Tips Sukses SPMI #3:
“Buatlah Daftar “Apa yang Harus Dilakukan” Setiap Hari”
Keberhasilan SPMI sangat terkantung dari sejauh mana pimpinan lembaga pendidikan dan kepala unit kerja berhasil mencapai target-target yang telah ditetapkan. Standar-standar Dikti, disusun sedemikian rupa bukan untuk sekedar pajangan atau memiliki dokumen dalam lemari, tetapi merupakan target indikator yang harus dicapai secara efektif dan efisien.
Untuk itu pembekalan “time management“, merupakan ketrampilan penting yang harus dimiliki segenap pimpinan lembaga pendidikan. Dengan manajemen waktu yang baik, tentu saja pemanfaatan waktu yang ada dapat dilakukan secara lebih produktif.
Penting untuk mendisiplinkan diri Anda agar selalu sesuai target setiap hari. Banyak dari kita membuat daftar ketika kita sudah kewalahan, tetapi tidak sungguh-sungguh untuk melakukannya ketika kita berhadapan hanya dengan masalah-masalah harian.
Daftar “apa yang harus dilakukan setiap hari (To Do List)” membantu Anda melihat bagaimana menghabiskan waktu Anda, apakah Anda mencapai atau tidak tujuan Anda. Waktu adalah satu hal yang tak pernah tampak cukup, dan itu harus dikelola dengan baik untuk digunakan secara bijaksana.
Dalam atmosfer perbaikan terus-menerus, daftar “apa yang harus dilakukan” merupakan satu potret dari tugas dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Anda mungkin ingin menyimpan daftar harian Anda dalam sebuah buku catatan kecil atau kalender, sehingga Anda dapat menengok kembali dan melihat berapa banyak yang sudah Anda selesaikan selama satu periode waktu tertentu. Ini memberikan Anda kepercayaan bahwa Anda melakukan kemajuan dan bahwa perbaikan sudah merupakan satu proses yang berlanjut bagi Anda. Dapatkah Anda melihat bagaimana daftar harian itu dapat membantu Anda menjadi lebih terorganisir dan efisien?
Dalam situasi kerja Anda, hal macam apa yang akan ada pada daftar “apa yang harus dilakukan” setiap hari?
Dengan menggunakan contoh berikut, rancanglah sebuah “Daftar Apa yang Harus Dilakukan” yang dapat Anda salin dan gunakan untuk menjaga diri Anda tetap pada sasaran.
(Sampel)
DAFTAR APA YANG HARUS DILAKUKAN
Tanggal: _____________
___________________________________________________________________________
Prioritas | Tugas | Status/Selesai |
1 | Standar A | In-Progress |
2 | Standar B | Closed |
3 | Sasaran A | Open |
4 | Sasaran B | Closed |
… | ….. | …. |
… | ….. | …. |
Dapatkah Anda melihat bagaimana sebuah daftar ‘apa yang dilakukan” mingguan bagi tim Anda, mungkin merupakan perluasan yang bermanfaat dari proses ini?
Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat…Aamiin.
Salam Mutu,
Admin
mutupendidikan.com
Hubungi Kami untuk:
Pelatihan & Pendampingan Membangun Budaya Mutu SPMI
Pelatihan Manajemen Waktu untuk Lembaga Pendidikan
Buruknya layanan administrasi akademik pada institusi pendidikan tinggi sudah menjadi momok yang cukup memprihatinkan. Layanan akademik didominasi oleh sebagian pegawai yang tidak memiliki karakter mulia, mereka juga umumnya memiliki standar kompetensi rendah yakni berijazah rendah, tidak pernah diberikan pelatihan serta tidak diperhatikan sistem reward dan punishment yang baik secara internal maupun eksternal. Selain buruknya layanan akademik, persyaratan yang dituntut lembaga ketika mengurus suatu hal masih bertele-tele dan terasa membebani mahasiswa dengan sekian lembar persyaratan sebagai harga mati yang harus dipenuhi. Berikut contoh problem layanan akademik:
“Ketika seorang mahasiswa mendaftar ujian skripsi, ia diwajibkan melampirkan kurang dari10 item dokumen persyaratan terlegalisasi”
Pelaksanaan sistem layanan akademik yang berkualitas secara teoritis maupun secara praktis hakikatnya dapat dilakukan dengan mengadaptasi sistem layanan yang dilakukan dalam dunia bisnis.
Secara sederhana “TQS” dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen strategik dan integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses organisasi, agar setiap institusi memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan serta harapan pelanggan.
Layanan elektronik pada dasarnya merupakan pola layanan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat online. Dalam perguruan tinggi, layanan akademik berbasis elektronik disebut academic electronic service merupakan implementasi sistem layanan akademik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
One step service adalah bentuk layanan yang dilakukan oleh suatu institusi pendidikan tinggi, dimana keperluan customer dapat diayani melalui satu kali layanan selesai. Jenis layanan ini selain menekan pada efektifitas dan efesiensi kerja juga menjadikan customer perguruan tinggi memperoleh titik kenyamanan dan kepuasan terhadap pelayanan yang disediakan.
Pelayan terpadu satu pintu one stop service pada institusi perguruan tinggi merupakan sebuah strategi memberikan pelayanan akademik yang dilakukan oleh setiap lembaga diperguruan tinggi yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen akademik.
Quality work of life pada institusi perguruan tinggi pada prinsipnya dapat dipahami sebagai usaha yang sistematis dari organisasi untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempengaruhi pekerjaan mereka dan kesempatan untuk berkontribusi terhadap efektifitas organisasi secara keseluruhan.
Selain empat jenis layanan akademik diatas, penyediaan layanan akademik perguruan tinggi seharusnya berbasis data dan dilakukan sesuai prosedur (SOP). Layanan berbasis data mengedepankan data-data up to date yang dimiliki perguruan tinggi baik tersimpan dalam pengelolaan penyimpanan dan temu kembali secara arsip secara cepat, tepat, akurat dan memuaskan pelanggan perguruan tinggi
Untuk menciptakan kondisi layanan akademik yang baik dan memuaskan, setiap perguruan tinggi harus menerapkan sistem manajemen layanan yang bermutu melalui berbagai rangkaian kegiatan yang tersusun dalam rencana induk pengembangan layanan perguruan tinggi. Fungsi manajemen tersebut meliputi: pengorganisasian, pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kualitas SDM, motivasi secara berkesinambungan, serta diperlukan evaluasi layanan akademik dengan mengungkapkan kekurangan sekaligus alternatif solutif terhadap layanan yang akan diselenggarakan di masa yang akan datang.
Secara teoritik, kualitas output layanan akademik pada perguruan tinggi pada hakikatnya ditentukan oleh aspek input dan proses. Input SDM yang akan difungsikan sebagai staf layanan akademik harus dilakukan secara selektif baik dari sisi kepribadian, performance, usia, kecerdasan, serta skill dalam melayani. Sedangkan kualitas produk layanan akademik ditentukan oleh faktor desain proses yang memenuhi standar, seperti: mengikuti pelatihan layanan prima, memiliki sertifikat kompetensi, berijazah sarjana, menandatangani perjanjian komitmen, dan sebagainya.
Demikian semoga uraian singkat ini bermanfaat… Aamiin.
Salam hormat,
Admin,
MutuPendidikan.com
Pendampingan, training & Pelatihan SPMI
Sumber Literatur: Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Koreksi & Implementasi Oleh: Safrudin Aziz, M.Pd.I. Penerbit Gava Media, Cetakan 1, 2016
Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan:
Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)
INFO PUBLIC TRAINING :
Silahkan di Klik : Public Training
Menghadirkan informasi terkait: Pelatihan, Pengembangan, Training, Training Center, Pelatihan Kerja, mutu layanan akademik perguruan tinggi, sekolah dan madrasah
Layanan Informasi