguruan tinggi, sekolah dan madrasah). Contoh dokumen SPMI untuk pendidikan tinggi diantaranya: Kebijakan SPMI, Manual PPEPP, Standar SPMI dan formulir-formulir.

Berikut beberapa peran penting pengendalian dokumen bagi keberhasilan SPMI:

  1. Menjaga konsistensi: Dokumen SPMI yang disusun harus konsisten dengan visi misi organisasi. Visi Misi harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan SPMI Perguruan Tinggi, manual PPEPP, standar SPMI dan prosedur. Melalui pengendalian dokumen, lembaga harus dapat dapat memastikan bahwa proses-proses pendidikan telah konsisten dan sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan.
  2. Efisiensi dan produktivitas: Dokumen SPMI yang tertata baik (terstruktur dan terorganisir) dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi & produktivitas organisasi. Pengendalian dokumen yang baik, dapat membantu memastikan bahwa informasi yang dibutuhkan untuk decision making dan menjalankan kegiatan lembaga, tersedia dan mudah diakses.
  3. Akurasi dan keamanan: Dokumen SPMI yang dihasilkan oleh organisasi harus akurat & aman. Terjaga dari resiko diubah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atau manipulasi yang tidak sah. Pengelola SPMI harus dapat memastikan bahwa semua dokumen aman,  tidak dirusak atau diubah tanpa sepengetahuan dan izin dari yang berwenang.
  4. Mendorong kepatuhan: Pengendalian dokumen juga dapat membantu lembaga pendidikan (perguruan tinggi, sekolah dan madrasah), untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen yang dibuat telah memenuhi peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku. 

Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa pengendalian dokumen (document control) memainkan peran penting bagi keberhasilan implementasi SPMI. Pengendalian dokumen yang baik dapat memastikan efisiensi, konsistensi, akurasi, keamanan & kepatuhan dalam semua kegiatan SPMI. Stay Relevant!


Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami