• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Kebijakan SPMI: Blueprint Masa Depan Kampus yang Sering Diabaikan

SPMI dan Kecerdasan Emosional

Kebijakan SPMI: Blueprint Masa Depan Kampus yang Sering Diabaikan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Instagram: @mutupendidikan

Pendahuluan

Pernah nggak sih kamu bayangin bangun gedung pencakar langit… tanpa cetak biru alias blueprint? Mustahil banget, kan? Nah, itu juga yang terjadi saat perguruan tinggi menjalankan kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian — tanpa pedoman kebijakan mutu yang jelas.

Kebijakan SPMI sebenarnya adalah blueprint strategis bagi kampus untuk memastikan semua aktivitasnya bermutu, relevan, dan berkelanjutan.

Baca juga: Merumuskan Mission Differentiation: 5 Langkah Menuju Kampus Otentik

Dokumen Sering Ada, Tapi Jarang Dibaca

Miris tapi nyata: banyak perguruan tinggi punya dokumen Kebijakan SPMI, tapi tidak tahu isinya. Dokumen ini ada di folder LPM, disahkan rektor, ditandatangani, tapi setelah itu… mengendap seperti tahu di kulkas.

Padahal isinya luar biasa penting. Mulai dari visi dan misi mutu kampus, prinsip dasar SPMI, strategi peningkatan mutu, hingga siapa berbuat apa dalam sistem mutu — semua ada di dalamnya.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Tentang IKU yang Perlu Kamu Tahu Sebagai Mahasiswa

Isi Kebijakan SPMI Itu Bukan Rahasia Dapur — Justru Harus Dibagi!

Yuk kita intip, apa saja isi penting dalam dokumen Kebijakan SPMI menurut Pedoman SPMI PTA:

  1. Visi dan Misi Institusi → jadi fondasi arah mutu.
  2. Latar belakang dan tujuan SPMI → mengapa mutu harus dikelola secara sistematis.
  3. Asas dan prinsip SPMI → misalnya akuntabilitas, berkelanjutan, partisipatif.
  4. Strategi dan ruang lingkup SPMI → bidang akademik dan non-akademik.
  5. Model manajemen PPEPP → pendekatan siklus mutu.
  6. Struktur pengorganisasian → siapa yang bertanggung jawab.
  7. Daftar standar mutu institusi → standar pendidikan, penelitian, pengabdian.
  8. Hubungan dengan dokumen lain → renstra, statuta, RPJP, dll.
SPMI itu bukan sistem stagnan. Ia bergerak, tumbuh, dan menyempurna lewat siklus PPEPP

PPEPP: Filosofi Kaizen, Aksi Kampus

Kalau kamu suka filosofi Jepang semacam Kaizen, kamu pasti cinta PPEPP. SPMI itu bukan sistem stagnan. Ia bergerak, tumbuh, dan menyempurna lewat siklus: Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan.

Edward Sallis dalam teorinya tentang Total Quality Management in Education juga menekankan hal yang sama: mutu bukan produk akhir, tapi budaya kolektif yang dibentuk dari proses berulang, reflektif, dan partisipatif.

Baca juga: Statuta Sudah Usang? Inilah Cara Cerdas Memulai Transformasi Perguruan Tinggi dari Akar

SPMI: Jalur Kereta, Bukan Sekadar Stasiun

Kampus yang hanya fokus pada akreditasi itu ibarat kereta yang berhenti hanya untuk dinilai di stasiun — tapi lupa bahwa perjalanan mutu itu harus terus berlanjut. Kebijakan SPMI mengingatkan kita bahwa mutu bukan target jangka pendek, tapi komitmen jangka panjang.

Dengan memahami isi Kebijakan SPMI, kita akan sadar bahwa mutu adalah bagian dari core values institusi, bukan sekadar proyek tahunan. Ia harus diintegrasikan ke kurikulum, proses belajar, budaya organisasi, bahkan cara melayani mahasiswa di loket!

Penutup: Saatnya Bangkit

Kalau kamu bagian dari civitas akademika — dosen, tendik, mahasiswa, atau bahkan pimpinan — kamu punya andil dalam sistem mutu kampus. Jangan cuma menumpang pasif di kereta SPMI, tapi ambil bagian (peran) agar kereta dapat terus melaju cepat.

Baca dan pahami Kebijakan SPMI bukan karena kewajiban, tapi karena kamu peduli pada masa depan kampus ini. Karena kampus bermutu “bukan jatuh dari langit”, tapi dari kesadaran kolektif dan aksi berkelanjutan. Ingat PPEPP, jalani Kaizen, dan jadikan mutu sebagai gaya hidup kampus kita. Stay Relevant!


Referensi

  1. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2024). Pedoman Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi Akademik. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
  2. Griffin, R. W. (2022). Fundamentals of management (10th ed.). Cengage Learning.
  3. OpenAI. (2023). ChatGPT [Large language model]. Diakses melalui https://openai.com/chatgpt
  4. Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
  5. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2023). Organizational behavior (19th ed., Global ed.). Pearson.
  6. Sallis, E. (2002). Total quality management in education (3rd ed.). Kogan Page.
  7. Yukl, G. (2010). Leadership in organizations (7th ed.). Prentice Hall.

Oleh: Bagus Suminar, wakil ketua ICMI Orwil Jatim, dosen UHW Perbanas Surabaya, dan direktur mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

admin

MOTTO: Senantiasa bergerak dan berempati untuk menebar manfaat bagi Mutu Pendidikan di Indonesia

    ×

    Layanan Informasi

    × Hubungi Kami