• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Tips Sukses SPMI

Manajemen Keuangan dan Mutu Pendidikan

Manajemen Keuangan


Dapatkan Slideshare dibawah ini:

Manajemen Keuangan


Tidak ada organisasi yang berbasis profit maupun sosial dapat bertahan atau bahkan berjalan setiap hari tanpa biaya dan pendekatan manajemen keuangan yang profesional. Topik ini sangat penting, hingga sulit mencari rangkaian manajemen yang tidak melibatkan bagian keuangan, hal ini bukan berarti bahwa setiap manajer harus ahli dalam hal keuangan tetapi paling tidak harus memahami anggaran, pengeluaran, cara pendapatan diperoleh, dan mengetahui cara penyusunan biaya organisasi.

Pada materi ini terdapat beberapa model penawaran dan permintaan ekonomi sederhana yang menunjukkan penjualan dan pendapatan yang harus diingat ketika manajer menjalankan perencanaan bisnis, pengembangan produk baru, dan pengembangan bisnis sebagai bagian dari rencana strategis jangka panjang perusahaan. Dalam banyak kasus, manajer sering ditugaskan untuk mengidentifikasi penghematan biaya lewat perbaikan proses dan peningkatan efisiensi atau lewat pengurangan biaya bahan dan sumber daya. Terdapat sejumlah pilihan terbuka untuk mereka yang diminta menekan biaya dan salah satu model itu memberikan beberapa petunjuk tentang cara pendekatan relatif ini dibandingkan.

Selain model ekonomi sederhana, materi ini biasanya juga membahas rasio keuangan standar yang dapat digunakan untuk mengawasi kinerja organisasi, lebih dari itu rasio ini dianggap sebagai petunjuk pentingmengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Akuntansi dan Keuangan menunjukkan tiga subjek yang berbeda tetapi saling berhubungan:

  • Akuntansi keuangan, yang menggabungkan manajemen keuangan yang mencakup desain dan manajemen sistem catatan saldo bank dan saldo kas, pemasukan, pembayaran, dan bermacam-macam aset dan kewajiban
  • Akuntansi biaya dan manajemen, yang melibatkan pemenuhan kebutuhan informasi manajemen. Akuntansi ini berfungsi membantu pembuatan pengambilan keputusan, sebagai contoh: merencanakan kinerja ekonomi organisasi, mngendalikan biaya, dan meningkatkan kemampulabaan.
  • Pemeriksaan internal maupun eksternal, untuk memastikan kesesuaian dan pengaturan yang selaras dengan proses perusahaan dan pemeriksaan eksternal guna menguji keberadaan, kepemilikan, dan basis penilaian aset dan investasi tetap.
PROSES KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

            Model ini menunjukkan cara tujuan berhubungan dengan pengambilan keputusan  melalui pengumpulan data dan tugas alternative keuangan dan non keuangan.Meskipun model ini membahas tentang pengambilan keputusan  investasi  modal dan berasal dari badan professional UK yang bernama CIMA, model ini juga menunjukkan keterkaitan dengan strategi perusahaan dengan lingkungan internal dan eksternal.

MEMAHAMI PRODUK/JASA MODEL FOKUS STRATEGI

            Tanpa harus meningkatkan harga, kemampuan labaan jangka panjang dapat dicapai melalui dua cara, pada dasarnya dengan penjualan produk atau jasa yang lebih banyak atau peningkatan efesiensi.

PROYEKSI ARUS KAS KONTRAK MANAJEMEN PELUNASAN BERTAHAP

Proyeksi arus kas menunjukkan arus pendapatan yang berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada nilai tinggi atau proyek dengan waktu yang lama, pendekatan yang biasa untuk penyusunan kontrak ini adalah harus memiliki filosofi pembayaran pelunasan bertahap yang berusaha memadukan biaya dan pedapatan untuk mengurangi peminjaman dana dari penyediaan dank arena itu, biaya keselurhannya akan berkurang bagi klien.

Analisis rasio keuangan

Terdapat sejumlah pendekatan standar untuk melaksanakan analisis keuangan perusahaan dan rasio dan perhitungan di bawah ini akan sering muncul dalam penilaian apapun atas komitmen terkini dan sebagai petunjuk terhadap potensi kinerja.

PENDEKATAN PENGURANGAN BIAYA
  1. Pengeluaran Bebas adalah tidak berkepanjangan dan biaya merangkak naik karena peraturan untuk pengeluaran menjadi banyak dan sistem mengendur.
  2. Pengurangan Biaya adalah menampilkan Lompatan yang cepat tetapi merangkak kembali selama periode waktu tertentu, tetapi tidak mencapai level awal.
  3. Pengurangan berbasis proses menampilkan Pengurangan bertahap dari pengenala proses baru.
  4. Manajemen laba berbasis aktivitas adalah Penetapan biaya berbasis aktivitas

Demikian uraian singkat ini, semoga bermanfaat.

Salam hormat,

admin,

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan Manajemen Mutu Pendidikan

Pendampingan & Pengelolaan Standar Pembiayaan

Standar SPMI & Key Performance Indicator

Mengenal Key Performance Indicator (KPI)


Silahkan diunduh file presentasi berikut:

Key Performance Indicator


Dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), ukuran kinerja harus diciptakan. Lembaga pendidikan harus mampu mengukur kemajuan yang sudah di capai selama ini.

Salah satu tool penting dalam SPMI adalah “Standar SPMI”. Dalam pembuatan standar SPMI, ada 2 metode yang sering digunakan, metode KPI (Key Performance Indicator) dan metode ABCD (Audience, Behavior, Competence & Degree). Pada artikel kali ini akan sedikit di uraikan tentang penggunaan metode KPI.

Key Performance Indicator (KPI)

Ukuran atau indikator kualitatif yang digunakan oleh organisasi untuk mengukur atau membandingkan kinerja yang berguna untuk menngkatkan kualitas serta mutu yang dimilikinya.

Membuat KPI Lembaga Pendidikan
  1. Pembuatan KPI harus dimulai berdasarkan masalah yang sudah di sajikan dalam bentuk real data
  2. Mudah di kontrol, mudah digunakan baik untuk data maupun untuk dokumen
  3. Dibuat secara terperinci sehingga dapat membantu tercapainya target yang di tetapkan.
  4. Dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut, dapat melakukan aktivitas improvement atau perbaikan terhadap proses
  5. Simple, mudah di mengerti baik oleh pendidik maupun peserta didik agar tidak menimbulkan mispersepsi
  6. Kredible, tidak mudah di manipulasi sehingga kebenarannya dapat dikatakan akurat
Manfaat KPI bagi penilaian prestasi dosen/ guru/ tenaga kependidikan
  • Lebih mudah untuk mengukur dan menilai kinerja karyawan
  • Karyawan lebih paham terhadap keinginan manajemen
  • Kinerja lebih terukur
  • Memberikan referensi untuk menggapai tujuan
  • Membangun motivasi kerja (goal setting theory)
 Prinsip KPI
  1. Spesific: sasaran strategi harus secara rinci dan detail menggambarkan apa yang kita raih.
  2. Measurable: harus dapat diukur baik volume, presentase, dan angka nominal.
  3. Achievable: target yang ditetapkan masih bisa dicapai dengan dukungan dan sumber daya yang tersedia.
  4. Relevant: sarsaran kinerja harus bersifat relevan dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang di emban oleh seluruh lini lembaga pendidikan
  5. Time: sasaran kinerja yang disusun harus memiliki target waktu yang jelas.
Langkah membuat KPI
  1. Review tugas inti
  2. Review tugas Ad Hoc (khusus)
  3. Analisa sasaran kinerja
  4. Tentukan KPI dan bobot setiap KPI
  5. Tentukan strategi KPI

Demikian sedikit uraian tentang KPI, untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh file presentasi dibawah ini:

Key Performance Indicator

Demikian, semoga bermanfaat.

Salam hormat,

admin,

mutupendidikan.com


Dapatkan Slideshare Membangun & Mengembangkan SPMI:

Silahkan di klik: E-Learning Pengembangan SPMI Pendidikan


INFO PUBLIC TRAINING:

 Silahkan di Klik : Public Training


Untuk Informasi/Kritik/Saran:

Hubungi Customer Service Anda klik disini


Kata kunci untuk memudahkan penelusuran: key performance indicator, standar spmi, pelatihan mutu pendidikan, bimtek spmi, pembuatan standar spmi, metode abcd, training key performance indicator

Kepemimpinan Mutu Pendidikan & SPMI

Kepemimpinan Berbasis Mutu Perguruan Tinggi


Dapatkan file slideshare ppt dibawah ini:

Kepemimpinan berbasis mutu pada Institusi Perguruan Tinggi


Seiring dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadikan setiap manusia dituntut untuk siap menghadapi kancah persaingan dan menguasai infomasi secara lengkap, tepat dan akurat.

Teori Kepemimpinan Menurut “Wages dan Davies” kepemimpinan adalah aktivitas terkait dengan pemanfaatan kekuatan orang untuk mancapai tujuan organisasi. Dari beberapa definisi mengenai kepemimpinan secara teoritik lebih mengarah pada model kepemimpinan manajerial yakni dengan mengarahkan, memperdayakan kemampuan yang dimiliki, membangkitkan rasa percaya diri, serta senantiasa memberi dukungan, motivasi, kepada setiap bawahan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Aspek kepemimpinan transformasion
  1. Idealized influence (Pengaruh yang ideal )
  2. Inspirational motivation (Motivasi yang inspirational)
  3. Intellectual stimulation (Stimulasi intelektual)
  4. Individualized consideration (Pertibangan yang bersifat individual)
Karakteristik kepemimpinan yang berorientasi pada peningkatan organisasi
  1. Visible, commited dan knowledge
  2. Semangat misionaris
  3. Target yang agresif
  4. Strong driver
  5. Komunikasi nilai-nilai
  6. Organisasi
  7. Kontak dengan pelanggan

Baca juga: Kepemimpinan, TQM & Budaya Mutu

Gaya kepemimpinan Secara aplikatif dipahami sebagai sebuah cara yang digunakan seorang pemimpin dala menjalin interaksi dengan bawahannya.terdapat lima gaya kepemimpinan yaitu;

  1. Gaya Otokratis
  2. Gaya Demokratif
  3. Gaya Partisipatif
  4. Gaya Orientasi pada tujuan
  5. Gaya Situasional

Pemimpin Otokratis kerap disebut sebagai kepemimpinan diktator atau direktif. Pemimpin yang menganut gaya kepemimpinan otokratis biasanya saat mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.

Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Paternalistik
  1. dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Atasan menganggap bawahannya sebagai manusia biasa yang belum dewasa dan bersikap terlalu melindungi sehingga bawahannya tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri melalui innovasi .
  2. Atasan jarang sekali memberi kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif
  3. Atasan jarang sekali memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kreativitasnya.
  4. Atasan bersikap selalu benar dan sedikit sekali dapat menerima masukan dan saran.
Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Militeristik
  1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah kepada bawahannya.
  2. Menghendaki kapatuhan mutlak dari bawahannya.
  3. Menyenangi formalitas dan upacara-upacara ritual yang berlebihan.
  4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya

Menurut “Association of Supervision and Curriculum Development” kepemimpinan pendidikan merupakan tindakan atau tingkah laku diantara individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak kearah tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang menambahkan penerimaan bersama bagi mereka. Aspek-aspek kepemimpinan berbasis peningkatan mutu pada level institusi. Pertama, Menetapkan Visi dan Misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kedua, menetapkan organisasi dan tata kerja unit penjaminan mutu. Ketiga, Pemilihan dan penentuan model manajemen kendali. Keempat, Melakukan evaluasi dan revisi standar mutu melalui benchmarking secara berkelanjutan. Kelima, Melaksanakan sosialisasi tentang sistem penjaminan mutu pedidikan tinggi kepada seluruh pelaksana pendidikan secara terprogram.

Seorang pemimpin dalam institusi perguruan tinggi baik pada level tertinggi maupun level terendah secara khusus harus memiliki keterampilan teknis dalam menjalankan aktivitas kepemimpinannya.

Terkait dengan PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SPMI , Top management, Institusi Perguruan Tinggi juga dituntut agar memahami filosofi Manajemen Mutu secara benar. Untuk lebih jelasnya silahkan diunduh file power point tersebut diatas.

Demikian, semoga uraian singkat tentang leadership ini dapat bermanfaat.

Salam hormat,

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan

Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat… Aamiin.

Sumber Literatur: Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Koreksi & Implementasi Oleh: Safrudin Aziz, M.Pd.I. Penerbit Gava Media, Cetakan 1, 2016

Salam hormat,

Admin,

MutuPendidikan.com

Pendampingan, training & Pelatihan SPMI & AMI


Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan:
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)

INFO PUBLIC TRAINING :

 Silahkan di Klik : Public Training


Menghadirkan informasi terkait: Pelatihan kepemimpinan, Training leadership, Training Center, Pelatihan Kerja, Perguruan Tinggi, sekolah dan madrasah, kepemimpinan lembaga pendidikan

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi


Silahkan diunduh materi power point berikut:

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi


Perkebangan ilmu pengetahuan, teknologi serta berbagai perteuan riset ilmiah dan mutakhir dalam kehidupan manusia tidak lepas dari kerja keras yang diperankan oleh perguruan tinggi. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara profesional dan berkualitas  selain didukung oleh kucuran dana yang cukup, sarana prasarana yang lengkap, dosen dan tenaga pendidik yang berorientasi pada mutu pendidikan, tidak akan berjalan  sempurna tanpa adanya perpustakaan perguruan tinggi yang memiliki literatur  dan sumber rujukan lengkap serta dikelola secara profesional.

HAKIKAT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Merupakan salah satu pusat sumber informasi yang berada pada setiap institusi perguruan tinggi yang dikelola dengan menggunakan manajemen baik mencakup manajemen kepemimpinan perpustakaan, manajemen koleksi, manajemen tenaga perpustakaan, manajemen pengelolaan koleksi, serta manajemen layanan informasi yang secara khusus diberikan kepada seluruh civitas akademika dengan tujuan turut mensukseskan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.

Analogi Perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian pokok dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi dan secara mutlak tidak boleh disepelekan. Perpustakaan juga bisa dijadikan slogan sebagai jantungnya perguruan tinggi yang berfungsi sebagai pemompa kualitas pendidikan disetiap perguruan tinggi.

TUJUAN PERPUSTAKAAN DISUSUN SECARA HIRARKI
  1. Memiliki Misi (Mission)
  2. Sasaran (Goals)
  3. Tujuan (Objective)
  4. Kegiatan (Activities)
  5. Program (Programmes)
TUJUAN YANG PERLU DICAPAI OLEH PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
  1. Perpustakaan perguruan tinggi harus mampu memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa
  2. Perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis
  3. Perpustakaan perguruan tinggi harus siap dalam menyediakan ruangan untuk pemakai
  4. Perpustakaan perguruan tinggi harus mampu menyediakan jasa peminjaman serta penyediaan jasa infomasi aktif bagi user
MANAJEMEN MUTU PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Mutu secara teknis dapat didasarkan pada upaya memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya dalam setiap jenis kegiatan layanan. Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka sebagai pelanggan secara berkualitas  tentu diperlukan  berbagai upaya diantaranya: menciptakan budaya kerja yang bermutu, adanya motivasi peningkatan mutu dll.

Baca juga: Penghambat Budaya Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi

Unsur Pokok Menciptakan Mutu Perpustakaan
  1. Mutu input perpustakaan
  2. Mutu Proses
  3. Mutu Output
Perencanaan Strategis Perpustakaan 

Menurut “Bryson”

  1. Pemikiran Strategis
  2. Perencanaan Jangka Panjang
  3. Perencanaan Taktis
Ciri-ciri Perpustakaan Perguruan Tinggi berkualitas
  • Berfokus pada pelanggan
  • Berfokus pada upaya untuk mencegah masalah
  • Memiliki strategi untuk mencapai kualitas
  • Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
  • Memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai perpustakaan yang berkualitas
  • Mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang
  • Membentuk fasilitator yang berkualitas untuk memimpin proses perbaikan
  • Mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas dan mampu menciptakan kualitas
  • Memperjelas peranan dan tanggunjawab setiap orang
  • Memiliki strategi evaluasi yang jelas
  • Memandang kualitas sebagai jalan menuju perbaikan kepuasan layanan
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PUSTAKAWAN
  1. Rekrutmen calon pustakwan yang berijazah ilmu perpustakaan dan informasi
  2. Memilki keterampilan computer
  3. Memberikan izin study lanjut
  4. Mengadakan kerjasama dalam perihal pelatihan pustakawan dengan perpustakaan nasional
  5. Kunjungan atau studi banding keperpustakaan  perguruan tinggi yang lebih besar
  6. Peningkatan kompetensi bahasa asing Peningkatan jumlah dan kualitas penelitian terbitan ilmiah
MANAJEMEN MUTU PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai salah satu pusat informasi harus mampu menyedikan kinerja secara berkualitas dan terukur sehingga mampu menyediakan jasa layanan informasi secara cepat, tepat, dan akurat.

Dua Belas unsur persyaratan
  1. Misi
  2. Tujuan
  3. Koleksi
  4. Pengorganisasian materi perpustakaan
  5. Pelestarian materi perpustakaan
  6. Sumberdaya manusia
  7. Layanan perpustakaan
  8. Penyelenggaraanperpustakaan
  9. Gedung
  10. Anggaran
  11. Teknologi informasi dan komunikasi
  12. Kerjasama perpustakaan
Tahapan Penerapan ISO 9001
  1. Tahapan Persiapan
  2. Tahapan penyusunan dan pengesahan dokumen
  3. Tahapan impelentasi
  4. Tahapan sertifikasi dan pasca sertifikasi
Tahapan Persiapan
  1. Mengadakan pelatihan atau bimbingan teknis penyusunan dokumen
  2. Kunjungan atau studi banding
  3. Penetapan SK implementasi ISO
  4. Pelaksanaan audit internal
  5. Rapat Tinjauan manajemen
Tahapan Penyusunan Dan Pengesahan Dokumen
  • Kebijakan Mutu
  • Sasaran mutu
  • Pedoman Mutu
  • Prosedur Operasional Standar
  • Intruksi kerja
  • Formulir atau Rekaman
TAHAPAN IMPLEMENTASI
  1. Presentasi proposal kepada tim manajemen
  2. Pembentukan sterring commite dan tim kerja sistem manajemen mutu ISO
  3. Pelatihan kesadaran mutu kepada tim kerja sistem manajemen mutu ISO
  4. Sosialisasi kesadaran mutu
  5. Penyusunan kebijakan mutu dan sasaran mutu
  6. Penyusunan pedoman mutu,prosedur dan instruksi kerja
  7. Peaksanaan,evauasi dan revisi dokumen
  8. Pengesahan dokumen mutu
  9. Penetapan pelaksanaan system manajemen mutu
  10. Sosialisasi pelaksanaan secara internal dan eksternal
  11. Pelatihan audit internal
  12. Pelaksanaan audit internal
  13. Pelaksanaan Rapat Tinjauan manajemen
  14. Pelaksanaan pre-audit oleh lembaga akreditasi
  15. Penyempurnaan dan revisi dokumen dan system
  16. Final audit sertifikasi oleh lemabaga audit
  17. Pencegahan sertifikat system manajemen mutu ISO
Tahapan Sertifikasi Dan Pasca Sertifikasi
  1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pemustaka melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik
  2. Institusi perpustakaan perguruan tinggi yang telah bersertifikasi ISO diijinkan mengiklankan pada media bahwa system manajemen mutu dari institusitelah diakui internasional
  3. Audit system manajemen mutu dari sebuah institusi perpustakaan yang telah memperoleh sertifikat ISO dilakukan secara periodic oleh registrar dari lembaga regristasi
  4. Institusi perpustakaan yang telah memperolehsertifikat ISO secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi
  5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen
  6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam institusi perputakaan perguruan tinggi
  7. Memberikan training secara sistematik kepada seluruh staf perpustakaan,pustakawan
  8. Terjadinya perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi
Contoh Aspek-aspek Tinjauan Manajemen
  1. Evaluasi melalui hasil audit
  2. Evaluasi dari upan balik
  3. Evaluasi kinerja proses dan kesesuaian produk
  4. Evaluasi penelaahan terhadap status tindakan korektif
  5. Evaluasi hasil tindak lanjut tinajuan manajemen yang lalu
  6. Evaluasi perubahan yang dapat dipengaruhi
  7. Evaluasi erhadap saran-saran untuk perbaikan

Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat… Aamiin.

Sumber Literatur: Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Koreksi & Implementasi Oleh: Safrudin Aziz, M.Pd.I. Penerbit Gava Media, Cetakan 1, 2016

Salam hormat,

Admin,

MutuPendidikan.com

Pendampingan & Pelatihan SPMI


Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan:
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)

INFO PUBLIC TRAINING :

 Silahkan di Klik : Public Training


Menghadirkan informasi terkait: Pelatihan, Pengembangan, Training, Training Center, Pelatihan Kerja, manajemen mutu perpustakaan perguruan tinggi, iso 9001, standar perpustakaan

Mutu, SPMI, Etika dan Tanggung jawab sosial

Mutu, Etika & Tanggung Jawab Sosial

“Mutu, Etika & Tanggung Jawab Sosial”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Etika adalah sesuatu hal yang dianggap benar dalam konteks moral. Dengan kata lain, Etika adalah bentuk implementasi dari moralitas. Etika dalam organisasi memiliki peran penting dalam manajemen total quality.

Manajemen Total Quality (baca : SPMI) akan gagal apabila suatu organisasi ( seperti Institusi Pendidikan) tidak berhasil mengimplementasikan standar perilaku yang etis. Perilaku etika yang terimplementasi dengan baik dapat membangun kepercayaan. Kepercayaan (trust) adalah unsur penting dalam Total Quality Management.

____________________________________

Power Point (PDF):

Etika dan tanggung jawab sosial

____________________________________

Hambatan paling umum untuk bisa berperilaku secara etis adalah sifat dasar manusia, dimana mereka cenderung untuk berperilaku sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan rasakan.

Pendekatan Total Quality (baca: SPMI) tidak dapat berhasil dilaksanakan dalam suatu organisasi yang gagal untuk mengimplementasikan standar perilaku yang etis. karena perilaku etika ini dapat membangun kepercayaan, dan kepercayaan adalah unsur penting dalam Total Quality.

Unsur Total Quality yang bergantung pada kepercayaan (trust):
  1. Komunikasi
  2. Hubungan interpersonal
  3. Manajemen konflik
  4. Pemecahan masalah
  5. Kerja tim
  6. keterlibatan karyawan dan pemberdayaan
  7. Fokus pelanggan
Nilai & Tanggung Jawab

Nilai adalah keyakinan-keyakinan inti yang memandu perilaku kita. Individu dan organisasi menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka percayai benar.

Tanggung Jawab adalah bagian dari perilaku etis. Orang-orang yang melemparkan kesalahan kepada orang lain berarti tidak berperilaku etis. Secara Total Quality, orang yang bertanggung jawab atas kinerjanya Ketika berbicara tentang organisasi mereka, maka akan mengatakan ‘kita’ bukan ‘mereka’.

Baca juga: Pemberdayaan Karyawan & Sistem Manajemen Mutu

Para Pimpinan (Baca: pimpinan institusi pendidikan) dapat berperan dalam membangun iklim organisasi yang etis dan bertanggung jawab sosial melalui cara-cara seperti:

  1. Memberikan contoh perilaku etis
  2. Mendorong karyawan untuk membuat pilihan etis
  3. Membantu karyawan menindak lanjuti dan menunjukkan perilaku etis setelah pilihan yang tepat telah dibuat.
Pertanyaan Kritis:
  1. Bagaimana Lembaga Pendidikan Anda membangun budaya mutu yang etis dan bertanggung jawab sosial yang benar?
  2. Bagaimana organisasi mengintegrasikan sistem etika dalam standar-standar SPMI (Misal standar Pengelolaan)

Demikian, semoga bermanfaat.

__________________________

mutupendidikan.com

Follow Instagram: @mutupendidikan

Explore: Training & Development

Memberi Solusi bagi Pengembangan Mutu Pendidikan & SPMI

Sukses SPMI Pendidikan Unggul

“Sukses SPMI Pendidikan Unggul”


Tips Sukses SPMI #7:

“Jadilah Bagian dari Solusi…”

Pepatah mengatakan “Jika Anda bukan bagian dari solusi, Anda bagian dari masalah“. Ya, ide ini berlaku bagi tim kerja dan juga sejumlah solusi lain dalam kehidupan. Tim SPMI mengandalkan masukan dan usaha dari semua anggota organisasi dalam lembaga pendidikan.

Baca juga: Kerjasama Tim & Sinergi Mencapai Target

Menjadi “bagian dari solusi” berarti bahwa Anda datang di kantor tiba tepat pada waktunya, siap dan berkeinginan untuk bekerja, mendengarkan ide orang lain, berbagi ide Anda sendiri dan terfokus pada kerja tim.

Dalam menjalankan tugas-tugas pencapaian Standar SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Sering kali kita dituntut untuk bekerja dengan sekuat tenaga untuk  pencapaian target-target standar pendidikan. Sinergi akan diperoleh bila masing-masing anggota tim (unit kerja) bisa menjadi bagian dari solusi.

Pertemuan rapat mungkin berlangsung pada waktu yang tidak tepat bagi Anda, atau Anda mungkin merasa bosan atau tidak termotivasi oleh tugas-tugas yang diberikan. Sikap Anda benar-benar mempengaruhi efektivitas Anda. Ya, hanya Anda yang dapat mengendalikan sikap Anda. Bangunlah sikap yang positif, kembangkan sikap empati pada kesulitan-kesulitan tim anda. SPMI akan berhasil bila anggota organisasi memiliki motivasi kerja yang unggul.

Mutu Pendidikan

Apabila standar SPMI sudah ditetapkan, maka Anda dan tim anda harus fokus pada upaya pencapaian target standar tersebut. Tim kerja laksana satu tubuh, dimana masing-masing anggota tubuh berkontribusi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Jangan menjadi “free rider” atau pembonceng gratis. Free Rider adalah anggota tim yang tidak ikut memberi solusi, tidak ikut bekerja, tidak ikut berkontribusi namun ikut menikmati hasil yang diperoleh anggota tim.

Baca juga: Tolong menolong, Kerjasama & Bersinergi dalam SPMI

Apa yang perlu Anda lakukan? Buatlah standar SPMI yang SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant, Timed). Berkontribusilah dengan senang hati untuk pencapaian standar tersebut. Jadilah bagian dari solusi, berikan ide-ide dan pemikiran terbaik. Kerjakan tugas-tugas Anda tepat waktu dengan hasil yang unggul, bantulah anggota tim yang mengalami kesulitan,  rayakan dan syukuri keberhasilan tim Anda.

APAKAH ANDA BAGIAN DARI SOLUSI?
  • Bagaimana Anda, secara khusus, dapat menggunakan waktu pertemuan tim Anda untuk memastikan bahwa Anda adalah “bagian dari solusi”?
  • Apa pengertian menjadi “bagian dari solusi” bagi tim Anda, bagi departemen Anda dan bagi organisasi Anda?
  • Apa langkah-langkah inovasi Anda agar SPMI menjadi Unggul?

Demikian uraian singkat tentang “Sukses SPMI Pendidikan Unggul” semoga bermanfaat.


mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan

Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

Kerjasama Sinergi dalam SPMI

Kerjasama Sinergi dalam SPMI

“Kerjasama Sinergi dalam SPMI”


Tips Sukses SPMI #4:

“Bangun Budaya Saling Tolong Menolong dan Bersinergi…”


Membangun tim kerja yang handal merupakan keniscayaan dalam pelaksanaan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Tolong menolong, bantu membantu merupakan tuntutan kerja yang tidak bisa diabaikan. Beban kerja yang berfluktuasi sesuai tanggal dan bulan-bulan tertentu, mengharuskan Anda untuk siap menolong dan siap ditolong. Itulah Budaya Mutu yang harus dibangun dalam SPMI.

Baca juga: Kerjasama Tim & Sinergi Mencapai Target

“Sinergi” pencapaian Standar Mutu Pendidikan merupakan tuntutan dalam pelaksanaan SPMI. Menggabungkan kekuatan dan keahlian dari masing-masing anggota organisasi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas & menumbuhkan sinergi positif. Apakah Anda siap memberi bantuan pada tim kerja Anda? Apakah pimpinan lembaga pendidikan telah merencanakan program sinergi dengan baik?

Membangun sinergi positif secara terus menerus merupakan bagian & tuntutan dari Budaya Mutu SPMI

Kadang-kadang, terasa sulit untuk menerima pertolongan/bantuan dari orang lain, karena Anda berpikir itu membuat Anda tidak efektif atau lemah. Dalam organisasi SPMI, menawarkan dan menerima bantuan ketika diperlukan merupakan bagian dari budaya dan kerja tim. Konsep Lean & Agile (ramping dan lincah) merupakan satu keharusan dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan bergejolak (disrupsi) seperti saat ini.

Tidak menerima bantuan dan kemudian menghadapi tenggat waktu atau harus mencari alasan karena tidak menyelesaikan satu tugas, tentu itu lebih tidak efektif dalam pekerjaan.

Meminta bantuan itu bukan stigma kegagalan, itu adalah suatu afirmasi bahwa Anda memiliki komitmen yang Anda buat pada tim Anda dan organisasi Anda. Anda ingin melihat bahwa indikator Standar SPMI tercapai, tenggat (target) waktunya terpenuhi, pekerjaan diserahkan sesuai janji. Sebagai anggota tim Anda dapat merasa bebas untuk meminta bantuan dan mengetahui  bahwa disaat lain, kemudian Anda akan sebaliknya dimintai bantuan juga. Itulah makna budaya tolong menolong yang sangat penting dalam SPMI.

Baca juga: Sukses SPMI, Jadilah Bagian Dari Solusi

Jika Anda menjumpai diri Anda sendiri terus-terus mencari bantuan dari orang lain, berbicaralah dengan penyelia Anda atau anggota tim lain tentang bagaimana Anda mungkin meningkatkan produktivitas Anda, atau mengorganisasikan beban kerja Anda. Dari sini akan dicari akar masalah dan direncanakan tindakan solusi yang tepat.

Periksalah apakah ada hal-hal berikut yang berlaku pada Anda:
  • Dalam pelaksanaan standar SPMI, apakah Anda terlalu banyak meminta bantuan unit lain (orang lain)?
  • Apakah proses perkiraan (target capaian standar) Anda terlalu optimis? Atau sebaliknya terlalu mudah?
  • Apakah Anda membutuhkan beberapa bantuan menyangkut manajemen waktu?

Yes….Sekali lagi, meminta bantuan adalah langkah pertama dalam mengatasi ketidakefisian pekerjaan.

Bagaimana Budaya Tolong Menolong dalam Implementasi SPMI di tempat Anda?

Pikirkan tentang saat ketika Anda ingin meminta bantuan, tetapi masih prihatin tentang bagaimana orang lain akan melihatnya. Kapan Anda meminta bantuan dan ditolak? Mengapa itu terjadi?

Diskusi:

Diskusikan dalam tim Anda, bagaimana proses pemberian beban kerja dan permintaan bantuan jika dibutuhkan.

Demikan, uraian singkat tentang Kerjasama Sinergi dalam SPMI, semoga bermanfaat.

___________________________________

mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan

Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan


Hubungi Customer Service Anda untuk:

Outbound & Pelatihan Membangun Budaya Mutu Pendidikan /SPMI

Pelatihan SPMI & Membangun “Team Work” dalam Organisasi Pendidikan


Kendala Budaya Mutu Pendidikan

Kendala Budaya Mutu Pendidikan

“Kendala Budaya Mutu Pendidikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Membangun budaya mutu yang kuat tentu saja tidak mudah, perlu ada strategi dan pola kepemimpinan yang kuat. Tidak sedikit dijumpai, lembaga pendidikan memiliki budaya mutu yang kokoh dan ada pula yang lemah dalam membangun budaya mutu.

Mengapa budaya mutu di masing-masing organisasi berbeda-beda? Dalam kehidupan organisasi (misal pendidikan) faktor pendukung dan penghambat budaya mutu menjadi sesuatu yang alamiah. Hal ini lahir disebabkan adanya pro dan kontra dari masing-masing kepentingan.


Power Point (PDF):

Penghambat Mutu Pendidikan

Instagram: @mutupendidikan


Berikut akan diuraikan beberapa permasalahan dan kendala dalam membangun budaya mutu organisasi pendidikan, baik di perguruan tinggi, mapun di sekolah dasar dan sekolah menengah.

Contoh Penghambat Budaya Mutu

  1. Resiko Pengambilan Keputusan Berdasarkan Rapat Yudisium
  2. Rekrutmen pegawai berbasis kolusi, korupsi, nepotisme (KKN)
  3. Rendahnya budaya disiplin
  4. Pemasungan kreatifitas SDM di lembaga pendidikan (perguruan tinggi/sekolah)
  5. Budaya Aji Mumpung (Bersikap Adigang, Adigung dan adiguna)
  6. Orientasi materialitas bukan pengembangan Tradisi akademik
  7. Perpustakaan dianggap hanya sebatas pelengkap akreditasi
  8. Pembiaran budaya negatif seperti egois, pesimis, sentimen dan materialitas
  9. Merasa nyaman dengan kondisi gagap teknologi
  10. Pengambilan keputusan tidak berbasis data
  11. Manipulasi dokumen Akreditasi
  12. Menghabiskan anggaran di akhir tahun (agar terserap)
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Rapat Yudisium

Pengambilan keputusan lewat forum yudisium berarti lebih menitikberatkan pada aspek “kebijakan rapat pimpinan” untuk memutuskan siapa saja yang berhak untuk lulus, diterima atau dimuluskan dalam suatu seleksi. Rapat yudisium beresiko pada budaya mutu, bila keputusan tidak berdasarkan standar yang telah disusun.

Rekrutmen pegawai berbasis KKN

Tradisi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) juga sering menjadi penghambat peningkatan mutu pendidikan. Pemilihan pejabat (rektor/dekan/kepa sekolah), penerimaan guru / dosen, tenaga kependidikan tidak melalui ujian secara selektif melalui uji kompetensi, wawancara  maupun tes psikologi. Demikian pula untuk menerimaan mahasiswa / siswa baru, dapat beresiko terjadinya KKN.

Lemahnya Tradisional Disiplin
  • Misalnya disiplin untuk masuk kelas tepat waktu, disiplin untuk menyerahkan laporan tepat waktu. dll
  • Rendahnya disiplin mengejar target yang telah ditetapkan, seperti terlambat meraih gelar doktor, guru besar, atau tertinggal dalam update kapasitas penguasaan keilmuan dll.
  • Lemahnya tradisi disiplin bagi tenaga kependidikan, beresiko tidak dapat berkembang dan tidak siap bersaing dalam menghadapi dunia global.
Pemasungan kreativitas

            Pemasungan kreativitas SDM di lembaga pendidikan, kerap terjadi pada pihak-pihak akibat gejolak perpolitikan yang tidak sehat. Misal: Seorang dosen tidak mendapatkan proyek penelitian karena ia bukan tim sukses dalam pemilihan rektor.

Budaya Aji Mumpung

Budaya “Aji mumpung” beresiko untuk merusak budaya mutu pendidikan. Aji Mumpung berasal dari bahasa jawa yakni menghandalkan sesuatu yang melekat pada dirinya. Misal Bapaknya menjabat sebagai pemimpin pada suatu lembaga pendidikan, anak-anaknya termasuk kerabat dengan mudah memanfaatkan untuk kepentingan pribadi seperti rekruitmen, tender proyek dll.

Baca juga: Penilaian Kinerja Dosen berbasis Peningkatan Mutu Akademik

Orientasi pada Materialitas

Bekerja yang sarat dengan budaya trasaksional. Semua diukur dengan materi atau umbalan, ada gula ada semut, ada imbalan ada kerja. Sistim imbalan memang penting, namun kalau semua diukur secara transaksional, iklim budaya mutu yang mendorong layanan yang berkualitas tidak akan bisa maksimal. Perlu budaya memberi (giving), saling menolong, nilai-nilai berbagi, nilai-nilai pelayanan dll.

Perpustakaan Sebagai Pelengkap Akreditasi

Perpustakaan dalam sebuah institusi pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) berposisi sebagai jantung kehidupan ilmiah yang harus terus dikembangkan. Pengembang perpustakaan harus secara menyeluruh dari aspek SDM, gedung, koleksi, sarpras dll. Semua itu  tentu memerlukan perhatian dan dukungan seluruh stakeholder.

Baca juga: SPMI, Motivasi Kerja & Budaya Mutu

Budaya Egois, Pesimis, Sentimen & Materialitis

Dalam organisasi manapun, sikap Egois, Pesimis, Sentimen & Materialitis dapat terjadi pada beberapa orang karyawan. Demikian pula pada institusi pendidikan, pudaya negatif diatas, dapat terjadi antar pegawai maupun antar guru / dosen.  

Nyaman Dengan Kondisi Gagap Teknologi

Misalnya tuntutan seorang dosen harus mampu menciptakan penemuan ilmiah sekaligus harus menyampaikan dalam forum ilmiah tampaknya tidak terlepas dari peran dan perangkat teknologi. Pembelajaran saat ini lebih bersifat Learning by doing yang mengedepankan  action dari  setiap peserta didiknya. Guru merasa nyaman saja bila tidak dapat berpartisipasi aktif dengan program online learning (LMS).

Pengambilan Keputusan Tidak Berbasis Data

Pengambilan keputusan diupayakan melalui sumber data yang lengkap serta analisa yang tepat. Namun realita yang terjadi, sering kali lembaga pendidikan terkadang miskin data dan dokumen. Dari data yang tidak lengkap tersebut, pengambilan keputusan menjadi tidak akurat.

Manipulasi Dokumen Akreditasi

Basis-Basis Kebohongan untuk manipulasi dokumen akreditasi, misal:

  1. Kebohongan berbasis dokumen
  2. Kebohongan berbasis fasilitas

Misal: Menyulap ruang kantor, ruang dosen, laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan sarana fisik lainnya yang statusnya milik jurusan lain diakui menjadi milik prodi.

Menghabiskan Anggaran Di Akhir Tahun

Orientasi pelaksanaan kegiatan ini sekedar menghabiskan anggaran agar dianggap sukses dalam penyerapan anggaran sekaligus dana yang telah dianggarkan tidak dikembalikan kepada Negara (Institusi Pendidikan Negeri). Disamping pihak pengelola/ manajemen tetap memperoleh keuntungan pribadi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Apakah kegiatan ini dapat dipastikan efektif dan efisien?

Demikian, semoga penjelasan singkat ini bermanfaat…Aamiin.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

mutupendidikan.com


Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Training need analysis & SPMI

SPMI & Training Need Analysis

“SPMI & Training Need Analysis bagi Lembaga Pendidikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Instagram: @mutupendidikan

Setiap institusi pendidikan yang menjalankan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), tentu memerlukan SDM yang handal & berkinerja tinggi. SDM lembaga pendidikan harus memiliki keunggulan dalam segi kemampuan, karakter, dan pemikiran. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus secara berkesinambungan mengadakan training atau pelatihan bagi segenap pegawainya (dosen/ guru/ tenaga kependidikan).

Untuk merencanakan tujuan pelatihan tersebut, tentu saja harus didahului dengan kegiatan yang dikenal dengan istilah “Training Need Analysis” (TNA). Dengan TNA yang tepat, InsyaAllah pelaksanaan Pelatihan Pelatihan akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


Unduh materi PPT:

Mengelola Training Need Analysis


Pengertian Pelatihan (Training)

Suatu kegiatan investasi untuk mewujudkan SDM yang mapan dari segi pemikiran, sikap, dan keterampilan. Kegiatan training harus tepat sasaran, sehingga mampu memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan.

Manfaat Pelatihan:

  1. Implementasi SPMI akan berjalan lebih efektif dan efisien.
  2. Peningkatan produktivitas kerja Lembaga Pendidikan (Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah)  sebagai keseluruhan
  3. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
  4. Proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
  5. Motivasi & semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam prganisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi
  6. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipati
  7. Membangun komunikasi yang lebih efektif
  8. Membantu penyelesaian konflik secara fungsional.
Pengertian Training Need Analysis (TNA)

Proses analisis yang di lakukan manajemen lembaga pendidikan untuk mengetahui faktor apa saja yang harus di perbaiki ataupun ditingkatkan didalam organisasi agar dapat meningkatkan kinerja lembaga pendidikan.

Tujuan TNA bagi lembaga pendidikan
  1. Dapat meningkatkan kompetensi dalam peningatan produktivitas kerja anggota organisasi
  2. Mengidentifikasi jenis pelatihan yang akan dibutuhkan
  3. Dasar dalam penyusunan materi training
  4. Sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan
  5. Dasar penyusunan anggaran training

Dalam pelaksanaan TNA, terdapat beberapa pendekatan analisis yang harus diperhatikan, pendekatan tersebut meliputi:

  • Analisis Organisasi
  • Analisis Individu
  • Analisis Kompetensi Kerja
  • Analisis Kesesuaian Pelatihan
  • Analisis Performa
  • Analisis Konten
  • Analisis Biaya-Manfaat.
Menentukan Metode

Pelaksanaan Training Need Analysis (TNA) dapat direalisasikan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi lembaga pendidikan.

Langkah-Langkah TNA
  1. Analisis organisasi: menetapkan prioritas training yang sesuai dengan tujuan, visi & misi lembaga pendidikan.
  2. Analisis tugas: mengelola & menyusun tugas secara sistematis untuk menghasilkan daftar tugas yang harus dilakukan.
  3. Analisis individu: memahami karakteristik SDM yang akan berpartisipasi dalam training.
Menetapkan Peserta Training

Penetapkan peserta merupakan hal yang sangat krusial karena peserta akan sangat menentukan format pelatihan.  Setelah peserta ditetapkan akan memudahkan dalam pemilihan trainer yang tepat. Dengan demikian proses pembelajaran dapat sesuai dengan sasaran.

Dukungan dan Komitmen Pimpinan Lembaga Pendidikan

Komitmen dari pimpinan lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi para peserta pelatihan.  Dengan adanya dukungan yang tepat, memudahkan implementasi apa yang telah mereka pelajari dalam pelatihan.

Suasana Kondusif di Lembaga Pendidikan
  • Menempatkan pegawai pada jabatan yang sesuai dengan kompetensinya (the right man in the right place)
  • Mendengarkan keluhan serta permasalahan yang sedang di hadapi oleh pegawai (dosen, guru, karyawan)
  • Memberikan reward yang adil dan layak bagi pekerja berkinerja baik.
  • Memberikan feedback atas kinerja keryawan secara berkala. Kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi kerja para pegawai.
Biaya untuk kegiatan pelatihan

Biaya pelatihan merupakan Investasi yang harus dikeluarkan oleh lembaga pendidikan ketika memutuskan program pelatihan. Kegiatan pelatihan harus dapat meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas dan efisiensi lembaga pendidikan.

Demikian poin-poin singkat terkait materi Training Need Analysis, untuk lebih jelas, silahkan di unduh slide ppt (pdf) diatas.

Semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat, salam sukses selalu.

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

mutupendidikan.com


Informasi Pelatihan :

Pelatihan & Pendampingan


Kata kunci untuk penelusuran: training need analysis, analisis kebutuhan pelatihan, motivasi, pelatihan pegawai, training sdm, pelatihan manajemen, workshop pegawai, manajemen sumber daya manusia, spmi

Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan & SPMI

Paradigma & Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan

“Paradigma & Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Setiap kegiatan atau usaha manusia membutuhkan landasan yang fundamental berupa paradigm dan prinsip. Paradigma adalah cara pandang manusia dalam melihat sesuatu. Paradigma menduduki posisi yang tinggi dalam pelaksanaan segala kegiatan.

Paradigma mampu mengendalikan pikiran, ucapan dan tindakan manusia. Dari paradigma tersebut menghasilkan prinsip. Prinsip adalah kaidah, nilai atau norma yang menjadi pegangan. Prinsip ibarat kompas yang selalu menunjukkan arah yang jelas. Paradigma dan prinsip penjaminan mutu akan membimbing pelaksanaan kegiatan agar tetap pada jalur yang benar sesuai dengan tujuan.

Silahkan diunduh file PowerPoint (PDF) berikut ini:


PowerPoint (PDF):

Paradigma & Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan


PARADIGMA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Paradigma, yang dalam bahasa inggris disebut paradigm dandalam bahasa prancis disebut paradigm, merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin. Ia berasal dari kata para dan diegma. Para adalah disamping atau disebelah, sedangkan diegma adalah memperlihatkan, model, contoh, arketipe atau ideal. Paradigma berarti disisi model/pola/contoh, atau sesuatu yang memperlihatkan model/pola/contoh.

Permendiknas No.63 Tahun 2009
  1. Pendidikan semua bersifat inklusif dan tidak mendeskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang apapun.
  2. Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang memperlakukan, memfasilitasi dan mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif dan berkewirausahaan.
  3. Pendidikan untuk perkembangan, pengembangan dan pembangunan berkelanjutan ,yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Pendidikan inklusif

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang pertama ialah pendidikan inklusif. Inklusif merupakan kata yang berasal dari Bahasa Inggris sinclusive yang artinya “termasuk didalamnya”. Orang yang bersikap inklusif adalah orang yang cenderung memandang positif atas segala perbedaan yang ada.

Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang mengusung persamaan hak dalam pendidikan. Paradigma pendidikan ini memandang bahwa tidak boleh ada diskriminasi atas siswa yang kelainan dan keistimewaan.

Istilah inklusif menjadi paradigm dalam pendidikan di Indonesia karena pendidikan inklusif merupakan penjelmaan dari semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan tersebut mengisyaratkan saling membutuhkan.

Manfaat atau keuntungan penyelenggaraan Pendidikan yang berparadigma inklusif
  • Prestasi akademik siswa pada sekolah inklulif sama dengan atau lebih baik dari pada siswa yang berada disekolah yang tidak menerap kan prinsip
  • Adanya peran penerapan belajar co-teaching, siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu dan siswa yang lambat dalam meneyerap informasi mengalami peningkatan dalam keterampilan social dan semua siswa mengalami peningkatan harga diri dalam kaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
  • Siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami peningkatan harga diri atau kepercayaan diri semata-mata hanya karena belajar di sekolah regular dari pada sekolah
  • Siswa yang tidak memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami pertumbuhan dalam pemahaman social dan memiliki pemahaman dan penerimaan yang lebih besar terhadap siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu Karena mereka mengalami program inklusif.
Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang kedua ialah pembelajaran sepanjang hayat. Paradigma ini mengarah manusia untuk belajar di sepanjang hidupnya. Pembelajaran sepanjang hayat diselenggarakan secara terbuka sejak lahir sampai akhir hayat. Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pembelajaran seperti ini tidak dibatasi oleh waktu, tempat dan usia. Sifatnya fleksibel, lintas jalur dan multi makna.

Pendidikan untuk mengembangkan manusia menjadi rahmat sekalian alam

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang ketiga ialah Pendidikan untuk mengembangkan manusia menjadi rahmat sekalian alam (rahmatanlil ‘alamin). Kata rahmatan berasal dari akar kata rahima-yarhamu-rahmatan,yang artinya antara lain berarti mengasihi atau menyayangi. Upaya penjaminan atau peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dalam rangka menciptakan manusia yang rahmatanlil ‘alamin. Manusia yang dapat memberikan rasa aman kepada semua unsur kehidupan. Manusia memberikan kelembutan dengan penuh kasih dan sayang kepada semua manusia yang ada di bumi. Manusia yang tidak menjadi perbedaan sebagai alasan untuk menindas orang lain, makhluk lain dan tidak merusak lingkungan.

PRINSIP PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Prinsip berasal dari kata principle yang berarti dasar, aturan pokok, atau asas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa prinsip adalah asas, kebenaaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya. Prinsip dapat dikatakan sebagai pertanyaan dasar atau kebenaran umum atau pun individual yang dijadikan pedoman berfikir dan bertindak. Prinsip merupakan pengagan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Prinsip membimbing manusia untuk tegas dalam berfikir dan bertindak. Prinsip itu terkadang pahit, tetapi sangat sangat penting untuk mencapai kesuksesan.

Permendiknas 63 tahun 2009 pasal 3

Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip

  1. Keberlanjutan
  2. Terencana dan sistematis
  3. Menghormati otonomi sekolah
  4. Memfasilitasi pembelajaran informal
  5. Keterbukaan
Prinsip keberlanjutan

Penjaminan mutu pendidikan harus dilaksanakan dengan prinsip keberlanjutan. Nama lain dari keberlanjutan ialah berkesinambungan atau terus menerus. Kegiatan yang berkelanjutan berarti suatu kegiatan yang berlangsung tanpa berhenti. Prinsip ini memperhatikan segala sesuatu dimasa sekarang dan segala sesuatu yang akan datang. Penjaminan mutu bermula dari akhir dan berakhir diawal. Dikandungan maksud bahwa hasil akhir dari proses penjaminan mutu digunakan sebagai masukan awal untuk mengembangkan program jaminan mutu berikutnya.

Prinsip terencana dan sistematis

Penjaminan mutu pendidikan harus dilaksanakan dengan prinsip terencana dan sistematis. Prinsip ini mengandung maksud bahwa penjaminan mutu yang dilakukan dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur. Capaian mutu ditargetkan dalam tiap-tiap rentan waktu tertentu. Berbagai kemungkinan yang dapat menghalangi tujuan mutu senantiasa dipikirkan. Selain itu,solusi-solusi yang dibutuhkan dicari sesuai dengan persoalan yang kemungkinan muncul.

Prinsip Menghormati Otonomi Sekolah

Penjaminan mutu pendidikan dilaksanakan dengan tetap menghormati otonomi sekolah. Otonomi sekolah berarti kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut pemrakasa sendiri berdasarkan aspirasi nasional yang berlaku. Meskipun otonomi sekolah memegang prinsip demokratis. Cara pengambilan keputusan dilakukan secara partisipasi. Pengambilan keputusan secara partisipatif adalah cara pengambilan keputusan dengan menciptakan lingkungan yang terbuka dan demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah.

Keuntungan Prinsip menghormati otonomi sekolah
  1. Kebijakan dan  kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepadasiswa, orangtua dan guru.
  2. Bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya lokal
  3. Efektif dalam melakukan pembinaan siswa, seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah.
  4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputsan, memperdayakan guru, manajemen sekolah, rancangan ulang sekolah dan perubahan perencanaan.
Prinsip fasilitas pembelajaran informal

Upaya penjaminan mutu pendidikan berpedoman pada penerapan prinsip bahwa sekolah memberikan fasilitas pembelajaran informal untuk berkelanjutan. Pembelajaran informal merupakan pembelajaran yang dilakukan dilingkungan keluarga dan lingkungan sekitar berupa kegiatan belajar mandiri. Pembelajaran ini dilakukan secara sadar dan teratur tetapi tidak terlalu ketat dengan peraturan-peraturan tetap seperti pada pembelajaran formal. Pembelajaran informal perlu diperhatikan karena ikut menentukan keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan formal. Sekolah perlu berperan dalam mewarnai lingkungan informal siswa. Lingkungan informal perlu diintervensikan agar selaras dengan tujuan pendidikan formal disekolah.

Prinsip keterbukaan (transparansi)

Keterbukaan atau transparansi merupakan suatu keadaan yang tidak tertutup atau tidak rahasia. Keadaan semacam ini memberikan peluang kepada semua pihak untuk mengetahui informasi.Transparansi juga berarti jelas, mudah dipahami atau tidak meragukan. Keterbukaan merujuk pada tindakan yang memungkinkan segala sesuatu menjadi jelas, mudah dipahami dan tidak diragukan kebenarannya. Prinsip keterbukaan sangat penting untuk penyempurnaan sistem. Dengan adanya keterbukaan memungkinkan pemberian informasi untuk keperluan refleksi.

Baca juga: Mengenal Sistem Penjaminan Mutu Sekolah

Demikan, uraian singkat ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

______________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

IG: @mutupendidikan

Konsultasi, Pelatihan, Online / Offline Training SPMI

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami