“Membangun SPMI & Tim Kerja yang Unggul”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Organisasi Pendidikan tidak akan terkelola dengan baik apabila “Tim Kerja” yang ada tidak produktif. Tim yang tidak produktif, pada umumnya memiliki ciri ciri sbb:
Instagram: @mutupendidikan
Merupakan kegiatan yang dilakukan secara kolektif dimana anggotanya bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam rangka mendukung perbaikan budaya mutu pendidikan melalui optimalisasi Tim Kerja, materi presentasi berikut InsyaAllah dapat bermanfaat sebagai referensi:
Silahkan diunduh ppt/ pdf disini:
Membangun Tim Kerja yang Unggul
Demikian, semoga uraian singkat dengan topik Membangun SPMI & Tim Kerja ini, dapat bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Dalam posting Slideshare kali ini, akan dibahas materi tentang Total Quality Managment (TQM) dan implementasinya dalam dunia pendidikan/ manajemen sekolah. Topik yang akan dibahas dalam file powerpoint ini antara lain:
Untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh file powerpoint berikut ini:
TQM, Pendidikan & Manajemen Sekolah
Demikian, semoga bermanfaat, sukses selalu dan salam mutu.
Hormat kami,
mutupendidikan.com
Pelatihan & Pendidikan
“Peran Pendidikan dan Pelatihan bagi implementasi TQM”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Menurut Prof. Sondang P. Siagian, pengertian pendidikan adalah keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang yang lain dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Instagram: @mutupendidikan
Sedangkan pelatihan adalah juga proses belajar mengajar dengan memakai teknik dan metode tertentu.
Belajar Mudah dengan PowerPoint (PDF):
Sementara John Suprihanto menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap kelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan megutamakan pembinaan, kejujuran dan ketrampilan.
Pendapat pakar lain Wijaya, “Pendidikan dimaksudkan untuk membina kemampuan atau mengembangkan kemampuan berpikir para pegawai, meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan pada pegawai sehingga mereka dapat menunaikan tugas kewajiban dengan sebaik-baiknya”. Waktu yang diperlukan untuk pendidikan bersifat lebih formal. Sedangkan latihan lebih mengembangkan ketrampilan teknis sehinga pegawai dapat menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Latihan berhubungan dengan pengajaran tugas pekerjaan dan waktunya belajarnya lebih singkat, dan tidak terlalu formal formal.
Pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pendidikan lebih berorientasi pada peningkatan produkktivitas kerja pegawai di masa depan. Namun demikian perbedaan itu tidak perlu ditonjolkan karena kedua pengertian itu umumnya sering digunakan bersama-sama.
Menurut Soekidjo Natoatmodjo, berbedaan antara pendidikan dan pelatihan secara teoritis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
No. | Parameter | Pendidikan | Pelatihan |
---|---|---|---|
1 | Pengembangan Kemampuan | Menyeluruh (komprehensif) | Khusus (spesific) |
2 | Area kemampuan | Area Kognitif, afektif | Area Psikomotorik |
3 | Jangka waktu pelaksanaan | Panjang /lama | Pendek /singkat |
4 | Materi yang diberikan | Lebih umum | Lebih khusus |
5 | Penekanan penggunaan Metode Belajar Mengajar | Konvensional | Inkonvensional |
6 | Penghargaan akhir proses | Gelar (degree) | Sertifikat (Non gelar) |
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulkan bahwa pelakasanaan pendidikan (education) dan pelatihan (training) menitikberatkan pada :
Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan sebaik mungkin untuk mendapatkan efektivitas program kerja.
Untuk materi detail tentang implementasi program pendidikan dan pelatihan menurut pakar manajemen mutu /TQM, Silahkan diunduh pada file power point diatas.
Demikian semoga bermanfaat.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
_________________________________
mutupendidikan.com
“TQM & Manajemen Strategik”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Manajemen strategik adalah manajemen yang mendasarkan semua tindakan, kegiatan, dan keputusan tentang apa yang paling mungkin untuk memastikan kinerja terbaik.
