• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Author Archive admin

SPMI dan Komitmen Perbaikan terus-menerus

Komitmen Perbaikan terus-menerus

“Bangun Komitmen untuk Perbaikan terus-menerus”

Dr. Edwards Deming, penulis dari Out of the Crisis, dikenal sebagai “ayah” dari gerakan Total Quality Management (TQM). Dr. Deming mengajurkan “mendekati mutu” dengan cara melakukan “kaizen” atau perbaikan terus-menerus.

Tips Sukses SPMI #1:
“Buatlah Komitmen untuk Perbaikan yang Tanpa Akhir”

Kaizen harus menjadi cara sebuah organisasi / lembaga pendidikan melakukan perbaikan. Barangkali merupakan bagian dari alasan Amerika Serikat kehilangan pasar dunia, yakni bahwa ia sudah puas dengan status-quo-nya. Amerika Serikat melihat dirinya pada puncak kapabilitasnya, tanpa ruang untuk perbaikan.

“Keunggulan – Entah dalam Upaya Nasional, perusahaan, Persaingan Atlet, atau Tujuan Pribadi – berasal dari Pengejaran Perbaikan yang Tanpa-Akhir”

Perhatikan beberapa cara bahwa perbaikan terus-menerus (continuous improvement) telah mempengaruhi kehidupan kita: Pada tahun 1950-an, virus polio membunuh dan membuat pincang ribuan anak setiap tahun. Apa yang terjadi ketika virus Corona (Covid 19) di tahun 2020 telah membunuh ribuan nyawa. Apa yang akan terjadi jika para periset medis setelah mencoba salah satu pengobatan, dan menemukan bahwa obat itu tidak berfungsi, lalu berhenti eksperimen? Atau perhatikan program “orang pergi ke bulan”. Jika para insinyur NASA puas dengan kalkulasi yang “cukup baik”, rintangan apa yang dialami para astrounout ketika benar-benar tiba di bulan?

Baca juga: Perilaku Keorganisasian

Mungkin sulit untuk melihat pekerjaan Anda dalam spirit yang besar atau bersaing semacam itu, tetapi pasar global dewasa ini menuntut perbaikan terus menerus. Negara-negara lain mengejek perusahaan-perusahaan Amerika yang mundur pada tahun 1970-an dan membiarkan pasar mereka diambil alih oleh para pesaing, yang berkeinginan untuk melakukan pekerjaan yang sama namun sedikit lebih baik, sedikit lebih efisien, dan dengan lebih banyakperhatian pada pelanggan.

Baca juga: Pentingnya Komitmen Pimpinan bagi Keberhasilan SPMI

Dr. Deming berpendapat bahwa “tidak ada hal yang harus ditingkatkan terus seperti halnya mutu…” Kapan pun anda menjangkau satu titik kepuasan dengan produk atau layanan, sudah waktunya untuk mendorong ke perbaikan berikutnya. Bagaimana Pendapat Anda?

DAFTAR PERIKSA KOMITMEN TERHADAP MUTU PENDIDIKAN:
  1. Sejauhmana komitmen berpengaruh pada perbaikan mutu pendidikan?
  2. Kapan kali terakhir Anda memperbaiki Standar SPMI atau layanan Pendidikan?
  3. Apa yang menghambat Anda melakukan perbaikan di lembaga Pendidikan?

Demikian uraian singkat tentang strategi Bangun Komitmen untuk Perbaikan terus-menerus, semoga bermanfaat dan salam mutu.

_____________________________________

mutupendidikan.com

Kunjungi: Pendampingan & Pelatihan

Aplikasi Psikotes di Masyarakat

Aplikasi Psikotes di Masyarakat

“Aplikasi Psikotes di Masyarakat”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Psikotes atau Tes Psikologi diselenggarakan untuk mengukur dan menguji berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis. Tes psikologi luas diterapkan dalam berbagai situasi kebutuhan masyarakat.

Aplikasi Psikotes di Masyarakat

Psikotes  (Tes Psikologi) dapat dilakukan untuk berbagai macam keperluan, antara lain untuk mengetahui minat dan bakat anak / siswa, untuk tujuan klinis, untuk rekrutmen dalam perusahaan, untuk terapi perkembangan anak, atau kustomisasi desain / penyusunan modul dalam kegiatan pelatihan. Berikut akan diuraikan beberapa aplikasi yang populer:

Aplikasi Psikotes di Masyarakat:

Pendidikan

Layanan tes psikologis juga meliputi bimbingan konseling, pengukuran dan training untuk pendidikan. Kegiatan psikotes dapat dilakukan dimulai dari tingkat Playgroup, TK, SD, SMP, maupun SMA. Tujuan dan arah pemeriksaan dapat berupa pengukuran minat dan bakat, mengukur intelegensi (IQ), keajegan belajar, konsentrasi, interaksi sosial, kepercayaan diri, kematangan emosional dll.

Industri

Dunia industri membutuhkan tenaga SDM yang kompeten dan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Psikotes dapat diterapkan dalam kegiatan perekrutan pegawai, eskalasi dan mutasi karyawan, peningkatan prestasi karyawan atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang beraneka ragam. Pemeriksaan psikotes (tes psikologi) dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok (klasikal). Penerapan pengukuran SDM yang tepat dapat membantu organisasi dalam merencanakan perbaikan man power di dalam perusahaan.

Pelatihan Manajemen

Psilotes atau Tes psikologi dapat pula dilakukan untuk memetakan kebutuhan organisasi atau individu dalam perencanaan pelatihan manajemen. Seringkali kegiatan psikotes ini dilakukan disaat diadakan program-program seperti “Outbound Management Training”  atau kegiatan In Class Training. Program pelatihan ini direncanakan terukur, dengan menyertakan tes psikologi dalam format pre-test dan post-test. Umumnya tujuan training ini untuk membangun team building dan organisasi, didalamnya terkandung materi-materi seperti mengelola perubahan, leadership, communication skills, planning, stres kerja, motivation, delegation, teamwork, atau apa saja sesuai kebutuhan /permintaan organisasi.

Keunggulan pelatihan ini, seluruh aspek perilaku dan kebutuhan akan diungkap melalui tes psikologi. Modul-modul yang digunakan disesuai dengan kebutuhan yang muncul dari hasil tes psikologi tersebut. Melalui pelatihan outbound & experimental learning, para peserta akan merasakan insight & proses belajar yang lebih efektif.

Demikian informasi singkat terkait tujuan dan aplikasi berbagai jenis tes psikologi. Dengan memahami aplikasi tes psikologi ini, lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, SMK, SMA, SMP dan Sekolah dasar dapat menggunakan secara tepat sesuai kebutuhan masing-masing.

Demikian uraian singkat tentang Aplikasi Psikotes di Masyarakat. Semoga informasi singkat ini dapat bermanfaat dan senantiasa merdeka.

___________________________________

Layanan Jasa Psikotes

KLIK DISINI

___________________________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

SPMI, Budaya Mutu & Perencanaan Karir Individu

Perencanaan Karir & Budaya Mutu

“Perencanaan Karir & Budaya Mutu”


Power Point (PDF):

Individual Career Planning


Titik awal dari perencanaan karir tergantung pada individu masing-masing, dimana setiap orang bertanggung jawab atas tercapainya karir masing-masing. Untuk mencapai tujuan ahkir karir, organisasi/ lembaga pendidikan didorong menyediakan layanan konseling untuk memberikan motivasi dan pemahaman karir pada segenap karyawan (dosen/ guru/tenaga kependidikan)

Pengertian Karir (Career) 

Suatu pekerjaan yang dipegang selama kehidupan kerja seseorang dalam suatu organisasi yang memberikan kelangsungan, keteraturan, dan nilai bagi kehidupan seseorang. Contoh karir dalam lembaga pendidikan adalah tenaga pendidik (guru, dosen, dan tutor), tenaga struktural, administrasi, dan pustakawan.

Pertanyaan Pembuka
  • Sejauh mana “Kejelasan Peluang Karir” berpengaruh positif pada motivasi kerja Dosen/ Guru/ Tenaga Kependidikan?
  • Dapatkah organisasi/ lembaga pendidikan meningkatkan “Motivasi Kerja & Budaya Mutu” apabila kebutuhan “Growth” pegawai belum terpenuhi?
Komponen Career dalam Organisasi
  • Alur karir: pola pekerjaan yang beruntun
  • Tujuan karir: pernyataan posisi yang akan dicapai di masa yang akan datang
  • Perencanaan karir: seleksi tujuan karir dan arus karir
  • Pengembangan karir: perbaikan personal untuk menggapai tujuan karir
Tipe Career
  1. Steady state. Mengabdikan diri dalam satu jenis pekerjaan tertentu. Misalnya pekerjaan profesi pada lembaga pendidikan yaitu guru, pustakawan, dosen, dll.
  2. Linier. Adanya peningkatan keatas dalam satu jenis pekerjaan. Misalnya saat ini anda bekerja sebagai guru/ dosen pendidik kemudian anda beralih menjadi kepala sekolah atau dekan
  3. Spiral. Tetap menekuni satu bidang pekerjaan dalam waktu tertentu kemudian beralih pekerjaan dengan menggunakan pengalaman yang sudah ada. Misalnya anda bekerja di sebuah lembaga pendikan sebagai dosen, kemudian beberapa tahun kemudian anda beralih menjadi konselor pendidikan.
  4. Transitory. Beralih karir dalam jangka waktu yang cepat. Misalnya anda bekerja sebagai dosen kemudian beralih profesi sebagai seorang analyst.

Baca juga: Budaya Organisasi

Individual Career Planning

Proses dimana individu  dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langah untuk menggapai tujuan karirnya. Keterlibatan lembaga pendidikan sangat diperlukan dalam membantu siswa dalam mengidentifikasi dalam mengembangkan karirnya.

Alur Individual Career Planning
  1. Penilaian diri: mengenali kesempatan untuk perbaikan
  2. Periksa realitas: mengenali kebutuhan realistik untuk berkembang
  3. Penetapan sasaran: mengenali sasaran dan metode untuk menentukan kemajuanya
  4. Rencana tindakan: mengenali langkah dan jadwal untuk mencapai sasaran
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Career
  1. Pendidikan formal
  2. Pengalaman kerja
  3. Sikap atasanya
  4. Prestasi kerja
  5. Bobot pekerjaanya
  6. Lowongan jabatan
  7. Produktivitas kerja

Baca juga: SPMI, Motivasi Kerja & Budaya Mutu

Manfaat Program Pengembangan Career
  • Meningkatkan motivasi kerja dosen/ guru/ tenaga kependidikan
  • Membantu pengembangan budaya mutu dan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
  • Memperbaiki implementasi Standar SPMI, khususnya standar dosen, guru dan tenaga kependidikan.
  • Menggunakan segenap potensi yang dimiliki secara baik dan bermanfaat
  • Meningkatkan tingkat keilmuan dengan baik dengan mengikuti steps pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan.
  • Adanya tantangan dalam belajar yang membuat individu dapat melangkah menjadi lebih baik lagi
  • Meningkatkan tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun jenis pekerjaannya

Demikian, semoga artikel Perencanaan Karir, SPMI & Budaya Mutu ini dapat bermanfaat.

mutupendidikan.com


e-Learning : 

Membangun Budaya Mutu 1

Membangun Budaya Mutu 2


Info Public Training:

 Public Training

Mengenal Jenis Psikotes atau Tes Psikologi

Mengenal Jenis Psikotes / Tes Psikologi

“Mengenal Jenis Psikotes atau Tes Psikologi”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebelum diuraikan secara singkat tentang jenis-jenis psikotes atau tes psikologi, ada baiknya kita coba mengenal beberapa pengertian tes psikologi menurut beberapa sumber:

Pengertian Psikotes atau Tes Psikologi

  • Tes psikologis adalah penilaian yang dilakukan oleh profesional yang ahli, biasanya psikolog, untuk mengevaluasi emosi, kecerdasan, dan/atau fungsi prilaku seseorang
  • Tes psikologi /psikotes adalah bidang yang ditandai dengan penggunaan sampel perilaku untuk menilai konstruksi psikologis, seperti fungsi kognitif dan emosional, tentang individu tertentu. Istilah teknis untuk ilmu di balik tes psikologis adalah Psikometrik
  • Tes Psikologi /psikotes merupakan seperangkat alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perasaan, pikiran, persepsi, dan perilaku seseorang guna membuat keputusan penilaian tentang seseorang.
  • Tes Psikologi / psikotes merupakan suatu pengukuran yang standar dan objektif terhadap sampel perilaku.
  • Tes Psikologi / psikotes adalah suatu kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik guna mengenal dan mengungkap aspek aspek psikologi tertentu dari seseorang (individu).
  • Tes Psikologi merupakan tes untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes tersebut dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang dilakukan secara administratif untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional individu. Tes psikologi dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun pada orang dewasa.

_______________________________

Follow Instagram: @mutupendidikan

_______________________________

JENIS PSIKOTES atau TES PSIKOLOGI
Tes Psikologi: Intelegensi

Intelegensi terdiri dari tiga aspek kemampuan, yakni:

  • Kemampuan individu untuk memusatkan (fokus) kepada suatu masalah yang harus diselesaikan/ dipecahkan. Individu dengan kemampuan intelegensi yang tinggi akan cenderung untuk memusatkan pikiran pada penyelesaian satu persoalan sebelum beralih ke persoalan berikutnya. Individu dengan intelegensi yang lebih rendah akan mudah berpindah dari masalah satu ke masalah yang lainnya.
  • Kemampuan individu untuk mengadakan kritik, baik terhadap persoalan-persoalan yang ada, maupun kritik terhadap diri sendiri.
  • Kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapinya. Individu yang inteligen akan mampu melihat bermacam-macam alternatif pemecahan terhadap suatu masalah.

Masyarakat umum seringkali menyamakan artikan pengertian intelegensi dengan IQ. Inteligensi dan IQ mempunyai arti yang berbeda. Intelligence Quotient (IQ) adalah nilai skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.

Kecerdasan / Intelegensi individu dapat diukur dengan memakai beberapa jenis tes intelegensi, diantarannya: Tes Binet, WAIS, WISC, WPPSI, SPM, CPM, APM, IST, CFIT, K-ABC, PPVT, KIT, LIPS, dan sejenisnya. Alat ukur intelegensi juga dapat dibedakan berdasarkan usia testee, bersifat tes individu atau tes kelompok.

Tes Psikologi: Minat

Minat adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu secara mendalam dan terus menerus. Dalam kajian ilmu psikologi, antara minat dan bakat memiliki korelasi positif, akan tetapi skor yang tinggi pada bakat belum tentu menghasilkan skor yang tinggi pula pada minat. Individu dengan bakat yang tinggi dalam bidang X belum tentu memiliki minat untuk menekuni bidang X tersebut. Sebaliknya seseorang yang menunjukkan minat tinggi pada seni vokal misalnya, belum tentu pula memiliki bakat yang cukup pada bidang tersebut. Pengukuran kedua jenis variabel tersebut (minat dan bakat) dapat menghasilkan prediksi yang lebih efektif, daripada mengukur satu variabel saja.

Baca juga: 8 Manfaat Psikotes dalam bidang pendidikan

Tes minat diadakan untuk memperkirakan minat seseorang dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti: kesusastraan, musik, klerikal, outdoor, mekanik, komputasi, keilmiahan, persuasi, artistik, pelayanan sosial dll. Pengukuran minat sering digunakan untuk membantu siswa pemilih jurusan yang sesuai di bidang pendidikan, baik di SMA, SMK, maupun perguruan tinggi. Tes minat juga sering digunakan untuk keperluan penerimaan pegawai (seleksi pegawai) di berbagai perusahaan.

Tes Psikologi: Bakat

Tes Bakat terdiri atas beberapa jenis, diantaranya test FACT, DAT dan GATB. Tes Bakat dipakai untuk mengukur faktor-faktor seperti: kemampuan bahasa, kemampuan berfikir, bekerja dengan angka, penalaran, penalaran di bidang mekanik, kecepatan respon, visualisasi dll.

Bakat adalah kemampuan khusus seorang individu yang merupakan potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui belajar, latihan dan motivasi yang dilakukan.

Dalam bidang pendidikan, dengan mengenal bakat siswa siswi maka mereka dapat diarahkan sesuai dengan bakat tersebut. Tujuannya agar siswa-siswi dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang dimiliki. Hasil tes bakat sangat berguna khususnya pada saat penjurusan, baik di level SMP, SMA maupun SMK.

Pada dasarnya setiap person individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang pandai di bidang IPS, namun kurang dalam bidang IPA. Ada yang mampu di bidang teknik, namun lemah dalam bidang seni musik. Kemampuan yang berbeda-beda ini kurang bisa dijelaskan oleh konsep IQ. Dua individu dengan IQ yang sama (misalnya 105), tapi individu yang satu ternyata lebih mampu dalam bidang ilmu eksak IPA (Kimia, Matematika, Fisika), sedangkan individu yang lain lebih mampu dalam bidang ilmu sosial (geografi, sosiologi, ekonomi). Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai “bakat”.

Dalam bidang industri dan pekerjaan, bakat karyawan/ calon karyawan perlu diketahui agar seseorang dapat tepat menduduki jabatan tertentu. Melalui tes bakat akan membantu suatu organisasi atau perusahaan untuk menempatkan karyawan atau calon karyawan pada posisi yang tetap sesuai spesifikasi jabatan yang dipersyaratkan. Dalam upaya memperoleh “The right man in the right place”.

Tes Psikologi: Kepribadian

Ada beberapa unsur yang diukur dalam tes kepribadian, diantaranya komitmen, optimisme, kemandirian, pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, motivasi berprestasi, penyesuaian diri dan daya tahan terhadap stres.

Secara difinisi, kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri seseorang yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Pengertian dinamis disini bermakna bahwa kepribadian bisa berubah.

Pengukuran kepribadian disini bukanlah berarti menerapkan “label” nilai-nilai moral, melainkan lebih untuk mendeskripsikan perilaku individu ada adanya. Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk pengukuran kepribadian, diantaranya melalui teknik observasi, teknik proyektif dan teknik inventori.

Demikian informasi singkat terkait jenis-jenis tes psikologi. Dengan memahami jenis-jenis tes psikologi ini, pengguna layanan tes psikologi, khususnya dari lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, SMU, SMK, SMP dan Sekolah dasar dapat menggunakan secara tepat sesuai kebutuhan masing-masing.

Baca juga: Tujuan dan Aplikasi Psikotes

Demikian semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.

_____________________________

Layanan Tes Psikotes

_____________________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

Klasifikasi Jenis Tes Psikologi

Klasifikasi Jenis Tes Psikologi

“Klasifikasi Jenis Tes Psikologi”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lembaga Pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi, telah rutin mengadakan tes psikologi /psikotest bagi segenap siswa yang memerlukannya.  Tes psikologi sangat banyak jenis ragamnya sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai alat-alat tes tersebut perlu dilakukan proses pengelompokan (klasifikasi).

_____________________________

Follow Instagram: @mutupendidikan

_____________________________

Untuk membuat klasifikasi tes yang komprehensif, hendaklah dilihat dari beberapa segi. Berikut uraian singkat tentang berbagai klasifikasi psikotes (tes psikologi):

Klasifikasi Tes Psikologi
  1. Tes psikologi ditinjau dari segi aspek mental individu yang dites:
    • Tes intelegensi
    • Tes bakat
    • Tes prestasi belajar
    • Tes kepribadian seperti tes Rorschach, Wartegg dan sebagainya
  2. Tes psikologi ditinjau dari segi pembuatnya:
    • Tes Kraepelin
    • Tes Binet-Simon
    • Tes Rorschach
    • Tes Wechsler
    • Tes Kuder dan lain-lain
  3. Tes psikologi ditinjau dari banyaknya peserta yang mengikuti tes
    • Tes individual: Merupakan jenis tes yang hanya dapat melayani untuk seseorang individu saja dalam satu waktu, contohnya test WISC dan tes WAIS.
    • Tes kelompok: Merupakan jenis tes yang dapat melayani sekelompok testi dalam suatu waktu. Dari segi biaya, tes kelompok lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tes individual.
  4. Tes Psikologi ditinjau dari segi waktu yang disediakan:
    • Tes kecepatan (speed test): Merupakan tes yang mengutamakan kecepatan (waktu) dalam mengerjakan sebuah tes. Contoh jenis tes ini arithemitical reasoning, tes klerikal dan sejenisnya.
    • Tes kemampuan (power test): Merupakan jenis tes untuk mengetahui sampai dimana kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes. Lamanya pengerjaan (waktu) tidak dituntut terlalu ketat. Jenis tes ini misalnya general comprehension test, tes SPM dan sejenisnya.
  5. Tes Psikologi ditinjau dari segi materi tes:
    • Tes verbal: Merupakan tes yang menggunakan bahasa (baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan). Oleh karena itu testi harus bisa membaca dan menulis dengan baik.
    • Tes non verbal: Merupakan tes yang item-item soalnya tidak terdiri dari bahasa, akan tetapi terdiri dari gambar-gambar, garis-garis, bentuk-bentuk dan sejenisnyanya. Jenis tes ini misalnya adalah tes CFIT, Tes SPM, tes Army Beta dan sejenisnya.
  6. Tes Psikologi ditinjau dari segi aspek manusia yang dites (Testi):
    • Tes fisik: Merupakan alat tes untuk mengetahui kemampuan & keadaan fisik testi misalnya: tes aerobik.
    • Tes psikis: Merupakan alat tes yang digunakan untuk mengetahui keadaan atau kemampuan mental individu (testi), misalnya tes intelegensi, tes bakat dan sejenisnya.

Tautan Penting: Prinsip Penting dalam Tes Psikologi

Demikian sekilas informasi tentang pengelompokan (klasifikasi) alat tes psikologi, semoga bermanfaat dan salam sukses!

_________________________________

Layanan Tes Psikologi

_________________________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development

Biro psikotes atau tes psikologi Indonesia

Mengenal Tujuan Tes Psikologi atau Psikotes

“Mengenal Tujuan Tes Psikologi atau Psikotes”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lembaga Pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, saat ini sudah cukup sering melaksanakan kegiatan tes psikologi dengan berbagai maksud dan tujuan masing-masing. Tujuan penggunaan tes psikologi pada garis besarnya terbagi atas dua yaitu tujuan riset dan tujuan diagnosis psikologi.

_____________________________

Informasi Tes Psikologi

_____________________________

Berikut akan diuraikan secara garis besar tujuan diselenggarakannya psikotes (tes psikologi).

Psikotes (Tes psikologi) untuk tujuan riset

Tujuan tes psikologi untuk keperluan riset (penelitian) itu ada bermacam-macam. misalnyanya  riset untuk penyusunan alat tes, riset untuk mengenal sifat-sifat psikologis tertentu pada sekelompok individu, riset untuk pengabdian pada masyarakat, riset untuk pemecahan persoalan-persoalan sosial masyarakat tertentu dan lain sebagainya.

Psikotes (Tes psikologi) untuk tujuan diagnosis

Pada umumnya tujuan tes psikologi atau psikotes adalah untuk membuat diagnosis psikologis. Diagnosis psikologis dilakukan dengan maksud-maksud tertentu sesuai kebutuhan. Misalnya untuk tujuan pengembangan prestasi siswa di sekolah, tujuan penelusuran minat dan bakat, tujuan mendiaknosis kecenderungan bawaan dan kepribadian individu siswa yang bersangkutan, dll.

Baca juga: Prinsip Penting dalam Tes Psikologi

Uraian singkat tujuan diagnosis psikologi:
  1. Diagnosis untuk seleksi: Misal untuk seleksi penerimaan siswa / mahasiswa baru, tes untuk membantu pegambilan keputusan saat kegiatan penjurusan siswa/ mahasiswa.  Dengan alat tes tertentu akan dapat di diagnosis potensi calon siswa untuk mengikuti materi mata pelajaran tertentu.
  2. Diagnosis untuk keperluan bimbingan & konseling: Misal dalam dalam institusi pendidikan, seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan siswa seperti kasus; gangguan belajar, keluarga broken home, kenakalan siswa, dsb.
  3. Diagnosis untuk keperluan terapi: Problematik di lembaga pendidikan, terkadang dihadapkan pada khasus-khasus tertentu yang menuntut pihak konselor/ psikolog mendapatkan informasi diagnosis untuk keperluan terapi. Misalnya kasus klinis seperti depresi dan sejenisnya.
  4. Diagnosis untuk pemilihan jabatan: Misalnya untuk tujuan seleksi pemilihan manajer atau rekruitmen pegawai di dalam organisasi pemerintah atau organisasi bisnis. Dengan metode tes psikologi tertentu atau dengan alat-alat tertentu akan diperoleh informasi tentang potensi calon pegawai yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu.

Baca juga: 8 Manfaat Tes Psikologi dalam Bidang Pendidikan

Demikian uraian singkat tentang Mengenal Tujuan Tes Psikologi atau Psikotes. Semoga bermanfaat dan sukses selalu.

________________________________

mutupendidikan.com

Follow Instagram: @mutupendidikan

________________________________

Iklan makanan sehat diabetes:

Sedia Cookies Manis Legit Diabetes

Kiat sukses keberhasilan SPMI

Mengenal Diri, Mengenal Tim, Kunci Keberhasilan SPMI

“Mengenal Diri, Mengenal Tim, Kunci Keberhasilan SPMI”


Tips Sukses SPMI #6:

“Temukan Kekuatan dahsyat dalam Diri & dalam Tim Anda…”

Untuk mencapai sasaran & keberhasilan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), Lembaga Pendidikan “harus” terus melakukan evaluasi diri untuk mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis).

Langkah pertama, Anda dapat berlatih untuk mengenal kekuatan diri Anda dan kekuatan tim (unit kerja) Anda. Ingin mencoba?

Baca juga: Kumpulan Artikel dan Power Point MSDM 1

Berikut latihan sederhana yang bisa Anda coba. Dengan latihan ini, Anda diharapkan dapat mengetahui strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang Anda miliki dan dimiliki oleh Tim Kerja Anda. Dengan optimalisasi potensi tersebut tentu akan sangat membantu dalam pencapaian standar-standar kinerja (Standar SPMI) lembaga pendidikan. Mari kita coba:

MENEMUKAN KEKUATAN DIRI ANDA

Kenalilah Kekuatan/ Keunggulan/Kelebihan Diri Anda Sendiri. Untuk bahan renungan, Anda dapat mengevaluasi 3 hal berikut ini:

  • Hasil (Outcome) dari pekerjaan Anda
  • Cara Anda mendekati/menyelesaikan masalah
  • Umpan balik yang Anda dapatkan dari pelanggan internal dan eksternal Anda.
Uraikan disini kekuatan/ Kelebihan Diri Pribadi  Sbb:

_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Setelah Anda mengenal kekuatan/ kelebihan/ keunggulan diri, sekarang silahkan Anda mencoba merumuskan sasaran pekerjaan yang sesuai/sejalan dengan kekuatan/keunggulan diri. Dalam merumuskan sasaran pekerjaan, Anda dapat mengacu pada hal-hal sbb:

  • Apakah Anda akan membutuhkan bantuan atau sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran pekerjaan Anda?
  • Kapan Anda ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut?
  • Bagaimana cara mengukur pencapaian prestasi Anda?
Menetapkan Sasaran/target Pribadi:
  1. _____________________________________________________________________
  2. _____________________________________________________________________
  3. _____________________________________________________________________

Setelah Anda telah menetapkan beberapa kekuatan/kelebihan diri pribadi dan sasaran/target pribadi, kini waktunya untuk berbagi semuanya dengan tim Anda.

MENEMUKAN KEKUATAN/ KELEBIHAN/ KEUNGGULAN TIM ANDA

Diskusikan, bahaslah kekuatan/kelebihan diri pribadi dengan tim Anda. Ingat ini hanyalah satu kesempatan untuk berbagi informasi dan pengertian, tidak ada definisi yang “lebih baik” atau “lebih buruk”.

Baca juga: Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Terus Menerus

Dapatkah tim Anda mencapai konsensus dengan satu definisi tentang “keunggulan” tim (unit kerja Anda)? definisi (hasil konsesus) tim ini mungkin sangat berbeda dari definisi (target) pribadi Anda, tetapi sebagai individu juga Anda sangat berbeda dari tim Anda, bukankah demikian?

Uraikan disini Kekuatan/ Kelebihan Tim Kerja Anda:

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Seperti sebelumnya, menetapkan Sasaran Tim Kerja adalah langkah berikut. Rumuskan sekurang-kurangnya 3 Sasaran Tim Kerja Anda. Sasaran ini akan menjadi langkah unit kerja dalam menciptakan kegiatan/ program kerja yang sesuai. Dalam menyusun sasaran unit kerja, Anda harus mengacu Standar SPMI dan Job description yang menjadi tugas tim Anda.

Sasaran yang baik hendaknya disusun mengikuti kaidah ABCD, yaitu ada Audience, Behavior, Competence dan Degree. Sasaran yang baik dapat juga mengikuti kaidah KPI (Key Performance Indicator) yang meliputi: Target, Indikator dan mekanisme pengukuran (measure). Dalam bahasa lain, sasaran yang baik harus SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant, Timed).

Uraikan disini, Sasaran Tim  Kerja Anda (Unit Kerja) :
  1. ____________________________________________________________________
  2. ____________________________________________________________________
  3. ____________________________________________________________________
  4. ____________________________________________________________________
  5. ____________________________________________________________________
  6. ____________________________________________________________________

Demikian uraian tentang Mengenal Diri, Mengenal Tim sebagai Kunci Keberhasilan SPMI, semoga latihan singkat ini bermanfaat… Aamiin Yaa Rabb.

Salam mutu,

admin,


Hubungi Customer Service kami untuk informasi:

Pelatihan & Outbound Training Membangun Budaya Mutu Pendidikan


mutupendidikan.com

Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

Dokumen SPMI dan Budaya Mutu

Bolehkah dokumen SPMI dirubah?

Bolehkah dokumen SPMI dirubah?

Mutupendidikan.com – Ada pemahaman pada sebagian kalangan bahwa sistem manajemen mutu yang telah didokumentasikan dan disahkan tidak boleh dirubah lagi. Pemahaman ini sungguh keliru dan perlu diluruskan.

Dalam kehidupan ini tidak ada yang sifatnya abadi, semuanya berubah. Demikian juga dengan isi dokumen SPMI, perlu mengalami perubahan secara dinamis untuk mengikuti tantangan tuntutan perubahan jaman

Faktor pertama karena  adanya perubahan kebutuhan/ ekspektasi, persyaratan, undang-undang, harapan dan persepsi stakeholder. Perubahan lingkungan tersebut akan mendorong perubahan visi, misi, kebijakan, strategi dan sistem operasional pengelolaan lembaga pendidikan, dan tentu saja akan merubah sistem dokumentasi SPMI yang telah dibuat sebelumnya. Standar, Sasaran Mutu, Program Kerja dan SOP dan berbagai dokumen mutu lainnya akan berubah.

Perubahan dapat disebabkan karena faktor  internal organisasi ataupun faktor eksternal organisasi seperti Sistem Politik, Hukum, Sosial Budaya dan Faktor Ekonomi.

Baca juga: Kendala utama implementasi SPMI

Pimpinan lembaga pendidikan dapat menggalang semangat inovatif dan perbaikan pada segenap jajarannya. Kemampuan Leadership, motivasi dan komunikasi sangat diperlukan untuk mendorong percepatan, menggerakkan prakarsa untuk unggul dalam kompetisi usaha.

Oleh karena itu, sekali lagi pemahaman bahwa sistem manajemen mutu yang telah didokumentasikan dan telah disahkan tidak boleh dirubah harus buang jauh-jauh. Semangat PDCA (Plan, Do, Check, Act) harus terus dipacu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.


mutupendidikan.com

Kunjungi: Pendampingan & Pelatihan

Komitmen membangun SPMI Pendidikan

Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Berkelanjutan

“Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Berkelanjutan”

______________________________________

TIPS SPMI1#
Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Berkelanjutan

______________________________________

SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) Suatu lembaga Pendidikan tidak akan bisa berhasil apabila tidak ada komitmen dari segenap pimpinan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus (Kaizen)

Pakar Kaizen asal Amerika Dr. Edwards Deming, penulis dari Out of the Crisis, mengatakan Mutu haruslah menjadi visi dan patokan untuk melakukan perbaikan terus-menerus. Pendekatan Mutu harus menjadi cara sebuah organisasi manapun (termasuk institusi pendidikan)  dikelola, dipimpin dalam melakukan usaha bisnis.

Baca juga: Kumpulan Artikel & Power Point MSDM 1

Lembaga pendidikan yang tidak memperdulikan mutu tentu akan berangsur-angsur ditinggalkan stakeholdernya (pemangku kepentingan). Konsumen baik yang internal (dosen, karyawan, tenaga kependidikan) maupun konsumen ekstenal (mahasiswa, orang tua, pengguna lulusan, dunia usaha, dunia industri) tentu akan meninggalkan organisasi pendidikan tersebut apabila kecewa dengan layanan pendidikan yang diberikan.

Perlu direnungkan nasihat bijak berikut ini: “Keunggulan” – Entah dalam Upaya Negara, perusahaan, Perlombaan dalam bidang olah raga/ Atletik, atau Tujuan Pribadi – Tentu berasal dari Pengejaran Perbaikan yang Tanpa-Akhir (terus menerus).

Pimpinan lembaga pendidikan harus membuat komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Komitmen tersebut perlu dituangkan dalam sebuah dokumen yang disebut “Kebijakan SPMI”. Apabila komitmen dalam kebijakan SPMI tersebut telah disusun dan disahkan, maka perlu disosialisasikan dan dilaksanakan dengan penuh semangat dan motivasi.

Dalam konsep SPMI, Mutu Penyelenggaraan Pendidikan dituangkan dalam sebuah dokumen SPMI yang dikenal dengan istilah standar SPMI. Didalam standar SPMI berisi pedoman/ indikator/ patokan yang harus dicapai untuk mewujudkan mutu. Keberhasilan SPMI akan tercermin sejauhmana organisasi berhasil melakukan perbaikan terus-menerus melalui perbaikan standar SPMI.

Tentu saja perbaikan standar SPMI tidak akan bisa dicapai tanpa adanya komintmen yang kuat dari jajaran pimpinan lembaga pendidikan. Komitmen tidak saja dibuat untuk sekedar ditulis dalam sebuah kertas, namun perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan berkesinambungan.

Baca juga: Bangun Komitmen untuk Perbaikan terus-menerus

Dr. Deming menyatakan bahwa “Tidak ada hal yang harus ditingkatkan terus menerus seperti halnya mutu”. Kapan pun kita berhasil menjangkau satu titik kepuasan atas produk atau layanan, saat itulah waktu kita melanjutkan ke perbaikan berikutnya.

Demikian Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Berkelanjutan, bermanfaat.

________________________________________

mutupendidikan.com

Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

SPMI dan Manajemen Perubahan

Manajemen Perubahan

“Kiat Mengelola Manajemen Perubahan”


Power Point (PDF):

Manajemen Perubahan bagian 1, Manajemen Perubahan bagian 2


Lingkungan Organisasi selalu berubah, baik lingkungan internal maupun eksternal. Bagaimana organisasi menyikapi hal ini? Berikut Tips Manajemen Perubahan dan kiat-kiatnya:

Sebagian besar organisasi menyerah pada saat bisnis gagal karena ketertinggalan dalam persingan bisnis atau menerima proses perubahan. Hal tersebut merupakan bagian alami kehidupan bisnis yang bertujuan untuk tetap berada sejalur dengan permintaan pelanggan. Materi ini menekankan bahwa rencana manajemen perubahan akan gagal jika tidak didukung oleh sponsor utama, biasanya sponsor tersebut adalah manajemen senior organisasi.

Stakeholder organisasi harus menerima bahwa perubahan seperti itu dilihat sebagai hal yang wajar untuk organisasi tertentu dan para pelanggan akan merespon dengan positif perubahan tersebut. Ada sejumlah alasan terjadinya perubahan, malalui arus kecil akibat ketertinggalan dari yang lainnya atau kebutuhan perubahan yang muncul dalam skala besar melalui evolusi atau revolusi.

Baca juga: Bolehkah dokumen SPMI dirubah?

Meskipun ada basis dukungan manajemen senior, proses perubahan sepertinya memakan waktu dan manajemen harus memikirkan tipe strategi perubahan yang paling sesuai untuk meraih tujuan baru organisasi. Ada sejumlah faktor yang diperlukan karena setiap pendekatan bisa sesuai dengan kondisi yang berbeda. Tentu, jika hal tersebut tidak sesuai dengan tuntutan situasi, orang-orang, kondisi budaya, dan lingkungan bisnis pasti akan menyebabkan masalah dan gagal mendukung perubahan jangka panjang yang diperlukan.

Proses penerapan perubahan perlu diselaraskan dan sesuai dengan organisasi. Odel pendekatan tiga tahap akan digambarkan sebagai berikut:

  1. Tahap 1: Pre-Positioning Organisasi. Fase pertama fokus pada persiapan melalui komunikasi dengan staff dan stakeholder. Tahap penting ini bertujuan mempersiapkan organisasi terhadap perubahan, memperoleh komitmen dari mereka yang terlibat dan mengatasi risiko yang akan terjadi.
  2. Tahap 2: Penerapan Rencana Manajemen Perubahan. Tahap ini berfokus pada penerapan perubahan dengan pertimbangan rencana yang telah disetujui dan mempertimbangkan tujuan bisnis. Selama tahap ini, biasanya perjanjian manajemen senior baru akan diusulkan dan struktur organisasi baru akan diterapkan
  3. Tahap 3: Dukungan Tanpa Henti dan Tahap Konsolidasi. Disini fokus terhadap dukungan tanpa henti dan peningkatan ketika perubahan ditanamkan di dalam perusahaan dianggap sebagai “cara untuk melakukan bisnis.” Pada tahap ini menghasilkan perubahan kebudayaan jangka panjang dan semakin sulit seperti ditunjukan di dalam
Pola perubahan stategi

Ketika terjadi kelancaran dimana strategi yang telah dibuat tetaplah tidak berubah, organisasi umum pasti berubah seiring dengan terbentuknya strategi secara bertahap.Beberapa organisasi tanpa tujuan yang jelas mengalami masa fluktuasi dimana perubahan juga terjadi. Perbahan utama yang terencana juga dapat terjadi tetapi seiring berupa tindakan yang jarang terjadi dan menjadi bagian dari usulan manajemen perubahan yang lebih besar.

Dua Ujung Ekstrim Pengelolaan Perubahan
  • Pendekatan untuk melakukan perubahan terdapat dua tahap ekstrim perubahan utama (Revolusi) dan ekstrim yang halus perubahan kenaikan (Evolusi)
REVOLUSIEVOLUSI
Business Process Re-Engineering (penyusunan kembali proses bisnis)Perbaikan yang berelanjutan
Mulai dari awalMembangun yang telah ada sebelumnya
Sangat cepatPerlahan dan terus menerus
InovatifPemeliharaan dan perbaikan
Empat pilihan perubahan individu
  1. Mengubah diri Anda sendiri
  2. Mengubah situasi
  3. Meninggalkan situasi
  4. Tidak melakukan apa-apa
Merencanakan perubahan keorganisasian

Siklus manajemen kualaitas ‘rencana lakukan tinjau’ pendekatan empat siklus tahap perubahan hidp mengevaluasi sekaligus menerapakan perubahan.tahap perencanaan berkaitan dengan dua model lainnya: model yang pertama yaitu empat jenis perubahan keorganisasian dan model kedua menunjukkan bahwa merencanakan pendekatan pada penolokan teradap perubahan merupakan bagian dari keseluruhan proses.

Pertimbangan Strategi Perubahan

Manajemen organisasi perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Tingkat tantangan yang diharapkan
  • Dasar kekuatan dari pencetus perubahan
  • Sifat dasar budaya organisasi dan kemungkinan respon terhadap perubahan
Enam Pendekatan Menghadapi Penolakan
  1. Pendidikan & Komunikasi
  2. Partisipasi
  3. Fasilitas & Dukungan
  4. Negosiasi
  5. Manipulasi
  6. Pemaksaan & penggunaan wewenang
Kesalahan Menghadapi Perubahan & Konflik
  1. Tidak membuat kewaspadaan yang cukup kuat
  2. Tidak membentuk koalisi panduan yang kuat
  3. Kurangnya visi
  4. Kurangnya komunikasi visi
  5. Tidak menghilangkan rintangan untuk visi yang baru
  6. Tidak merencanakan & menciptakan keberhasilan jangka pendek
  7. Mengumumkan kemenangan terlalu cepat
  8. Tidak mengenalkan & mengkoordinasi perubahan dalam kebudayaan organisasi
Kesiapan Menghadapi Perubahan

Dibawah ini merupakan model lain perubahan dan keamanan yang menekan kemali beberapa faktor umum yang mempunyai peran terhadap keamananyang dirasakan.

Empat Jenis “Perjalanan” Perubahan
  1. Penyesuaian

Ex: penyederhanaan proses kerja, pengurangan biaya
Hasil untuk mendukung perubahan: Penyampian perubahan, pelatihan kembali

  1. Pembangunan

Ex: pembentukan dari awal, Joint venture yang baru
Hasil untuk mendukung perubahan: penyampaian visi dan nilai, menetapkan peran & tanggung jawab yang baru dan mengenali rangkaian keahlian baru

  1. Perubahan

Ex: memasuki pasar baru, berusaha menetepkan tujuan strategi
hasil untuk mendukung perubahan: menciptakan struktur kinerja baru dan mengetahui keahlian yang diperlukan, mengembangkan kurkulum pelatihan dan mengadakan pelatihan

  1. Krisis

Ex: perubahan haluan organisasi yang tinggi, perampingan
hasil untuk mendukung perubahan: mengenali stakeholder dan menyampaikan yang terjadi

Empat Komponen Utama Perubahan
  1. Manajemen Program

Merencanakan untuk bergerak organisasi “dari yang ada” menuju posisi “yang seharusnya” diinginkan.

  1. Proyek enablement

Produk penting yang dikembangkan yang memberikan pengetahuan, keahlian, peralatan, kerangka kerja, & dukungan bagi individu & organisasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses

  1. Kepemimpinan eksekutif

Dukungan perusahaan oleh eksekutif utama, menggambarkan komitmen manajemen organisasi secara keseluruhan dalam usaha perubahan

  1. Kepemilikan bisnis

Kepemilikan & komitmen menuju perubahan dialami oleh semua individu dalam organisasi

Demikian, semoga point-point singkat ini dapat bermanfaat.

_______________________________

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami