Benchmarking Mutu Pendidikan
Tujuan utama dari Benchmarking adalah untuk mengenal dan mengevaluasi proses ataupun produk saat ini sehingga menemukan cara-cara atau “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses maupun kualitas produk.
Benchmarking dapat dilakukan untuk produk, proses produksi, jasa maupun sistem dalam suatu organisasi/perusahaan.
Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan “Tolok Ukur” atau “Patokan”. Benchmarking adalah proses mengidentifikasikan “Best Practice” terhadap suatu produk/jasa dan proses produksinya hingga produk tersebut dikonsumsi.
Baca juga: SPMI dan Kegagalan Benchmarking
Benchmarking memberikan gambaran yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang sejenis maupun dengan industri-industri yang lain.
Proses Benchmarking adalah proses yang mencoba melihat/mempelajari faktor luar (produk lain, organisasi lain, sistem lain) untuk mengetahui bagaimana pihak lain mencapai tingkat kinerja dan memahami proses-proses kerja yang mereka gunakan.
Benchmarking dapat menjelaskan apa yang terjadi dibalik keberhasilan/ kinerja baik proses ataupun produk yang dibandingkan. Apabila diimplementasikan dengan benar, Benchmarking dapat membantu suatu organisasi/lembaga untuk meningkatkan prestasi/ kinerja organisasinya maupunpun proses-proses didalamnya.
Benchmarking dapat dilakukan kedalam organisasi (secara Internal), yang dilakukan adalah membandingkan kinerja beberapa kelompok atau tim di dalam Organisasi.
Sedangkan Benchmarking eksternal adalah membandingkan kinerja suatu organisasi dengan organisasi lainnya atau antar Industri. Benchmarking dapat pula dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :
Baca juga: Pengendalian Proses Statistik
Lembaga pendidikan, baik pendidikan tinggi, sekolah dan madrasah, juga sangat dianjurkan untuk melakukan proses benchmarking. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan benchmark perlu diselenggarakan sebagai salah satu program Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Dalam lingkungan yang semakin disrupsi saat ini, lembaga pendidikan tidak boleh cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dihasilkan selama ini. Lengah sedikit, maka akan ketinggalan dalam memberikan layanan terbaik untuk stakeholdernya.
Dengan mengimplementasikan proses benchmarking, manajemen akan memperoleh bahan-bahan yang valid untuk pengambilan keputusan untuk melakukan continuous improvement.
Pakar Benchmarking, Robert Camp dalam bukunya, mengemukakan Metodologi Benchmarking yang terdiri dari 12 Tahapan, antara lain :
Baca juga: Kunjungan Bisnis & Pendidikan ke Jepang
Untuk memahami lebih dalam tentang metodologi Benchmarking, berikut dapat di unduh/ download ppt materi berikut ini:
Demikian uraian singkat tentang Benchmarking Mutu Pendidikan, semoga bermanfaat dan berkah selalu.
______________________________
IG: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
“Mengetahui Kriteria Tes Psikologi Yang Baik”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Lembaga pendidikan baik itu perguruan tinggi, sekolah dan madrasah, menggunakan layanan tes psikologi atau psikotes untuk tujuan membantu mengenal segenap potensi, minat, bakat yang dimiliki siswa. Namun apakah serangkai tes yang telah dilakukan tersebut telah dikatakan baik?
Tes psikologi sebagai alat pembanding atau pengukur agar dapat berfungsi dengan baik haruslah memenuhi persyaratan tertentu. Berikut syarat-syarat yang harus ada dalam kegiatan Psikotes:
Baca juga: 6 Manfaat Tes Psikologi bagi Layanan BK
Demikian uraian singkat tentang Kriteria Tes Psikologi Yang Baik. Semoga bermanfaat.
_____________________________________
_____________________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
“Mengenal 8 Manfaat Psikotes dalam Bidang Pendidikan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Berbagai manfaat tes psikologi /psikotes memang telah terbukti dirasakan oleh berbagai klien. Psikotes/ tes psikologi bertujuan untuk mengetahui kebiasaan & perilaku siswa / mahasiswa terutama pada saat menghadapi berbagai situasi. Melalui psikotes tertentu, siswa bisa diketahui gambaran karakteristiknya. Walaupun belum bisa secara utuh menggambarkan karakter seseorang, namun tes psikologi sangat membantu untuk memberikan informasi yang penting dan menonjol dari siswa.
_______________________________
Follow Instagram: @mutupendidikan
_______________________________
Dibawah ini akan diuraikan beberapa manfaat tes psikologi yang bisa menjadi bahan informasi penting, khususnya untuk membantu tim Perguruan Tinggi/ Sekolah dalam memperlancar jalannya proses pendidikan dan proses belajar mengajar.
Demikian informasi singkat tentang manfaat tes psikologi bagi dunia pendidikan. Penggunaan tes psikologi yang tepat akan dapat membantu proses pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca juga: Tujuan Penggunaan Tes Psikologi
Demikian uraian singkat tentang 8 Manfaat Psikotes dalam Bidang Pendidikan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
__________________________________
__________________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
“Mengenal Jenis Psikotes atau Tes Psikologi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sebelum diuraikan secara singkat tentang jenis-jenis psikotes atau tes psikologi, ada baiknya kita coba mengenal beberapa pengertian tes psikologi menurut beberapa sumber:
_______________________________
Follow Instagram: @mutupendidikan
_______________________________
Intelegensi terdiri dari tiga aspek kemampuan, yakni:
Masyarakat umum seringkali menyamakan artikan pengertian intelegensi dengan IQ. Inteligensi dan IQ mempunyai arti yang berbeda. Intelligence Quotient (IQ) adalah nilai skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Kecerdasan / Intelegensi individu dapat diukur dengan memakai beberapa jenis tes intelegensi, diantarannya: Tes Binet, WAIS, WISC, WPPSI, SPM, CPM, APM, IST, CFIT, K-ABC, PPVT, KIT, LIPS, dan sejenisnya. Alat ukur intelegensi juga dapat dibedakan berdasarkan usia testee, bersifat tes individu atau tes kelompok.
Minat adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu secara mendalam dan terus menerus. Dalam kajian ilmu psikologi, antara minat dan bakat memiliki korelasi positif, akan tetapi skor yang tinggi pada bakat belum tentu menghasilkan skor yang tinggi pula pada minat. Individu dengan bakat yang tinggi dalam bidang X belum tentu memiliki minat untuk menekuni bidang X tersebut. Sebaliknya seseorang yang menunjukkan minat tinggi pada seni vokal misalnya, belum tentu pula memiliki bakat yang cukup pada bidang tersebut. Pengukuran kedua jenis variabel tersebut (minat dan bakat) dapat menghasilkan prediksi yang lebih efektif, daripada mengukur satu variabel saja.
Baca juga: 8 Manfaat Psikotes dalam bidang pendidikan
Tes minat diadakan untuk memperkirakan minat seseorang dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti: kesusastraan, musik, klerikal, outdoor, mekanik, komputasi, keilmiahan, persuasi, artistik, pelayanan sosial dll. Pengukuran minat sering digunakan untuk membantu siswa pemilih jurusan yang sesuai di bidang pendidikan, baik di SMA, SMK, maupun perguruan tinggi. Tes minat juga sering digunakan untuk keperluan penerimaan pegawai (seleksi pegawai) di berbagai perusahaan.
Tes Bakat terdiri atas beberapa jenis, diantaranya test FACT, DAT dan GATB. Tes Bakat dipakai untuk mengukur faktor-faktor seperti: kemampuan bahasa, kemampuan berfikir, bekerja dengan angka, penalaran, penalaran di bidang mekanik, kecepatan respon, visualisasi dll.
Bakat adalah kemampuan khusus seorang individu yang merupakan potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui belajar, latihan dan motivasi yang dilakukan.
Dalam bidang pendidikan, dengan mengenal bakat siswa siswi maka mereka dapat diarahkan sesuai dengan bakat tersebut. Tujuannya agar siswa-siswi dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang dimiliki. Hasil tes bakat sangat berguna khususnya pada saat penjurusan, baik di level SMP, SMA maupun SMK.
Pada dasarnya setiap person individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang pandai di bidang IPS, namun kurang dalam bidang IPA. Ada yang mampu di bidang teknik, namun lemah dalam bidang seni musik. Kemampuan yang berbeda-beda ini kurang bisa dijelaskan oleh konsep IQ. Dua individu dengan IQ yang sama (misalnya 105), tapi individu yang satu ternyata lebih mampu dalam bidang ilmu eksak IPA (Kimia, Matematika, Fisika), sedangkan individu yang lain lebih mampu dalam bidang ilmu sosial (geografi, sosiologi, ekonomi). Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai “bakat”.
Dalam bidang industri dan pekerjaan, bakat karyawan/ calon karyawan perlu diketahui agar seseorang dapat tepat menduduki jabatan tertentu. Melalui tes bakat akan membantu suatu organisasi atau perusahaan untuk menempatkan karyawan atau calon karyawan pada posisi yang tetap sesuai spesifikasi jabatan yang dipersyaratkan. Dalam upaya memperoleh “The right man in the right place”.
Ada beberapa unsur yang diukur dalam tes kepribadian, diantaranya komitmen, optimisme, kemandirian, pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, motivasi berprestasi, penyesuaian diri dan daya tahan terhadap stres.
Secara difinisi, kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri seseorang yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Pengertian dinamis disini bermakna bahwa kepribadian bisa berubah.
Pengukuran kepribadian disini bukanlah berarti menerapkan “label” nilai-nilai moral, melainkan lebih untuk mendeskripsikan perilaku individu ada adanya. Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk pengukuran kepribadian, diantaranya melalui teknik observasi, teknik proyektif dan teknik inventori.
Demikian informasi singkat terkait jenis-jenis tes psikologi. Dengan memahami jenis-jenis tes psikologi ini, pengguna layanan tes psikologi, khususnya dari lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, SMU, SMK, SMP dan Sekolah dasar dapat menggunakan secara tepat sesuai kebutuhan masing-masing.
Baca juga: Tujuan dan Aplikasi Psikotes
Demikian semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.
_____________________________
_____________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
“Klasifikasi Jenis Tes Psikologi”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Lembaga Pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi, telah rutin mengadakan tes psikologi /psikotest bagi segenap siswa yang memerlukannya. Tes psikologi sangat banyak jenis ragamnya sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai alat-alat tes tersebut perlu dilakukan proses pengelompokan (klasifikasi).
_____________________________
Follow Instagram: @mutupendidikan
_____________________________
Untuk membuat klasifikasi tes yang komprehensif, hendaklah dilihat dari beberapa segi. Berikut uraian singkat tentang berbagai klasifikasi psikotes (tes psikologi):
Tautan Penting: Prinsip Penting dalam Tes Psikologi
Demikian sekilas informasi tentang pengelompokan (klasifikasi) alat tes psikologi, semoga bermanfaat dan salam sukses!
_________________________________
_________________________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
“Mengenal Tujuan Tes Psikologi atau Psikotes”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Lembaga Pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, saat ini sudah cukup sering melaksanakan kegiatan tes psikologi dengan berbagai maksud dan tujuan masing-masing. Tujuan penggunaan tes psikologi pada garis besarnya terbagi atas dua yaitu tujuan riset dan tujuan diagnosis psikologi.
_____________________________
_____________________________
Berikut akan diuraikan secara garis besar tujuan diselenggarakannya psikotes (tes psikologi).
Tujuan tes psikologi untuk keperluan riset (penelitian) itu ada bermacam-macam. misalnyanya riset untuk penyusunan alat tes, riset untuk mengenal sifat-sifat psikologis tertentu pada sekelompok individu, riset untuk pengabdian pada masyarakat, riset untuk pemecahan persoalan-persoalan sosial masyarakat tertentu dan lain sebagainya.
Pada umumnya tujuan tes psikologi atau psikotes adalah untuk membuat diagnosis psikologis. Diagnosis psikologis dilakukan dengan maksud-maksud tertentu sesuai kebutuhan. Misalnya untuk tujuan pengembangan prestasi siswa di sekolah, tujuan penelusuran minat dan bakat, tujuan mendiaknosis kecenderungan bawaan dan kepribadian individu siswa yang bersangkutan, dll.
Baca juga: Prinsip Penting dalam Tes Psikologi
Demikian uraian singkat tentang Mengenal Tujuan Tes Psikologi atau Psikotes. Semoga bermanfaat dan sukses selalu.
________________________________
mutupendidikan.com
Follow Instagram: @mutupendidikan
________________________________
Iklan makanan sehat diabetes:
Data Informasi mengenai kondisi peserta didik sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan dari konseling. Guna mengetahui karakter dari para siswa, salah satu cara yang bisa dilakukan dengan mengadakan tes kepribadian. Kepala Sekolah, pendidik, orang tua, konselor di sekolah sangat perlu untuk mengetahui informasi tentang peserta didiknya, hal ini bisa didapatkan dari tes kepribadian peserta didik tersebut.
Tes kepribadian (Personality Test) adalah penggunaan seperangkat alat tes yang disusun untuk mendeskripsikan bagaimana kecenderungan individu bertingkah laku. Tes kepribadian sebenarnya adalah deskripsi kualitatif dari kepribadian, bukannya deskripsi kuantitatif ( berdasarkan angka-angka). Kepribadian tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat dideskripsikan. Untuk membantu mengenal kepribadian seseorang, alat tes kepribadian menggunakan bantuan berupa angka-angka dan kemudian hasilnya dideskripsikan ke dalam penjelasan kualitatif. Angka yang didapatkan seorang peserta pada tes kepribadian bukanlah angka sesungguhnya. Angka disini hanyalah sebagai fungsi alat bantu untuk mendeskripsikan kepribadian, misalnya individu X lebih kreatif dalam pekerjaannya dibandingkan dengan individu Y.
Personality Test atau Tes kepribadian adalah tes yang diadakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas seseorang yang umumnya bersifat lahiriah, seperti kreatifitas, gaya bicara, cara berbusana, nada suara, hobi / kegemaran, dll. Setiap individu memiliki kepribadian yang unik, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan individu-individu lain dalam pendeskripsiannya. Kepribadian tidak mengandung unsur nilai seperti baik buruk, tinggi rendah, dan lain sebagainya.
Tes kepribadian bertujuan untuk mengungkap kecenderungan kepribadian seseorang. Ada banyak metode tes kepribadian, bisa berbentuk tes proyektif maupun tes non proyektif. Tes proyektif umumnya membutuhkan media khusus untuk memproyeksikan minat, perhatian, dorongan, perasaan, maupun sentimen. Media tes proyektif bisa berupa bercak tinta, kartu/gambar maupun kalimat. Contoh tes kepribadian adalah tes Rorschach, tes grafis, TAT/CAT/SAT, EPPS dan lain-lain.
Guna mempermudah pengukuran kepribadian, disusunlah suatu kriteria kepribadian dalam bentuk pengelompokan. Saat ini, dalam teori psikologi dikenal pengelompokan kepribadian yang disebut DSM atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Nah bagaimana dengan kepribadian anak-didik kita? Perlukah dilakukan tes psikologi? Temukan jawaban pada artikel-artikel berikutnya.
Demikian, semoga bermanfaat.
admin,
mutupendidikan.com
Informasi Tes Psikologi untuk pengembangan Mutu Pendidikan
Menurut tinjauan sejumlah literatur, tes psikologi memiliki beberapa fungsi-fungsi. Tes Psikologi dapat memberikan data untuk membantu para siswa/ mahasiswa dalam meningkatkan penerimaan diri (self acceptance), pemahaman diri (self understanding), dan penilaian diri (self evaluation). Hasil yang diperoleh dari psikotes dapat digunakan siswa/ mahasiswa untuk meningkatkan persepsi dirinya secara optimal dan untuk mengembangkan kemampuan individu (eksplorasi) dalam beberapa bidang tertentu. Tes psikologi (psikotes) berfungsi dalam banyak hal yang meliputi fungsi memprediksi, fungsi memperkuat, serta fungsi meyakinkan para siswa.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tes psikologis memiliki berbagai fungsi, diantaranya untuk evaluasi, klasifikasi, deskripsi, menguji hipotesis, juga berfungsi untuk seleksi. Semua fungsi-fungsi diatas dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan karir di masa yang akan datang.
Demikian semoga bermanfaat.
admin,
mutupendidikan.com
Informasi Tes Psikologi untuk pengembangan Mutu Pendidikan
Layanan Informasi