Perencanaan strategik adalah proses dimana organisasi mengembangkan visi, misi, prinsip-prinsip, tujuan yang luas, dan taktik untuk mencapai tujuan.
Tujuan strategi kompetitif adalah menciptakan keuntungan dan mencari posisi yang mendukung dari kekuatan yang dimiliki dari banyaknya persaingan industri.
Topik-topik Manajemen Strategik :
Dalam penyusunan rencana strategi, lembaga pendidikan perlu melakukan evaluasi diri atau analisis SWOT, yang meliputi:
Pengembangan Visi & Misi:
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) tidak lepas dari proses manajemen strategik. Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar dan Menengah, dituntut untuk mampu menjalankan proses manajemen strategik agar rumusan dokumen SPMI yang dihasilkan tepat dan relevan.
Dengan manajemen strategik yang benar, proses evaluasi diri (Analisis SWOT) akan dihasilkan data-data yang akurat untuk penetapan tujuan organisasi jangka panjang, menengah dan pendek.
Dengan Manajemen strategik, Penyusunan Standar SPMI akan lebih SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant & Timed)
Baca juga: SPMI & Manajemen Konflik
Demikian point-point singkat tentang TQM & manajemen strategik, semoga bermanfaat.
________________________________
mutupendidikan.com
Salah satu pondasi penting dalam membangun Sistem Penjaminan Mutu yang handal adalah membangun budaya mutu berbasis 5 S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke). Program yang berkembang di Jepang ini telah diadopsi banyak bisnis dan terbukti sangat efektif untuk membangun tempat kerja, sarana prasarana yang nyaman, bersih, teratur, indah dan efisien.
Demikian halnya dengan institusi pendidikan, seperti Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah, perlu juga memiliki metode yang tepat untuk mengelola Tata Graha/ lingkungan belajar agar nyaman, efektif dan efisien. Dosen, pejabat dan para karyawan akan bekerja lebih nyaman dan termotivasi bilamana tempat ruang kerja mereka nyaman. Kenyamanan yang dimaksud adalah ruang kerja yang bersih, tata letak perkakas sangat rapi dan mudah dijangkau. Ruang bersih dan ergonomis, warna cat serasi indah dipandang mata, para bekerja sangat disiplin dll.
Bagaimana implementasi Program Tata Graha 5-S untuk lembaga pendidikan?
Bagi yang berminat mempelajari lebih jauh, silahkan diunduh file powerpoint berikut ini:
Sarana Prasarana & Implementasi Program Tata Gaha 5 S
Demikian, semoga bermanfaat.
Salam Hormat,
Tempat belajar dan tempat kerja yang nyaman, bersih dan teratur akan membuat Dosen/Guru/Siswa menjadi senang dan bersemangat. Tempat belajar yang nyaman tentu saja akan meningkatkan prestasi akademik siswa. Ruang kantor yang tertata, barang-barang mudah disimpan/ dicari akan mendukung meningkatkan produktifitas segenap guru, dosen maupun karyawan. Oleh karena itu, pengelolaan standar mutu “Sarana dan Prasarana” (SarPras) institusi pendidikan harus terus ditingkatkan baik secara kualitas dan kuantitas.
Salah satu metode Tata Graha yang bisa diadopsi adalah Metode Kerja 5S. Untuk itu berikut kami upload materi presentasi dalam bentuk file PDF, Silahkan diunduh :
Menata Tempat Belajar berbasis 5-S
Demikian, Semoga Bermanfaat dan Berkah Selalu.
Hormat kami,
Admin,
mutupendidikan.com
Pelatihan & Pendampingan
Hubungi Customer Service Kami
“TQM, Motivasi dan Pemberdayaan Karyawan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Pemberdayaan karyawan (Employee Empowerment) merupakan filosofi dan strategi yang digunakan organisasi untuk memberi ruang bagi dosen/ guru/ karyawannya membuat keputusan dan berperilaku sesuai tujuan organisasi.
Instagram: @mutupendidikan
Pemberdayaan karyawan mampu membuat karyawan lebih punya rasa bangga dan ownership terhadap pekerjaan mereka.
Dengan pemberdayaan karyawan, ada ruang untuk mengambil keputusan sendiri juga mendorong mereka berpikir kreatif serta berinovasi.
Silahkan diunduh file power point (PDF) berikut ini:
_________________________________
_________________________________
Hambatan utama pemberdayaan adalah adanya penolakan untuk berubah. Penolakan bisa saja datang dari karyawan, perserikatan, dan manajemen.
Lembaga Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah dan Madrasah) perlu mengembangkan program pemberdayaan karyawan yang tepat sasaran. Dosen, Guru dan Pegawai tenaga kependidikan perlu ditingkatkan partisipasinya agar SDM yang ada dapat lebih produktif bagi pencapaian Visi dan Misi Organisasi.
__________________________________
Pertanyaan Diskusi:
Demikian uraian singkat tentang TQM, Motivasi & Pemberdayaan Karyawan, semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
______________________________
mutupendidikan.com
“Metode 5S Kebersihan Sekolah : Penerapan Seiso di Lembaga Pendidikan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan pendidikan (kampus, sekolah, madrasah) merupakan hal sangat penting dan pondasi dasar dalam membangun mutu pendidikan. Lingkungan yang bersih, akan menciptakan kenyamanan dan motivasi belajar siswa/ mahasiswa. Sarana prasarana yang bersih akan mendukung lingkungan yang tertib dan sehat. Sarana prasarana yang senantiasa rapi dan bersih akan lebih tahan lama (awet) dan dapat menekan biaya berawatan (maintenance)
Setelah semua barang/ perkakas/ peralatan memiliki tempat penyimpanan masing-masing, maka langkah berikutnya adalah membersihkan & memastikan tercapainya kebersihan semua barang dan area kerja pada kondisi terbaik/ ideal. Usahakan Bersih, cemerlang dan bersinar seperti ruang-ruang pameran.
Area kerja di lingkungan lembaga pendidikan (kampus, sekolah, laboratorium dll) yang bersih, dapat menjadikan lingkungan lembaga pendidikan sehat, bersih dan nyaman.
Lingkungan yang bersih, juga sangat berpengaruh pada motivasi kerja dan motivasi belajar siswa siswi. Sebaliknya lingkungan yang kotor dan tidak terawat (tidak bersinar/ cemerlang) akan menyebabkan semangat kerja serta motivasi menjadi turun.
Seiso (resik) menekankan pentingnya kebersihan dengan menjaga segala sesuatu tetap bersih dan bersinar. Lingkungan kampus/ sekolah/ madrasah yang bersih/ nyaman dapat mencegah perlengkapan sarana prasarana tidak cepat rusak. Secara psikologi, akan muncul rasa cinta dan tanggung jawab untuk merawat semua sarana dan prasarana yang ada.
Untuk implementasi seiso perlu ditetapkan petugas yang bertanggung jawab. Dibuat standar, SOP dan formulir yang diperlukan. Perlu juga disiapkan dan didukung dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan seiso, seperti sapu, lap, sabun dll.
Siswa-siswa perlu dilatih untuk membersihkan area belajar, seperti ruang kelas, laboratorium, bengkel dan ruang belajar lainnya. Siswa siswi dilatih membersihkan mesin/peralatan setelah dipakai, dilatih membersihkan benda kerja / peralatan bengkel/ lab serta hasil-hasil pembelajaran praktek
Untuk menjamin / memastikan terwujudnya kondisi yang bersih bersinar tersebut, perlu ditunjuk penanggung jawabnya. Secara bergantian, siswa siswi yang bertugas mengawasi/ mengontrol/ membersihkan apakah peralatan/ sarana prasarana telah benar benar bersih cemerlang.
Baca juga: Sarana Prasarana & Program Tata Graha 5 S (bag.1)
Proses seiso atau pembersihan area kerja/ pendidikan dapat diatur dalam bentuk kerja piket. Pengaturan tim kerja untuk pembersihan ruang-ruang belajar termasuk halaman, teras, selasar, taman di lingkungan kampus/ sekolah.
Proses Seiso ini akan membiasakan siswa siswi untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan belajar. Mereka akan mengerti pentingnya lingkungan, peralatan kerja dan diri sendiri yang bersih. Mereka akan trampil dalam melaksanakan kebersihan serta termotivasi menciptakan kondisi lingkungan yang bersih.
Berikut konsep 5 S, metode tatagraha asal Jepang yang bisa diadopsi lembaga pendidikan, silahkan di unduh disini:
Demikian, semoga uraian singkat tentang Metode 5S Kebersihan Sekolah ini, dapat bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
“Gugus Kendali Mutu SPMI”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sekelompok kecil karyawan (Dosen, Guru, Pegawai) yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja/ pelaksana proses yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
Institusi pendidikan (Perguruan Tinggi/ Sekolah/ Madrasah) dapat meningkatkan kualitas sistem penjaminan mutu dengan menambahkan peran GKM (Gugus Kendali Mutu).
Instagram: @mutupendidikan
Tentu tidak mudah untuk membangun Tim KGM yang handal, perlu komitmen, kesadaran mutu prima dan sistem manajemen yang tepat dengan didukung standar dan SOP yang benar. Namun demikian upaya yang serius untuk membangun tim GKM tentu akan menghasilkan banyak manfaat.
Nah.. bagaimana bentuknya, mekanisme kerjanya, tupoksinya? Silahkan diunduh file PPT pada tautan diatas.
Demikian uraian singkat tentang Gugus Kendali Mutu SPMI, semoga bermanfaat. Tetap semangat dan Salam Mutu…
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Dapatkan slideshare Quality Function Deployment disini
Quality Function Deployment (QFD) awal mulanya dikembangkan di Negara Jepang oleh Mitshubishi’s Kobe Shipyard tahun 1972, yang kemudian diadopsi dan dipergunakan oleh Toyota. Penerapan konsep ini, tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas komunikasi, pengembangan produk, pengembangan proses produksi dan serta sistem pengukuran. Filosofi yang mendasari QFD adalah bahwa pelanggan/ konsumen tidak akan puas dengan layanan suatu produk, jika konsumen memang tidak membutuhkan/ menginginkannya.
Menurut Akau (1990), Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi untuk memahami /menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan kedalam suatu rancangan produk/ jasa yang memiliki persyaratan teknis / karakteristik kualitas tertentu.
Menurut Cohen (1995), QDF merupakan metodologi terstruktur yang diterapkan dalam proses perancangan / pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan. QFD membantu mengevaluasi secara sistematis kapabilitas sebuah produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Menurut Djati (2003), QDF adalah sistem pengembangan produk yang dimulai dari proses merancang produk, proses bagaimana produk tersebut diproduksi (manufaktur), sampai produk tersebut ketangan konsumen. Pengembangan produk tersebut dibuat berdasarkan keinginan/ kebutuhan/ harapan dari konsumen.
Dengan kata lain QFD merupakan taktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap adanya keinginan/ kebutuhan pelanggan. QFD mampu merealisasikan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi sebuah produk/ jasa yang dihasilkan oleh produsen. Dengan teknik QFD akan membantu organisasi/perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, mengembangkan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan konsumen serta memperbaiki proses sehingga mencapai efektifitas maksimum. QFD bahkan seringkali mampu melampaui ekspektasi/ harapan dari konsumen.
Walaupun awal mulanya QFD disusun untuk organisasi manufaktur, namun dalam perkembangannya, QFD juga dapat diterapkan untuk lembaga jasa termasuk untuk lembaga pendidikan.
Untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh slideshare/ download ppt berikut ini:
Klik disini : PPT Quality Function Deployment
Demikian semoga bermanfaat.
Salam Mutu,
admin,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Konsultasi, In-House Training, Manajemen, Training Center, Pelatihan Kerja, Manajemen Kualitas, Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD, Madrasah, download ppt, Quality Function Deployment, QFD, Mutu, Kualitas, Perancangan Produk, Desain Produk, Keinginan, Kebutuhan, Harapan, Konsumen, Pelanggan
Assalamu'alaikum...