• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Tag Archive Mutu Pendidikan

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi


Silahkan diunduh materi power point berikut:

Manajemen Mutu Perpustakaan Perguruan Tinggi


Perkebangan ilmu pengetahuan, teknologi serta berbagai perteuan riset ilmiah dan mutakhir dalam kehidupan manusia tidak lepas dari kerja keras yang diperankan oleh perguruan tinggi. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara profesional dan berkualitas  selain didukung oleh kucuran dana yang cukup, sarana prasarana yang lengkap, dosen dan tenaga pendidik yang berorientasi pada mutu pendidikan, tidak akan berjalan  sempurna tanpa adanya perpustakaan perguruan tinggi yang memiliki literatur  dan sumber rujukan lengkap serta dikelola secara profesional.

HAKIKAT PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Merupakan salah satu pusat sumber informasi yang berada pada setiap institusi perguruan tinggi yang dikelola dengan menggunakan manajemen baik mencakup manajemen kepemimpinan perpustakaan, manajemen koleksi, manajemen tenaga perpustakaan, manajemen pengelolaan koleksi, serta manajemen layanan informasi yang secara khusus diberikan kepada seluruh civitas akademika dengan tujuan turut mensukseskan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.

Analogi Perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian pokok dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi dan secara mutlak tidak boleh disepelekan. Perpustakaan juga bisa dijadikan slogan sebagai jantungnya perguruan tinggi yang berfungsi sebagai pemompa kualitas pendidikan disetiap perguruan tinggi.

TUJUAN PERPUSTAKAAN DISUSUN SECARA HIRARKI
  1. Memiliki Misi (Mission)
  2. Sasaran (Goals)
  3. Tujuan (Objective)
  4. Kegiatan (Activities)
  5. Program (Programmes)
TUJUAN YANG PERLU DICAPAI OLEH PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
  1. Perpustakaan perguruan tinggi harus mampu memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa
  2. Perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis
  3. Perpustakaan perguruan tinggi harus siap dalam menyediakan ruangan untuk pemakai
  4. Perpustakaan perguruan tinggi harus mampu menyediakan jasa peminjaman serta penyediaan jasa infomasi aktif bagi user
MANAJEMEN MUTU PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Mutu secara teknis dapat didasarkan pada upaya memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya dalam setiap jenis kegiatan layanan. Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka sebagai pelanggan secara berkualitas  tentu diperlukan  berbagai upaya diantaranya: menciptakan budaya kerja yang bermutu, adanya motivasi peningkatan mutu dll.

Baca juga: Penghambat Budaya Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi

Unsur Pokok Menciptakan Mutu Perpustakaan
  1. Mutu input perpustakaan
  2. Mutu Proses
  3. Mutu Output
Perencanaan Strategis Perpustakaan 

Menurut “Bryson”

  1. Pemikiran Strategis
  2. Perencanaan Jangka Panjang
  3. Perencanaan Taktis
Ciri-ciri Perpustakaan Perguruan Tinggi berkualitas
  • Berfokus pada pelanggan
  • Berfokus pada upaya untuk mencegah masalah
  • Memiliki strategi untuk mencapai kualitas
  • Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
  • Memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai perpustakaan yang berkualitas
  • Mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang
  • Membentuk fasilitator yang berkualitas untuk memimpin proses perbaikan
  • Mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas dan mampu menciptakan kualitas
  • Memperjelas peranan dan tanggunjawab setiap orang
  • Memiliki strategi evaluasi yang jelas
  • Memandang kualitas sebagai jalan menuju perbaikan kepuasan layanan
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PUSTAKAWAN
  1. Rekrutmen calon pustakwan yang berijazah ilmu perpustakaan dan informasi
  2. Memilki keterampilan computer
  3. Memberikan izin study lanjut
  4. Mengadakan kerjasama dalam perihal pelatihan pustakawan dengan perpustakaan nasional
  5. Kunjungan atau studi banding keperpustakaan  perguruan tinggi yang lebih besar
  6. Peningkatan kompetensi bahasa asing Peningkatan jumlah dan kualitas penelitian terbitan ilmiah
MANAJEMEN MUTU PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai salah satu pusat informasi harus mampu menyedikan kinerja secara berkualitas dan terukur sehingga mampu menyediakan jasa layanan informasi secara cepat, tepat, dan akurat.

Dua Belas unsur persyaratan
  1. Misi
  2. Tujuan
  3. Koleksi
  4. Pengorganisasian materi perpustakaan
  5. Pelestarian materi perpustakaan
  6. Sumberdaya manusia
  7. Layanan perpustakaan
  8. Penyelenggaraanperpustakaan
  9. Gedung
  10. Anggaran
  11. Teknologi informasi dan komunikasi
  12. Kerjasama perpustakaan
Tahapan Penerapan ISO 9001
  1. Tahapan Persiapan
  2. Tahapan penyusunan dan pengesahan dokumen
  3. Tahapan impelentasi
  4. Tahapan sertifikasi dan pasca sertifikasi
Tahapan Persiapan
  1. Mengadakan pelatihan atau bimbingan teknis penyusunan dokumen
  2. Kunjungan atau studi banding
  3. Penetapan SK implementasi ISO
  4. Pelaksanaan audit internal
  5. Rapat Tinjauan manajemen
Tahapan Penyusunan Dan Pengesahan Dokumen
  • Kebijakan Mutu
  • Sasaran mutu
  • Pedoman Mutu
  • Prosedur Operasional Standar
  • Intruksi kerja
  • Formulir atau Rekaman
TAHAPAN IMPLEMENTASI
  1. Presentasi proposal kepada tim manajemen
  2. Pembentukan sterring commite dan tim kerja sistem manajemen mutu ISO
  3. Pelatihan kesadaran mutu kepada tim kerja sistem manajemen mutu ISO
  4. Sosialisasi kesadaran mutu
  5. Penyusunan kebijakan mutu dan sasaran mutu
  6. Penyusunan pedoman mutu,prosedur dan instruksi kerja
  7. Peaksanaan,evauasi dan revisi dokumen
  8. Pengesahan dokumen mutu
  9. Penetapan pelaksanaan system manajemen mutu
  10. Sosialisasi pelaksanaan secara internal dan eksternal
  11. Pelatihan audit internal
  12. Pelaksanaan audit internal
  13. Pelaksanaan Rapat Tinjauan manajemen
  14. Pelaksanaan pre-audit oleh lembaga akreditasi
  15. Penyempurnaan dan revisi dokumen dan system
  16. Final audit sertifikasi oleh lemabaga audit
  17. Pencegahan sertifikat system manajemen mutu ISO
Tahapan Sertifikasi Dan Pasca Sertifikasi
  1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pemustaka melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik
  2. Institusi perpustakaan perguruan tinggi yang telah bersertifikasi ISO diijinkan mengiklankan pada media bahwa system manajemen mutu dari institusitelah diakui internasional
  3. Audit system manajemen mutu dari sebuah institusi perpustakaan yang telah memperoleh sertifikat ISO dilakukan secara periodic oleh registrar dari lembaga regristasi
  4. Institusi perpustakaan yang telah memperolehsertifikat ISO secara otomatis terdaftar pada lembaga registrasi
  5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen
  6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam institusi perputakaan perguruan tinggi
  7. Memberikan training secara sistematik kepada seluruh staf perpustakaan,pustakawan
  8. Terjadinya perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi
Contoh Aspek-aspek Tinjauan Manajemen
  1. Evaluasi melalui hasil audit
  2. Evaluasi dari upan balik
  3. Evaluasi kinerja proses dan kesesuaian produk
  4. Evaluasi penelaahan terhadap status tindakan korektif
  5. Evaluasi hasil tindak lanjut tinajuan manajemen yang lalu
  6. Evaluasi perubahan yang dapat dipengaruhi
  7. Evaluasi erhadap saran-saran untuk perbaikan

Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat… Aamiin.

Sumber Literatur: Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Koreksi & Implementasi Oleh: Safrudin Aziz, M.Pd.I. Penerbit Gava Media, Cetakan 1, 2016

Salam hormat,

Admin,

MutuPendidikan.com

Pendampingan & Pelatihan SPMI


Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan:
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)

INFO PUBLIC TRAINING :

 Silahkan di Klik : Public Training


Menghadirkan informasi terkait: Pelatihan, Pengembangan, Training, Training Center, Pelatihan Kerja, manajemen mutu perpustakaan perguruan tinggi, iso 9001, standar perpustakaan

Dokumen SOP yang baik

Kriteria SOP Yang Baik

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Dalam menyusun SOP yang baik, ada 7 Kriteria penting yang perlu diperhatikan. Apa saja ketujuh kriteria tersebut?

Berikut kriteria Standard Operating Procedure (SOP) yang baik, yaitu:

  1. Specific (khusus)
  2. Complete (lengkap)
  3. Understandable (mudah dipahami)
  4. Applicable (mudah diterapkan)
  5. Controllable (mudah dikendalikan)
  6. Auditable (dapat diaudit)
  7. dan Changeable (dapat di rubah)

Bagaimana penjelasan masing-masing ?

Silahkan diunduh materi presentasi/ slideshare berikut ini:

Kriteria SOP Yang Baik

Tetap Semangat & Salam Mutu,

mutupendidikan.com


Dapatkan Slide lengkap tentang SOP:

Silahkan di klik: Slide SOP Pendidikan


INFO PUBLIC TRAINING :

 Silahkan di klik : Public Training


Pelayanan Prima Lembaga Pendidikan

Pelayanan Prima Institusi Pendidikan 2

 

Pelayanan Prima & Kepuasan Pelanggan

Dalam era kompetitif saat ini, masing-masing lembaga pendidikan sudah harus memperhatikan kualitas layanan yang disajikan kepada stakeholder. Kualitas layanan dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan Pelayanan Prima (service excellence). Kegiatan pelayanan prima dapat dilatih pada segenap dosen/guru/ tenaga kependidikan, misalnya bagaimana menyapa, menyambut, menerima, melayani segenap stakeholder yang ada.

Sulitkah mengimplementasikan kegiatan pelayanan Prima? Untuk lebih jelasnya, bagi kawan-kawan yang berminat silahkan diunduh Slideshare berikut ini:

Klik disini:

Pelayanan Prima Institusi Pendidikan 2

Demikian semoga bermanfaat.

Salam hangat,

admin,

www.mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan


Untuk Layanan In-House Training Pelayanan Prima Pendidikan

Silahkan kontak bagian Customer Service kami


 

 

 

Metode Audit Mutu Internal

Mengenal Sistem Penjaminan Mutu Sekolah

“Mengenal Sistem Penjaminan Mutu Sekolah”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah harus dilakukan secara terus-menerus. Walaupun demikian, proses pendidikan tidak  boleh berhenti hanya menunggu penyempurnaan sistem, sarana, dan sumber daya manusia.

Sebagai institusi pendidikan, sekolah selalu menjadi perhatian utama untuk terus diperbaiki dan dijaga kualitas proses pembelajarannya. Pengelolaan sekolah harus dilakukan secara efektif, yakni mampu menciptakan proses belajar pada diri siswa. Dalam upaya pengelolaan sekolah secara efektif diterapkan  Manajemen Berbasis sekolah (School-Based Management).

Silahkan diunduh file PowerPoint (PDF) dibawah ini:


PowerPoint (PDF):

Mengenal SIstem Manajemen Mutu Pendidikan


Realisasi Manajemen Mutu berbasis sekolah sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan otonomi daerah, tentang pemberian kewenangan dari pemerintah pusat kepemerintah daerah dalam wujud otonomi daerah.

Tujuan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
  1. Agar sekolah lebih berdaya
  2. Sekolah makin akrab dengan masyarakat
  3. Tercipta iklim belajar mengajar yang makin bermutu
  4. Kepala sekolah mempunyai otonomi yang luas
  5. Sekolah dan guru-gurunya menjadi lebih sejahtera
Pilar Penyangga MBS
  1. Pemberdayaan
  2. Transparansi
  3. Standardiasi mutu
  4. Partisipasi masyarakat
  5. Akuntabilitas

Peningkatan mutu akademik, sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pendidikan, merupakan proses dalam rangka pembangunan sumber daya manusia.

Peningkatan mutu akademik harus dilakukan secara terarah, terencana, dan insentif sehingga mampu menyiapkan bangsa Indonesia dalam memasuki  era globalisasi yang sarat persaingan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu akademik, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan mutu manajemen sekolah.

ACUAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
  • Reliability, yaitu ketepercayaan pemakaian jasa pendidikan .
  • Assurance, yaitu keterjaminan program pendidikan yang ditawarkan.
  • Tangible, yaitu kebersihan, kesehatan, kerapian, keteraturan dan kenyamanan lingkungan pendidikan.
  • Empaty, yaitu perhatian terhadap aspirasi dan kebutuhan pelanggan pendidikan.
  • Responsiveness, yaitu tanggap terhadap keluhan pemakai jasa pendidikan.
DEFINISI KUALITAS

Kualitas merupakan tingkat (degree) atau taraf atau derajat melakukan kabaikan sesuatu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1999:677), kualitas atau mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan , taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan dan sebagainya).

Menurut Garvin (Giri, 2008:2), ada lima macam perspektif kualitas yang dapat menjelaskan mengapa kualitas diartikan beraneka ragam, sebagai berikut .

  1. Transcendental approach, kualitas dipandang  sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan, diketahui, tetapi sulit didefiniskan dan dioperasionalisasikan.
  2. Product-based approach, bahwa kualitas merupakan atribut ataupun spesifikasi secara kuantitatif dan dapat diukur.
  3. User-based approach, bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya sehingga pelayanan yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan pelayanan yang paling berkualitas tinggi.
  4. Manufacturing-based approach, mendasari diri pada supply dan terutama memerhatikan praktik-praktik perekayasaan dan manufaktur serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan.
  5. Value-based approach, memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
TIGA KOMPONEN DASAR KUALITAS PELAYANAN.
  1. Kualitas teknis atau hasil. Apa yang pelanggan terima dalam interaksinya dengan perusahaan jelas sangat penting untuk mereka dan pada penilaian kualitas mereka.
  2. Kualitas fungsional atau yang diberikan dengan proses. Selain itu pelanggan juga dipengaruhi oleh bagaimana mendapat pelayanan atau bagaimana dia mengalami proses produksi dan konsumsi yang simultan, yang merupakan dimensi dari kualitas, yang sangat terkait dengan hubungan pembeli dan penjual sehingga disebut kualitas fungsional.
  3. Citra perusahaan. Biasanya penyedia layanan tidak dapat bersembunyi dibalik nama merek.

Bedasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas  merupakan derajat keunggulan suatu produk (barang/jasa), baik yang tangible maupun yang intangible yang bersifat relative dan dinamis.

Dalam pandangan modern, kualitas bersifat relatif karena kriterianya tergantung pada konsumen atau pihak-pihak yang memanfaatkan produk itu.

Pengertian relatif mengandung maksud bahwa barang atau jasa sesuai dengan tujuan penggunaannya. Suatu produk yang berkualitas tidak sekedar berfungsi sesuai peruntukannya tetapi juga harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan harapan konsumen.

 DIMENSI KUALITAS

Ketika orang mengatakan suatu produk berkualitas, maka alasan mereka biasanya tidak tunggal. Misalnya, pelanggan transportasi bus mengatakan bahwa perusahaan angkutan itu berkualitas.

Alasan mengatakan berkualitas boleh jadi karena busnya nyaman, supirnya tidak ugal-ugalan, harganya relatif murah, tepat waktu dan lainnya. Dengan kata lain, kualitas bus jasa angkutan bus memiliki banyak dimensi sehingga dipersepsikan berkualitas oleh konsumen atau pelanggan.

SEPULUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
  1. Reliability mencakup dua hal pokok, yaitu konsitensi kinerja dan keandalan.
  2. Responsiveness berfokus pada sikap kesediaaan dan kesiapan dari karyawan untuk menyediakan pelayanan.
  3. Competence berarti memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan.
  4. Access meliputi kemudahan untuk dicapai atau dihubungi.
  5. Courtesy melibatkan kesopanan, rasa hormat, pertimbangan dan keakraban dari tiap karyawan.
  6. Communication berarti menjaga pelanggan tetap mendapatkan informasi dalam bahasa yang pelanggan mengerti dan mendengarkan pelanggan.
  7. Credibility melibatkan sikap dapat dipercaya, jujur, mendapatkan perhatian pelanggan dengan sikap yang terbaik.
  8. Security merupakan bebas dari kata bahaya, risiko, maupun keraguan.
  9. Understanding/knowing the customer berarti berusaha untuk mengerti kebutuhan pelanggan.
  10. Tangibles meliputi bukti fisik dari pelayanan.
DIMENSI KUALITAS PRODUK YANG BERBENTUK BENDA
  1. Kinerja, seberapa baik suatu produk melakukan apa yang harus dilakukan.
  2. Features, pernik-pernik yang melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk.
  3. Keandalan, berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa.
  4. Kesesuaian, seberapa baik produk tersebut sesuai dengan standar.
  5. Daya tahan, ukuran umur produk, dan teknologi modern memungkinkan teknologi ini.
  6. Kemudahan perbaikan, produk yang digunakan untuk jangka waktu tertentu, sering harus diperbaiki.
  7. Keindahan, kualitas produk tidak saja tergantung dari kemampuan fungsional, tetapi juga keindahan.
  8. Persepsi terhadap kualitas, dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya.
DIMENSI PADA KUALITAS JASA
  1. Tidak Berwujud, dapat dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan, fasilitas, pegawai, perlengkapan dan peralatan.
  2. Keandalan, sama seperti produk berupa barang, jasa juga harus andal.
  3. Responsif, pelanggan tidak ingin harus menunggu untuk dilayani.
  4. Kepastian, pelanggan mengharapkan personel jasa sopan dan terpelajar.
  5. Empati, personel jasa harus menunjukkan perhatian yang tulus pada para pelanggan dan kebutuhan mereka.
PENTINGNYA KUALITAS

Kualitas adalah sesuatu yang sangat penting bagi organisasi. Kualitas bukan hanya sekedar persoalan reputasi organisasi, melainkan juga bentuk pertanggung jawaban moral produsen kepada konsumen.

Dengan suatu peningkatan kualitaslah produsen mampu memuaskan konsumen. Dengan produk yang berkualitas maka masyarakat konsumen akan terhindar dari produk-produk yang merugikan dan membahayakan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kualitas dianggap penting Bagi organisasi karena:
  1. Meningkatkan reputasi organisasi
  2. Penurunan biaya
  3. Peningkatan pangsa pasar
  4. Pertanggungjawaban produk
  5. Dampak internasional
  6. Penampilan produk atau jasa
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Istilah penjaminan mutu (quality assurance) pada awal dipakai dalam dunia bisnis. Penjaminan mutu dimaksudkan untuk menciptakan budaya peduli mutu. Penjaminan mutu dibutuhkan institusi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Penjaminan mutu bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam aktifitas program kerjanya dan semua aspek-aspeknya melalui proses evaluasi dan perbaikan diri secara terus menerus.

Manajemen mutu merupakan satu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat komprehensif dan berintegrasi yang diarahkan dalam rangka, yaitu;

  1. Memenuhi pelanggan secara konsisiten.
  2. Mencapai peningkatan terus-menerus dalam setip aspek aktivitas organisasi.

Mutu pendidikan didefinisikan sebagai tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Definisi tersebut terjemahan dari aspek proses dan produk pendidikan, sebagai berikut.

  1. Proses pendidikan, yaitu upaya sistematis oleh institusi dan perorangan dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah sesuai dengan konsensus nasional melalui undang-undang Sistem Pendidikan nasional.
  2. Proses pendidikan, yaitu segala yang dihasilkan dalam pendidikan melalui persekolahan yang menjadi harapan masyarakat dan sesuai konsensus nasional.

Sistem penjaminan mutu pendidikan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem penjaminan mutu. Aplikasi standar dalam sistem pendidikan mencakup dua kegiatan besar.

  1. Peningkatan mutu yang dilandaskan dengan target mutu yang sekolah harapkan.
  2. Mengukur mutu pencapaian kinerja untuk mengetahui tingkat pemenuhan standar berdasarkan target program yang telah ditetapkan.

Jaminan mutu internal (internal quality assurance) adalah kearah penjaminan yang dapat memenuhi mutu yang dijanjikan dan diharapkan masyarakat. Kegiatan penjaminan mutu difokuskan pada proses membangun kepercayaan dengan cara pemenuhan segala persyaratan atau standar minimum sesuia yang diharapkan oleh pelanggan

Baca juga: Pengantar Total Quality Management

Secara umum dapat dikemukakan, sistem penjaminan mutu pendidikan dikembangkan untuk tujuan sebagai berikut;

  1. Sebagai acuan dalam memetakan mutu pengelolaan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota, sekolahan dan pembelajaran.
  2. Proses dan produk SPMP dapat meyakinkan bahwa pendidikan dan pembelajaran telah dapat diupayakan secara terus-menerus memuaskan bagi peserta didik, orang tua siswa dan masyarakat, sumberdaya pendidikan sekolah, dan para pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan.
  3. Menentukan model fasilitasi peningkatan kinerja sekolah, meliputi sistem pembelajaran, manajemen berbasis sekolah dan pemberdayaan masyarakat pendidikan pada masyarakat luas dalam pengelolaan pendidikan di sekolah.

Tujuan akhir penjaminan mutu pendidkan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-ciakan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang dicapai melalui penerapan SPMP.

Tujuan antara yang hendak dicapai melalui sistem penjaminan muu pendidikan ini adalah terbangunnya sistem penjaminan mutu pendidikan, sebagai berikut.

  1. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, non formal dan informal.
  2. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan non formal pada satuan atau program  pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dab pemerintah.
  3. Diterapkannya secara nasional acuan mutu dalam pejaminan mutu pendidikan formal dan non formal.
  4. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan non formal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota dan satuan atau program pendidikan.
  5. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan program pendidikan, penyelenggara satuan atau atau program  pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah.
PRINSIP DASAR SISTEM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH /PENDIDIKAN
  1. Keberlanjutan
  2. Terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur dalam jaminan mutu pendidikan formal dan non formal.
  3. Menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan non formal
  4. Memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan regulasi Negara yang seminimal mungkin.
  5. SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan
Sistem Penjaminan Mutu Sekolah mengacu pada mutu kehidupan manusia sekurang-kurangnya mencakup:
  1. Mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti dan kepribadian.
  2. Kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik,kinestetik, vokasional, serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, kompetensi dan minat masing-masing.
  3. Muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang mewarnai dan memfasilitasi kehidupan.
  4. Kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan.
  5. Tingkat kemandirian serta daya saing dan kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya

Pengukuran kecepaian standar mutu acuan dilakukan setelah audit kinerja, akreditasi, sertifikasi dan bentuk lain pengukuran capain mutu pendidikan.

Audit kinerja dilakukan dengan cara monitoring. Akreditasi merupakan salah atu pengukuran ketercapaian standar acuan mutu pendidikan yang dilakukan secara eksternal oleh badan akreditasi. Sedangkan sertifikasi merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian standar mutu yang berkaitan dengan standar pendidik.

Penjaminan mutu pendidikan informal dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan informal secara perorangan, kelompok maupun kelembagaan.

PENDEKATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN SISTEM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH
  1. Perbaikan secara terus-menerus
  2. Penentuan standar mutu.
  3. Perubahan kultur.
  4. Perubahan organisasi.
  5. Mempertahankan hubungan dengan pelanggan

Demikian uraian singkat tentang Sistem Penjaminan Mutu Sekolah. bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

____________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

IG: @mutupendidikan

Konsultasi, Online / Offline Training, Pelatihan & In-house Training

Kinerja Dosen

Penilaian Kinerja Dosen Berbasis Peningkatan Mutu Akademik


Silahkan unduh materi power point dibawah ini:

PPT Penilaian Kenerja Dosen


Lembaga pendidikan dari sekolah tinggi menjadi institut atau bahkan universitas tidak sebatas dibuktikan dengan megahnya sarana fisik dan mewahnya alat transportasi yang dimilki setiap dosen. Akan tetapi perbaikan dan pengembangan mutu akademik harus senantiasa dikembangkan secara dinamis guna menghadapi tantangan masa depan. Dalam istilah lain perbaikan dan pengembangan mutu harus dilakukan melalui penciptaan iklim dan tradisi akademik setiap dosen dan mahasiswanya.

Secara analogis mengembangkan  mutu perguruan tinggi pada prinsipnya sama dengan mengembangkan perangkat teknologi informasi yang memerlukan hardware, software dan brainware.

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Pasal 1, UU Dikti 12/2012)

Misi dosen (tugas pokok dan fungsi): Tridharma Perguruan Tinggi
  • Pendidikan
  • Pengabdian kepada Masyarakat
  • Penelitian
Macam-macam kompetensi pendidik
  • Kompetensi Pedagogik
  • Kompetensi Kepribadian
  • Kompetensi Sosial
  • Kompetensi Profesional
  •  
Kompetensi Pedagogik

Pemahaman guru termasuk dosen terhadap peserta didik, perancangan dan  pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi Kepribadian

Kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia.

Kompetensi Sosial

Kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan bergaul sacara efektif  dengan  peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua / wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi profesional

Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup     penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi   keilmuannya.

Baca juga: Kendala Utama Implementasi SPMI

PENILAIAN KINERJA DOSEN

Penilaian kinerja dosen pada hakikatnya merupakan proses analisis intristik dalam pelaksanaan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas. Pengajaran bermutu  tentunya membantu mahasiswa untuk mencapai pembelajaran berkualitas baik.

KOMPONEN PENILAIAN KINERJA DOSEN  
  1. Persiapan atau Perencanaan Pembelajaran Yang Dilakukan Dosen
  2. Pelaksanaan Pembelajaran
  3. Evaluasi hasil Pembelajaran
BENTUK DAN BOBOT INDEK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Penilaian kinerja dosen secara teknis dilakukan oleh petugas gugus  mutu fakultas artinya petugas  gugus mutu fakultas bertugas melakukan pencatatan perhitungan skor sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA DOSEN
  1. Kendala dari pihak yang dinilai
  2. Adanya beberapa dosen yang kontra terhadap publikasi penilaian
  3. Kendala secara teknis
  4. Belum adanya reward yang jelas
  5. Kendala program digital online IKD
UPAYA PENGEMBANGAN MUTU AKADEMIK BAGI DOSEN

Seorang dosen dituntut harus mampu mengembangankan diri semaksimal mungkin sehingga senantiasa memberikan sumbangan  ilmiah kepada peserta didik dan masyarakat. Adapun pengembangan akademik setiap dosen dapat dilakukan lembaga melalui workshop,  pelatihan, seminar, studi banding, studi lanjut melalui perguruan tinggi unggulan negeri baik di dalam maupun luar negeri, pemberian reward dan punishment atas prestasi atas  kinerja dosen.

Demikian semoga bermanfaat.

Salam Mutu,

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan


 Info Public Training

Silahkan Klik : Public Training


 

1
×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami