• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Uncategorized

Kerjasama

Kemitraan & Aliansi Strategis

Kemitraan & Aliansi Strategis

Cara paling mudah untuk memahami konsep kemitraan atau aliansi strategis adalah: “Menganggap sebagai bentuk bekerja sama untuk saling menguntungkan”.

Kemitraan dapat mendorong perbaikan secara terus menerus mulai dari produk, hubungan dengan pelanggan, hubungan dengan pemasok dan kepuasan pelanggan.

Lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, sekolah dan madrasah yang ingin menerapkan manajemen Total Quality, perlu sekali membangun kemitraan/ kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait.

Berikut dapat diunduh slideshare yang akan membahas topik sbb:

  • Kemitraan atau Aliansi Strategis
  • Kemitraan Internal
  • Bermitra dengan Pemasok
  • Bermitra dengan Pelanggan
  • Bermitra dengan Pesaing Potensial
  • Kemitraan Global
  • Kemitraan Pendidikan dan Bisnis

Bagi yang berminat, silahkan diunduh disini:

Kemitraan atau Aliansi Strategis

Demikian, semoga bermanfaat, terima kasih.

Hormat kami,

mutupendidikan.com

Praktek Baik Standar Identitas

Praktek Baik Standar Identitas

Identitas atau identity secara sederhana dapat diartikan sebagai jati diri, tanda pengenal, atau sekumpulan unsur yang secara bersamaan mampu mencitrakan tentang apa dan/atau siapa.

Identitas Institusi Pendidikan tidak lain adalah karakteristik esensial dan khas yang melekat pada institusi pendidikan, sehingga mampu mencitrakan dan membedakannya dengan institusi serupa lainnya.

Untuk mengenal lebih dalam tentang “Praktek Baik Standar Identitas“, silahkan di unduh file SlideShare berikut ini:

Praktek Baik Standar Identitas

Demikian, semoga bermanfaat.

Hormat kami,

mutupendidikan.com

spmi & metode perbaikan

SPMI & Metode Perbaikan

“SPMI & Metode Perbaikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dalam implementasi Total Quality Management atau kalau dalam lembaga pendidikan memakai Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI), tentu saja anggota organisasi/institusi pendidikan dihadapkan pada banyak persoalan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat. Untuk membuat keputusan yang baik, organisasi harus didasarkan pada data-data dan analisis yang tepat.

_________________________________

Power Point (PDF):

Overview of Total Quality Tools

Follow Instagram: @mutupendidikan

_________________________________

Ada beberapa tools/ alat yang biasa digunakan dalam proses pengambilan keputusan diantaranya:

  • The Pareto Chart
  • Cause-and-Effect Diagrams
  • Check Sheets
  • Histograms
  • Scatter Diagrams / diagram tebar
  • Run Charts and Control Charts / diagram kontrol /peta kendali
  • Stratification
  • Five S /  5R
  • Survey
  • Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
  • Design of Experiments (DEO)
  • Beberapa Tools Lainnya
Diagram Pareto
  • Diagram Pareto merupakan salah satu tools (alat) dari QC 7 Tools yang sering digunakan dalam hal pengendalian Mutu.
  • Pada dasarnya, Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.
Langkah-Langkah Penyusunan Diagram Pareto
  1. Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab kejadian.
  2. Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per Bulanan, Mingguan atau per harian).
  3. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
  4. Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai terendah).
  5. Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase kumulatif
  1. Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang
  2. Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk grafik garis
  3. Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut
  4. Mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
  5. Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.
Diagram Tulang Ikan (Ishikawa)
  • Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram) , atau cause-and-effect matrix adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari sebuah even yang spesifik.
  • Diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa (1968). 
  • Pemakaian diagram ishikawa yang paling umum adalah untuk mencegah defek serta mengembangkan kualitas produk.
Langkah-Langkah Pembuatan Tulang Ikan
  1. Fokuskan pada satu hal akibat yang diamati, di ruang lingkup yang lebih kecil dahulu. Kemudian hal yang besar jika sudah terlatih.
  2. Sebab lebih dari satu. Sehingga jangan berhenti untuk bertanya mengapa? Penentuan sebab-sebab juga bisa dengan branstorming.
  3. Buatlah usulan perbaikan jangka pendek dan jangka panjang dari sebab-sebab permasalahan.
  4. Kerja tim dan dukungan kepemimpinan adalah hal penting.
  5. Teruslah berlatih.
Manfaat Diagram Tulang Ikan (Ishikawa)
  • Memfokuskan pada permasalahan utama.
  • Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan tim/organisasi.
  • Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah.
  • Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi.
  • Memfokuskan tim pada penyebab masalah.
  • Memudahkan visualisasi hubungan antara penyebab dengan masalah.
  • Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya.

___________________________________________________

Pertanyaan Penutup:
  1. Apakah lembaga pendidikan telah menggunakan Total Quality Tools (Management Tools) dalam proses pengambilan keputusan SPMI?
  2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pemakaian total quality tools dan bagaimana solusinya?

___________________________________________________

Bagaimana penjelasan dari alat-alat (tools) yang lain? Untuk penjelasan tools yang lain, silahkan di download file power point pada tautan diatas.

Baca juga: Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan

Demikian uraian singkat tentang SPMI & Metode Perbaikan, semoga bermanfaat.

________________________________

Untuk In-House Training:
“Menerapkan Total Quality Tools dalam dunia pendidikan”

________________________________

MutuPendidikan.com

Explore: Training & Development

________________________________

Iklan Makanan sehat diabetes:

Sedia Cookies Manis Legit Diabetes

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan Pelanggan

Membangun Kepuasan Pelanggan

Lembaga Pendidikan perlu sekali berorientasi pada kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction). Pelanggan yang puas akan layanan pendidikan, akan meningkatkan keberhasilan lembaga, loyalitas dan retensi stakeholder.

Ada beberapa langkah untuk membangun kepuasan pelanggan diantaranya:

  1. Tentukan siapa pelanggan Anda.
  2. Tentukan apa saja atribut dari produk atau layanan yang paling penting untuk pelanggan Anda.
  3. Mengatur atribut ini dalam urutan kepentingan.
  4. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan Anda dengan setiap atribut.
  5. Tampung umpan balik pelanggan untuk perbaikan proses Anda.
  6. Mengembangkan satu set metrik (pengukuran) yang memberitahu bagaimana Anda akan melakukan perbaikan.
  7. Melaksanakan pengukuran pada tingkat terendah dalam organisasi.
  8. Bekerja pada proses-proses yang berhubungan dengan atribut yang memiliki kepentingan tinggi namun peringkat kepuasan pelanggan yang rendah.
  9. Bekerja pada proses yang menawarkan kesempatan terbesar untuk ditingkatkan.
  10. Memperbarui masukan pelanggan dan umpan balik secara terus menerus.
  11. Menjaga, komunikasi terus-menerus, terbuka dengan semua pemangku kepentingan.
  12. Metrik agregat seluruh organisasi ke dalam format untuk tinjauan manajemen

Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan diunduh slideshare berikut ini:

Bab 7: Kepuasan Pelanggan

Demikian, semoga bermanfaat.

Salam hormat,

mutupendidikan.com

Pengembangan SPMI Digital

ISO 21001:2018 Klausul 4 Konteks Organisasi

4.1 Memahami Organisasi Dan Konteksnya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital saat ini, menuntut sebuah organisasi Pendidikan untuk berperan aktif dalam mengikuti segala perkembangan zaman. Namun tak jarang dalam perjalanannya organisasi Pendidikan sering kali dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.

A. Pengertian ISO 21001:2018

Merupakan standar sistem manajemen internasional dibidang Pendidikan pertama di dunia, yang memberikan panduan mengenai bagaimana cara memberikan kualitas terbaik dalam layanan Pendidikan kepada para stakeholder, sehingga layanan Pendidikan memiliki mutu yang bagus.

B. Pengertian Organisasi

Merupakan sebuah wadah bagi para sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional dan sistematis yang terpimpin, terstruktur dan terkendali untuk mewujudkan tujuan serta cita-cita bersama.

C. Klausul 4.1 Memahami Organisasi Dan Konteksnya

Dalam klausul ini tujuan utamanya yakni agar organisasi dapat memahami dan menentukan berakaragam isu-isu serta permasalahan baik internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi organisasi Pendidikan baik secara positif maupun negative dalam menjalankan layanannya terutama dalam segi pencapaian sasaran.

D. Analisis SWOT Untuk Mengidentifikasi Isu Internal dan Eksternal

Merupakan metode analisis perencanaan strategis yang dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan baik secara internal maupun ekstenal. SWOT analisis terdiri dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman).

E. Isu Eksternal

Merupakan isu atau permasalahan yang berasal dari luar organisasi, contoh isu internal meliputi:

  • Ekonomi: daya beli masyarakat, dan ketersediaan bantuan ekonomi dari pemerintah serta pihak lain.
  • Sosial budaya: kesenjangan sosial, adat istiadat, selera masyarakat, dan pertukaran pelajar.
  • Teknologi: keterbaruan teknologi terkait sarana prasarana yang digunakan
  • Politik: perjanjian internasional dan inflasi biaya pendidikan
  • Pasar: banyaknya kompetitor, muncul pasar dan produk baru, keterbatasan wilayah pemasaran
  • Regulasi: izin usaha, akreditasi lembaga, peraturan Pendidikan, hak paten, penerapan SNI.
F. Isu Internal

Merupakan isu atau permasaahan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, contoh isu eksternal meliputi:

  • Kinerja organisasi: pencapaian dan ketepatan target layanan dalam periode tertentu
  • Sumber daya: sarana dan prasarana, sumber pengetahuan yang sulit diakses, lingkungan kerja dan pembelajaran, kebutuhan internet.
  • Sumber daya manusia: ketersediaan, kompetensi, sertifikasi tenaga pendidik dan staff
  • Operasional: ketersediaan prosedur operasional
  • Tata Kelola organisasi: nilai dan budaya organisasi, struktur dan bentuk organisasi.
G. Kesimpulan

Isu atau permasalahan dalam sebuah organisasi dapat berubah seiring berjalannya waktu, untuk itu sebuah organisasi perlu menerapkan analisis SWOT secara berkala untuk dapat meninjau berbagai isu baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi dalam pencapaian hasil yang diharapkan.


Demikian sekilas informasi tentang ISO 21001:2018 Klausul 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya. Semoga bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


mutupendidikan.com

Kendala Budaya Mutu Pendidikan

Kendala Budaya Mutu Pendidikan

“Kendala Budaya Mutu Pendidikan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Membangun budaya mutu yang kuat tentu saja tidak mudah, perlu ada strategi dan pola kepemimpinan yang kuat. Tidak sedikit dijumpai, lembaga pendidikan memiliki budaya mutu yang kokoh dan ada pula yang lemah dalam membangun budaya mutu.

Mengapa budaya mutu di masing-masing organisasi berbeda-beda? Dalam kehidupan organisasi (misal pendidikan) faktor pendukung dan penghambat budaya mutu menjadi sesuatu yang alamiah. Hal ini lahir disebabkan adanya pro dan kontra dari masing-masing kepentingan.


Power Point (PDF):

Penghambat Mutu Pendidikan

Instagram: @mutupendidikan


Berikut akan diuraikan beberapa permasalahan dan kendala dalam membangun budaya mutu organisasi pendidikan, baik di perguruan tinggi, mapun di sekolah dasar dan sekolah menengah.

Contoh Penghambat Budaya Mutu

  1. Resiko Pengambilan Keputusan Berdasarkan Rapat Yudisium
  2. Rekrutmen pegawai berbasis kolusi, korupsi, nepotisme (KKN)
  3. Rendahnya budaya disiplin
  4. Pemasungan kreatifitas SDM di lembaga pendidikan (perguruan tinggi/sekolah)
  5. Budaya Aji Mumpung (Bersikap Adigang, Adigung dan adiguna)
  6. Orientasi materialitas bukan pengembangan Tradisi akademik
  7. Perpustakaan dianggap hanya sebatas pelengkap akreditasi
  8. Pembiaran budaya negatif seperti egois, pesimis, sentimen dan materialitas
  9. Merasa nyaman dengan kondisi gagap teknologi
  10. Pengambilan keputusan tidak berbasis data
  11. Manipulasi dokumen Akreditasi
  12. Menghabiskan anggaran di akhir tahun (agar terserap)
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Rapat Yudisium

Pengambilan keputusan lewat forum yudisium berarti lebih menitikberatkan pada aspek “kebijakan rapat pimpinan” untuk memutuskan siapa saja yang berhak untuk lulus, diterima atau dimuluskan dalam suatu seleksi. Rapat yudisium beresiko pada budaya mutu, bila keputusan tidak berdasarkan standar yang telah disusun.

Rekrutmen pegawai berbasis KKN

Tradisi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) juga sering menjadi penghambat peningkatan mutu pendidikan. Pemilihan pejabat (rektor/dekan/kepa sekolah), penerimaan guru / dosen, tenaga kependidikan tidak melalui ujian secara selektif melalui uji kompetensi, wawancara  maupun tes psikologi. Demikian pula untuk menerimaan mahasiswa / siswa baru, dapat beresiko terjadinya KKN.

Lemahnya Tradisional Disiplin
  • Misalnya disiplin untuk masuk kelas tepat waktu, disiplin untuk menyerahkan laporan tepat waktu. dll
  • Rendahnya disiplin mengejar target yang telah ditetapkan, seperti terlambat meraih gelar doktor, guru besar, atau tertinggal dalam update kapasitas penguasaan keilmuan dll.
  • Lemahnya tradisi disiplin bagi tenaga kependidikan, beresiko tidak dapat berkembang dan tidak siap bersaing dalam menghadapi dunia global.
Pemasungan kreativitas

            Pemasungan kreativitas SDM di lembaga pendidikan, kerap terjadi pada pihak-pihak akibat gejolak perpolitikan yang tidak sehat. Misal: Seorang dosen tidak mendapatkan proyek penelitian karena ia bukan tim sukses dalam pemilihan rektor.

Budaya Aji Mumpung

Budaya “Aji mumpung” beresiko untuk merusak budaya mutu pendidikan. Aji Mumpung berasal dari bahasa jawa yakni menghandalkan sesuatu yang melekat pada dirinya. Misal Bapaknya menjabat sebagai pemimpin pada suatu lembaga pendidikan, anak-anaknya termasuk kerabat dengan mudah memanfaatkan untuk kepentingan pribadi seperti rekruitmen, tender proyek dll.

Baca juga: Penilaian Kinerja Dosen berbasis Peningkatan Mutu Akademik

Orientasi pada Materialitas

Bekerja yang sarat dengan budaya trasaksional. Semua diukur dengan materi atau umbalan, ada gula ada semut, ada imbalan ada kerja. Sistim imbalan memang penting, namun kalau semua diukur secara transaksional, iklim budaya mutu yang mendorong layanan yang berkualitas tidak akan bisa maksimal. Perlu budaya memberi (giving), saling menolong, nilai-nilai berbagi, nilai-nilai pelayanan dll.

Perpustakaan Sebagai Pelengkap Akreditasi

Perpustakaan dalam sebuah institusi pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) berposisi sebagai jantung kehidupan ilmiah yang harus terus dikembangkan. Pengembang perpustakaan harus secara menyeluruh dari aspek SDM, gedung, koleksi, sarpras dll. Semua itu  tentu memerlukan perhatian dan dukungan seluruh stakeholder.

Baca juga: SPMI, Motivasi Kerja & Budaya Mutu

Budaya Egois, Pesimis, Sentimen & Materialitis

Dalam organisasi manapun, sikap Egois, Pesimis, Sentimen & Materialitis dapat terjadi pada beberapa orang karyawan. Demikian pula pada institusi pendidikan, pudaya negatif diatas, dapat terjadi antar pegawai maupun antar guru / dosen.  

Nyaman Dengan Kondisi Gagap Teknologi

Misalnya tuntutan seorang dosen harus mampu menciptakan penemuan ilmiah sekaligus harus menyampaikan dalam forum ilmiah tampaknya tidak terlepas dari peran dan perangkat teknologi. Pembelajaran saat ini lebih bersifat Learning by doing yang mengedepankan  action dari  setiap peserta didiknya. Guru merasa nyaman saja bila tidak dapat berpartisipasi aktif dengan program online learning (LMS).

Pengambilan Keputusan Tidak Berbasis Data

Pengambilan keputusan diupayakan melalui sumber data yang lengkap serta analisa yang tepat. Namun realita yang terjadi, sering kali lembaga pendidikan terkadang miskin data dan dokumen. Dari data yang tidak lengkap tersebut, pengambilan keputusan menjadi tidak akurat.

Manipulasi Dokumen Akreditasi

Basis-Basis Kebohongan untuk manipulasi dokumen akreditasi, misal:

  1. Kebohongan berbasis dokumen
  2. Kebohongan berbasis fasilitas

Misal: Menyulap ruang kantor, ruang dosen, laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan sarana fisik lainnya yang statusnya milik jurusan lain diakui menjadi milik prodi.

Menghabiskan Anggaran Di Akhir Tahun

Orientasi pelaksanaan kegiatan ini sekedar menghabiskan anggaran agar dianggap sukses dalam penyerapan anggaran sekaligus dana yang telah dianggarkan tidak dikembalikan kepada Negara (Institusi Pendidikan Negeri). Disamping pihak pengelola/ manajemen tetap memperoleh keuntungan pribadi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Apakah kegiatan ini dapat dipastikan efektif dan efisien?

Demikian, semoga penjelasan singkat ini bermanfaat…Aamiin.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

mutupendidikan.com


Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Pelatihan SPMI Sinkronus & Asinkronus

Pelatihan SPMI Sinkronus & Asinkronus

“Pelatihan SPMI Sinkronus & Asinkronus”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Saat ini Mutu Pendidikan telah menyelenggarakan pelatihan SPMI dengan pendekatan daring (online). Dengan metode ini, diharapkan pelatihan SPMI menjadi lebih mudah dan praktis tanpa harus bertemu secara tatap muka. Disaat pandemi seperti saat ini, kegiatan tatap muka secara langsung masih belum dianjurkan, belajar secara daring merupakan pilihan alternatif.

Dalam penyelenggarakan pelatihan  SPMI daring seperti saat ini, tim narasumber menggunakan kombinasikan 2 metode belajar/ pendekatan, yakni metode sinkronus dan asinkronus. Apa keunggulan dan kelemahan masing-masing? Berikut akan diuraikan satu persatu.

Sinkronus & Asinkronus
  • Metode Asinkronus: Dalam metode ini, narasumber dapat menyiapkan materi lebih awal, interaksi pembelajaran dapat dilakukan secara lebih fleksibel. Kegiatan belajar, tidak harus dalam waktu yang bersamaan, contohnya: Video dapat diputar diwaktu longgar, forum diskusi atau media belajar mandiri lainnya.
  • Metode Sinkronus: Dalam metode ini, interaksi pembelajaran antara narasumber dengan peserta belajar harus dilakukan pada waktu yang sama, kedua belah pihak harus menyediakan waktu yang bersamaan untuk saling berinteraksi, misalnya menggunakan percakapan/ chatting, atau video conference.
Keunggulan Asinkronus
  • Waktu lebih fleksibilitas, proses pelatihan/ belajar mengajar dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar, waktu yang tersedia dan kondisi masing-masing. Narasumber dapat menyiapkan materi lebih awal, sehingga kualitas materi diharapkan lebih baik.
  • Waktu belajar yang fleksibel memungkinkan peserta pelatihan dan tim narasumber untuk berpikir lebih mendalam sebelum menyampaikan pendapat melalui forum diskusi. Hal ini dapat meningkatkan proses belajar serta keterlibatan kognitif masing masing pihak.
Kelemahan Asinkronus
  • Dengan adanya delay / waktu yang berbeda dalam interaksi, beresiko membuat peserta pelatihan merasa kurang dekat dengan narasumber dan dengan sesama peserta lainnya.
  • Dapat terjadi perbedaan persepsi/  pemahaman terkait materi. Hal ini karena sedikitnya kesempatan interaksi langsung antara peserta dengan narasumber.
Keunggulan Sinkronus
  • Adanya interaksi belajar secara langsung, kondisi ini dapat meningkatkan kedekatan antar tim narasumber dengan peserta pelatihan. Keunggulan lain peserta dapat terhindar dari perasaan terisolasi.
  • Terjalinnya komunikasi langsung dapat mengurangi/ meminimalisir terjadinya perbedaan persepsi/ pemahaman.
Kelemahan Sinkronus
  • Narasumber dan peserta pelatihan harus hadir di waktu yang bersamaan. Tentu saja hal ini dapat menyulitkan penjadwalan/ mengelolaan waktu.
  • Kegiatan pelatihan dapat mengalami kendala bila ada gangguan akses terhadap wifi atau jaringan internet yang kuat.

Untuk membantu memfasilitasi kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya sinkronus maupun asinkronus, Lembaga Mutu Pendidikan menyediakan layanan LMS ( Learning management System) yang handal. Dimana layanan LMS ini menyediakan berbagai fitur untuk mendukung proses belajar mengajar baik secara sinkronus ataupun asinkronus. Fasilitas tersebut seperti; forum, Chatting, diskusi, latihan, tugas, video, webinar seperti zoom,  dan lain sebagainya.

Demikian sekilah info tentang layanan Pelatihan SPMI Sinkronus & Asinkronus. Bila ingin mengunjungi kegiatan pelatihan SPMI online ini, silahkan klik pada tautan berikut ini:

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Demikian, semoga uraian singkat ini bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


Instagram: @mutupendidikan

Kiat sukses keberhasilan SPMI

Mengenal Diri, Mengenal Tim, Kunci Keberhasilan SPMI

“Mengenal Diri, Mengenal Tim, Kunci Keberhasilan SPMI”


Tips Sukses SPMI #6:

“Temukan Kekuatan dahsyat dalam Diri & dalam Tim Anda…”

Untuk mencapai sasaran & keberhasilan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), Lembaga Pendidikan “harus” terus melakukan evaluasi diri untuk mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis).

Langkah pertama, Anda dapat berlatih untuk mengenal kekuatan diri Anda dan kekuatan tim (unit kerja) Anda. Ingin mencoba?

Baca juga: Kumpulan Artikel dan Power Point MSDM 1

Berikut latihan sederhana yang bisa Anda coba. Dengan latihan ini, Anda diharapkan dapat mengetahui strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang Anda miliki dan dimiliki oleh Tim Kerja Anda. Dengan optimalisasi potensi tersebut tentu akan sangat membantu dalam pencapaian standar-standar kinerja (Standar SPMI) lembaga pendidikan. Mari kita coba:

MENEMUKAN KEKUATAN DIRI ANDA

Kenalilah Kekuatan/ Keunggulan/Kelebihan Diri Anda Sendiri. Untuk bahan renungan, Anda dapat mengevaluasi 3 hal berikut ini:

  • Hasil (Outcome) dari pekerjaan Anda
  • Cara Anda mendekati/menyelesaikan masalah
  • Umpan balik yang Anda dapatkan dari pelanggan internal dan eksternal Anda.
Uraikan disini kekuatan/ Kelebihan Diri Pribadi  Sbb:

_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Setelah Anda mengenal kekuatan/ kelebihan/ keunggulan diri, sekarang silahkan Anda mencoba merumuskan sasaran pekerjaan yang sesuai/sejalan dengan kekuatan/keunggulan diri. Dalam merumuskan sasaran pekerjaan, Anda dapat mengacu pada hal-hal sbb:

  • Apakah Anda akan membutuhkan bantuan atau sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran pekerjaan Anda?
  • Kapan Anda ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut?
  • Bagaimana cara mengukur pencapaian prestasi Anda?
Menetapkan Sasaran/target Pribadi:
  1. _____________________________________________________________________
  2. _____________________________________________________________________
  3. _____________________________________________________________________

Setelah Anda telah menetapkan beberapa kekuatan/kelebihan diri pribadi dan sasaran/target pribadi, kini waktunya untuk berbagi semuanya dengan tim Anda.

MENEMUKAN KEKUATAN/ KELEBIHAN/ KEUNGGULAN TIM ANDA

Diskusikan, bahaslah kekuatan/kelebihan diri pribadi dengan tim Anda. Ingat ini hanyalah satu kesempatan untuk berbagi informasi dan pengertian, tidak ada definisi yang “lebih baik” atau “lebih buruk”.

Baca juga: Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Terus Menerus

Dapatkah tim Anda mencapai konsensus dengan satu definisi tentang “keunggulan” tim (unit kerja Anda)? definisi (hasil konsesus) tim ini mungkin sangat berbeda dari definisi (target) pribadi Anda, tetapi sebagai individu juga Anda sangat berbeda dari tim Anda, bukankah demikian?

Uraikan disini Kekuatan/ Kelebihan Tim Kerja Anda:

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Seperti sebelumnya, menetapkan Sasaran Tim Kerja adalah langkah berikut. Rumuskan sekurang-kurangnya 3 Sasaran Tim Kerja Anda. Sasaran ini akan menjadi langkah unit kerja dalam menciptakan kegiatan/ program kerja yang sesuai. Dalam menyusun sasaran unit kerja, Anda harus mengacu Standar SPMI dan Job description yang menjadi tugas tim Anda.

Sasaran yang baik hendaknya disusun mengikuti kaidah ABCD, yaitu ada Audience, Behavior, Competence dan Degree. Sasaran yang baik dapat juga mengikuti kaidah KPI (Key Performance Indicator) yang meliputi: Target, Indikator dan mekanisme pengukuran (measure). Dalam bahasa lain, sasaran yang baik harus SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant, Timed).

Uraikan disini, Sasaran Tim  Kerja Anda (Unit Kerja) :
  1. ____________________________________________________________________
  2. ____________________________________________________________________
  3. ____________________________________________________________________
  4. ____________________________________________________________________
  5. ____________________________________________________________________
  6. ____________________________________________________________________

Demikian uraian tentang Mengenal Diri, Mengenal Tim sebagai Kunci Keberhasilan SPMI, semoga latihan singkat ini bermanfaat… Aamiin Yaa Rabb.

Salam mutu,

admin,


Hubungi Customer Service kami untuk informasi:

Pelatihan & Outbound Training Membangun Budaya Mutu Pendidikan


mutupendidikan.com

Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

123
×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami