• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Pendidikan

Ciri ciri sekolah bermutu

Ciri-Ciri Sekolah Bermutu

“Ciri-Ciri Sekolah Bermutu”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Tentu saja kita semua berharap dapat menyekolahkan anak-anak di sekolah yang bermutu. Melalui sekolah yang bermutu, capaian pembelajaran akan sesuai dengan harapan setiap pemangku kepentingan (Stakeholder).


Slide pdf / ppt: Karakteristik Sekolah Bermutu


Apa karakeristik atau ciri-ciri sekolah bermutu? Untuk menjawabnya, berikut info karakteristik/ ciri-ciri sekolah bermutu yang disarikan dari beberapa pendapat pakar pendidikan.

13 ciri-ciri sekolah bermutu menurut para Ahli, yaitu:
  1. Sekolah senantiasa fokus pada keinginan dan kebutuhan konsumen (Stakeholder), baik itu konsumen internal, maupun konsumen eksternal.
  2. Sekolah yang berkomitmen kuat untuk senantiasa memberikan yang terbaik dan bertindak benar sejak awal kegiatan. Dengan demikian sudah diantisipasi munculnya kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
  3. Sekolah yang melakukan investasi pada bidang sumber daya manusia secara tepat, sehingga memperoleh kualitas SDM yang benar-benar unggul.
  4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
  5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya
  6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
  7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
  8. Sekolah mendorong orang orang agar memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
  9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal.
  10. Sekolah memiliki strategi jangka panjang, jangka menengah  dan jangka pendek. Sekolah memiliki kriteria evaluasi yang jelas.
  11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
  12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
  13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.

Demikan sekilas informasi tentang ciri-ciri sekolah bermutu, bagaimana pendapat Anda?

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


mutupendidikan.com

Info Pelatihan SPMI


Instagram: @mutupendidikan

Dapatkan informasi terkait: Pelatihan, In-House Training,  Pengembangan Mutu Pendidikan, Pelatihan SPMI dan AMI, Budaya Mutu.

TQM untuk Sekolah

TQM untuk Lembaga Pendidikan bag. 1

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

“Mutu lebih menekankan pada kegembiraan dan kebahagiaan pelanggan dan bukan sekedar kepuasan pelanggan”

(Tony Henry, Rektor East Birmingham College, dikutip dalam Sallis dan Hingley,
Total Quality Management, 1992)

Begitu dalam makna  kutipan diatas. Agar manajemen dapat memahami filosofi penjaminan mutu yang benar, institusi pendidikan sangat dianjurkan untuk mendalami konsep Total Quality Management (TQM).

TQM memberikan falsafah dasar bagi pengembangan SPMI/ SPMP yang sekarang banyak dilakukan.

Berikut Slideshare materi TQM untuk diunduh :

TQM untuk Lembaga Pendidikan bag-1

Salam mutu dan kompak selalu,

mutupendidikan.com


Untuk informasi Pelatihan/ In-House Training/ Pendampingan :

Hubungi Customer Service Anda (Klik disini)

INFO PUBLIC TRAINING :

 Silahkan di Klik : Public Training


IWA 2 Panduan Mutu Pendidikan

IWA 2: Implementasi ISO 9001 untuk Pendidikan

Dewasa ini, beberapa Perguruan Tinggi/Sekolah & Madrasah, telah menerapkan SMM ISO 9001 di masing-masing institusi mereka. Dalam prakteknya, sering ada kendala dalam memahami isi persyaratan standar ISO 9001 yang sifatnya “generik”. Oleh karena itu, bagi lembaga pendidikan yang ingin menerapkan ISO 9001, berikut kami sampaikan materi IWA2 agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

IWA-2 merupakan panduan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 bagi lembaga pendidikan. IWA adalah singkatan dari International Workshop Agreement. Panduan ini dipublikasikan oleh ISO (International Organization for Standardization). 

Berikut kami share materi presentasi (power point) tentang IWA 2, semoga bermanfaat:

Klik dibawah ini:

PDF IWA2 klausul 4 untuk SPMI

Catatan:

Saat ini telah ada standar Internasional ISO 21001 : 2018. Sejak ISO 21001 disosialisasikan pada tanggal 1 Mei 2018, kini telah banyak lembaga pendidikan yang menerapkan standar tersebut.

Tetap Semangat & Salam Mutu,

mutupendidikan.com

Pelatihan, Pendampingan  & Bimtek


Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan

Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan

“Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Institusi Pendidikan yang ingin terdepan dalam pengelolaan mutu pendidikan, dapat menerapkan teknik-teknik manajemen dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Instagram: @mutupendidikan

Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, merupakan tugas yang sangat penting bagi pimpinan organisasi seperti lembaga pendidikan. Pimpinan disini dapat rektor, dekan, atau kepala unit kerja. Dapat Kepala sekolah, wakil dan pimpinan departemen.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Keberhasilan SPMI sebagai sistem mutu, juga sangat tergantung keberhasilan pimpinan lembaga pendidikan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Banyak keputusan penting terkait SPMI , seperti penetapan standar yang SMART ( Spesific, Measurable, Attainable, Relevant & Timed). Penetapan isi kebijakan SPMI, Manual PPEPP, isi prosedur, bentuk form dll.

Penguasaan teknik pengambilan keputusan, dapat meningkatkan keberhasilan proses PDCA atau PPEPP dalam SPMI. Pakar mutu, Edward Deming merekomendasikan penggunaan alat-alat berikut ini untuk membantu proses pemecahan masalah/ pengambilan keputusan.

  • Cause-and-effect diagrams: Merupakan diagram yang menunjukkan berbagai penyebab dari sebuah even yang spesifik. Ide diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar manajemen mutu bernama Kaoru Ishikawa.
  • Flowcharts: Merupakan bagan (chart) yang menunjukkan aliran (flow) dalam program atau prosedur dalam sebuah sistem. Bagan alir tersebut dimanfaatkan sebagai alat bantu koordinasi, komunikasi dan dokumentasi.
  • Pareto charts: Merupakan grafik berbentuk batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah masalah yang paling banyak sampai yang paling sedikit. Batang grafik tertinggi (posisipaling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan). Diagram Pareto bermanfaat untuk menentukan prioritas masalah yang akan diselesaikan. Tentu saja Masalah yang paling banyak dan sering terjadi merupakan prioritas utama.
  • Run charts: Run chart adalah tools / alat untuk pengembangan/ memperbaiki sebuah proses. Caranya dengan menampilkan dan mempelajari data yang diamati dalam urutan waktu. Data-data yang ditampilkan seringkali mewakili beberapa aspek output atau kinerja dari sebuah proses. Misalnya; Bagaimana kita bisa menampilkan data komplain wali murid dari waktu ke waktu. Bgm pola yang terbentuk, akan membantu melihat/ menemukan masalah dan mencari solusi yang tepat.
  • Histograms: Manfaat Histogram untuk memberikan gambaran/ informasi tentang variasi sebuah proses. Histogram membantu manajemen untuk membuat keputusan dalam rangka peningkatan proses. Misalnya proses belajar mengajar di sekolah.
  • Control charts: Berguna untuk memastikan apakah proses- proses (misal: pendidikan) sedang dalam keadaan kontrol statistik. Control chart dapat memberi panduan untuk melakukan perbaikan. Control chart dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk memonitor adanya resiko.
  • Scatter diagrams: Disebut diagram tebar, berfungsi untuk melakukan pengujian seberapa kuat hubungan antara 2 variabel, dan untuk menentukan jenis hubungan dari 2 variabel tersebut. Apakah mempunyai hubungan Positif, Negatif atau tidak ada hubungan sama sekali.

Ada banyak metode dan pendekatan dalam proses pemecahan masalah / pengambilan keputusan. Pimpinan lembaga pendidikan dan pelaksana SPMI atau tim Gugus Kendali Mutu (GKM) sangat dianjurkan menerapkan metode-metode pemecahan masalah /pengambilan keputusan agar diperoleh hasil yang maksimal menuju perbaikan terus menerus.

Berikut Slide PPT yang dapat diunduh:

Demikian semoga uraian tentang Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan ini dapat bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


mutupendidikan.com

Info Pelatihan SPMI


Kata Kunci untuk membantu penelusuran: Download ppt, file ppt, pengambilan keputusan, problem solving, pendidikan, SMA, SMP, SD, Perguruan Tinggi, Cause-and-effect diagrams, Flowcharts, Pareto charts, Run charts, Histograms, Control charts, Scatter diagrams, makalah seven tools, contoh kasus senen tools, new seven tools, pelatihan mutu pendidikan

SPMI dan Sasaran Mutu

Pembuatan Sasaran Mutu SPMI

“Pembuatan Sasaran Mutu SPMI”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Pembuatan Sasaran Mutu SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) bagi lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah)  merupakan kegiatan yang sangat penting.

Sasaran Mutu

Dengan adanya Sasaran Mutu yang jelas dan spesifik, Lembaga Pendidikan akan mengetahui target & arah yang hendak dituju. Dengan adanya sasaran mutu yang SMART, masing-masing unit kerja akan dapat menyusun program kerja yang sesuai, dan dapat menetapkan kebutuhan sumber daya (resources).

Instagram: @mutupendidikan

Sasaran mutu (quality objective) institusi dibuat dengan mengacu pada Renstra, Renop dan Standar Mutu Institusi. Sasaran Mutu Institusi selanjutnya perlu di breakdown ke masing-masing departemen/bidang/unit kerja yang ada dibawahnya secara berjenjang (cascading).

Sasaran Mutu masing-masing bidang/departemen/unit, dibuat dengan mengacu pada Standar Mutu yang telah ditetapkan institusi dan juga mengacu pada pencapaian Job Description masing-masing unit kerja.

Kriteria SMART

Secara teknis, Sasaran Mutu hendaknya memenuhi kriteria SMART, yang merupakan singkatan dari:

  • Spesific. Sasaran mutu yang baik apabila disusun spesifik, jelas, mengenai hal tertentu, topik tertentu.
  • Measurable. Sasaran mutu yang baik, apabila bisa dievaluasi dan bisa diukur.
  • Attainable. Sasaran mutu yang baik apabila bisa dicapai dengan kerjakeras dan upaya yang maksimal. Cukup menantang dan memotivasi anggota organisasi.
  • Relevant. Sasaran mutu yang baik apabila relevan dengan visi dan misi organisasi, mendukup RIP, Renstra dan Renop organisasi.
  • Timed. Sasaran mutu yang baik apabila ada target waktu yang terukur. Misalnya 1 bulan, 6 bulan, 12 bulan dll.

Sasaran Mutu disarankan dituangkan kedalam sebuah form, yakni form Sasaran Mutu, selanjutnya formulir tersebut dilengkapi dengan mengisikan:

  • Sasaran Mutu. Dirumuskan SMART, dan diambil dari Standar dan Job Description.
  • Cara Pengukuran dan Media Monitoring. Tetapkan cara mengukuran yang efektif dan efisien. Dapat dilakukan di awal proses, ditengah proses atau di akhir proses.
  • Target. Tetapkan target yang terukur, usahakan kwantitatif.
  • Hasil pengukuran. Dalam kolom hasil pengukuran, dapat diisi hasil yang diperoleh disaat kegiatan monev.
  • Ketercapaian. Informasikan apakah target sasaran mutu dapat dicapai? Hasilnya untuk masukan kegiatan perbaikan dimasa yang akan datang.

Apakah unit kerja Anda sudah memiliki sasaran mutu? Sasaran mutu biasanya digunakan organisasi pendidikan yang menerapkan standar mutu ISO 21001 : 2018 dan dapat diintegrasikan dengan SPMI

Tertarik ingin mempelajari lebih dalam?

Silahkan di unduh pada file SlideShare berikut ini: (dapat gunakan sebagai referensi sederhana, Anda dapat melengkapi/menyempurnakan untuk ISO 21001:2018, SPMI Perguruan Tinggi dan SPMI Dikdasmen)

Demikian, semoga artikel singkat tentang Pembuatan Sasaran Mutu ISO 21001:2018/ SPMI ini dapat bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ


mutupendidikan.com

Info Pelatihan SPMI


Dapatkan Informasi Terkait: Pelatihan, Training, Pelatihan Kerja, Leadership, Training Center, Bimbingan Teknis, Bimtek, Kepemimpinan, TQM, Manajemen, Pendidikan Tinggi, Madrasah, Islamic Schools, SMA, SMP, SD, Sekolah, Indonesia, sasaran mutu, quality objective, mutu pendidikan, workshop mutu pendidikan

Tips komunikasi audit SPMI

Tips Komunikasi Auditor SPMI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Seorang auditor mutu internal (AMI) sebaiknya dibekali ketrampilan komunikasi agar dalam pelaksanaan proses AMI, dapat berjalan dengan baik. Dengan ketrampilan komunikasi yang baik, diharapkan proses AMI akan terhindar dari adanya kesalahpahaman (miscommunication). Contoh ketrampilan komunikasi seperti ketrampilan mendengar, ketrampilan berbicara, ketrampilan menulis cepat, memahami bahasa tubuh dan lain sebagainya.

Untuk itu agar lebih memahami ketrampilan komunikasi dalam kegiatan Audit Mutu Internal (AMI), berikut kami sampaikan bahan file Slideshare sbb:


Unduh:

Kiat Komunikasi Auditor SPMI


Syarat Sukses AMI

Agar proses audit dapat berjalan dengan baik, beberapa syarat penting sbb:

  • Auditor harus berpengalaman. Tanpa pengalaman yang cukup, proses auditor tidak dapat maksimal. Oleh karena itu auditor pemula harus didampingi auditor senior yang sudah memiliki pengalaman.
  • Auditor harus terlatih. Audit wajib telah mengikuti pelatihan Audit Mutu Internal, agar trampil dalam menjalankan kegiatan audit dengan baik.
  • Program audit lengkap. Misalkan, ada proses perencanaan, ada audit sistem (desk evaluation), ada audit visitasi, dll.
  • Jumlah auditor harus mencukupi. Bila tim auditor terlalu sedikit, maka perlu diadakan kegiatan pelatihan untuk mencetak calon-calon auditor baru. Berikut link info tentang pelatihan calon auditor: Info Pelatihan
  • Harus ada komitmen dari pihak manajemen. Benar sekali, tanpa adanya komitmen dari semua pihak, khususnya dari pimpinan, proses audit mutu internal akan mengalami kegagalan.
Kegagalan  komunikasi

Apa saja yang dapat menyebabkan proses audit mutu internal terhambat? Berikut poin-poin penting yang perlu direnungkan:

  • Auditor merespon Auditee  terlalu cepat.
  • Auditor merespon  Auditee dengan emosi.
  • Auditor tidak dapat menulis dengan cepat
  • Auditor hanya mendengarkan pada bagian tertentu.
  • Auditor tidak dapat mengklasifikasi persoalan dalam pembahasan/diskusi.
  • Auditor menghindar mengkaji persoalan yang terlalu sulit.
  • Auditor membiarkan teraudit berbicara terlalu lama.
  • Adanya suara bising dan gaduh pada saat proses audit.
Pentingnya Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Auditor yang baik adalah auditor yang dapat menggabungkan / kombinasikan komunikasi verbal dan non verbal. Signal-signal nonverbal, seperti tersenyum, mengangguk, gerakan tangan, dan sikap duduk saat mendengarkan, sangat membantu tercapainya hasil komunikasi yang efektif.

Komunikasi nonverbal, ditambah penjelasan lengkap melalui komunikasi verbal, tentu akan sangat membantu dalam menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan.

Baca juga: 12 Kendala Pelaksanaan Audit Mutu Internal

Tips berkomunikasi Bagi Auditor

Berikut bebapa tips komunikasi yang perlu ditingkatkan bagi para auditor:

  • Auditor sebaiknya tidak terlalu banyak bicara.
  • Auditor sebaiknya tidak takut untuk diam & mendengarkan penjelasan teraudit.
  • Auditor sebaiknya memperhatikan bahasa tubuh teraudit
  • Auditor sebaiknya mengawali menggunakan pertanyaan terbuka (open question), dilanjutkan dengan pertanyaan tertutup dalam upaya menggali informasi lebih dalam.
  • Auditor sebaiknya merespon jawaban teraudit pada waktu yang tepat.
  • Auditor sebaiknya kreatif menggunakan beberapa cara/media komunikasi
Diskusi

Dalam mendukung keberhasilan proses Audit, bagaimana kiat menjadi pendengar yang baik?

Demikan, uraian singkat tentang Tips Komunikasi Auditor SPMI, semoga bermanfaat.

خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ

___________________________________

mutupendidikan.com

Instagram: @mutupendidikan

Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan

spmi motivasi kerja budaya mutu

Motivasi Kerja & Budaya Mutu

“Motivasi Kerja & Budaya Mutu”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi situasi kerja di dalam organisasi (lembaga pendidikan). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai/karyawan/guru/dosen yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi (lembaga pendidikan).

Instagram: @mutupendidikan

Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi-kondisi kerja itulah yang memperkuat motivasi pegawai untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

______________________________________

Power Point (PDF):

SPMI, Motivasi Kerja & Budaya Mutu

______________________________________

Secara umum, teori-teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguatan (reinforcement theory)

Teori-teori tersebut dapat diimplementasikan pada berbagai bentuk lembaga pendidikan, baik Perguruan Tinggi, Sekolah maupun madrasah.

Keberhasilan implementasi SPMI, tidak luput dari sejauh mana pimpinan organisasi pendidikan mampu menerapkan teknik-teknik motivasi yang tepat dalam mengelola sumber daya manusia.

Penerapan teknik motivasi yang sesuai akan mampu meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kualitas Sistem manajemen Mutu pendidikan dan membantu membangun Budaya Mutu pendidikan dan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)

Pencapaian Standar SPMI akan sulit dicapai bila anggota organisasi (tenaga struktural, dosen, guru, tenaga kependidikan) tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. Inilah tantangan yang dihadapi organisasi pendidikan saat ini.

Pimpinan lembaga pendidikan, wajib menggerakan seluruh anggota organisasi agar dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi. Kinerja ini diwujudkan dalam pencapaian standar SPMI yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk memahami lebih dalam tentang teori-teori motivasi, berikut dapat di unduh materi SlideShare file power point (PDF) pada tautan diatas.

Baca juga: Perencanaan Karir & Budaya Mutu

Demikian, semoga bermanfaat dan berkah selalu.

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

_______________________

mutupendidikan.com

Explore: Training & Development


Dapatkan Slideshare Budaya Mutu:

Silahkan di klik: Membangun Budaya Mutu


Dapatkan informasi terkait: Pelatihan / Bintek / Training / Training Kerja / Pelatihan kerja / Lokakarya / Workshop / Mutu / Pendidikan / Kualitas / Guru / Dosen / karyawan / Pegawai / manajemen / Kepemimpinan / Leadership / Motivasi / Sistem / Budaya / Komunikasi / Teori Motivasi

Mutu Pendidikan dan Manajemen konflik

SPMI & Manajemen Konflik

“Mengelola SPMI & Manajemen Konflik”

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

mutupendidikan.com – Setiap lembaga pendidikan selalu memiliki tujuan, proses-proses dan sumber daya. Dalam mengelola 3 hal tersebut seringkali manajemen dihadapkan dengan situasi konflik yang menuntut untuk diselesaikan secara konstruktif, baik itu konflik antar individu, antar kelompok, maupun antar organisasi.


Power Point (PDF):

Mengelola SPMI & Manajemen Konflik

IG: @mutupendidikan


SPMI & Manajemen Konflik

Lembaga pendidikan yang mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) tentu saja berpotensi menghadapi situasi konflik yang tidak nyaman.

Contoh Konflik SPMI
  • Konflik dalam penetapan Visi & Misi Organisasi
  • Konflik dalam penetapan standar SPMI
  • Konflik dapam pencapaian indikator Standar SPMI
  • Konflik dalam implementasi manual PPEPP
  • Konflik dalam menetapkan status temuan Audit Mutu Internal
  • Konflik dalam pelaksanaan SOP & Instruksi kerja
  • Konflik dalam mencari akar masalah disaat Tinjauan Manajemen
  • Konflik dalam pengelolaan formulir & arsip SPMI dll.

Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah harus mengembangkan teknik-teknik manajemen konflik yang fungsional sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan secara kondusif dan mampu mendorong pencapaian sasaran organisasi dengan baik.

Robbins (2006:545) menyatakan konflik sebagai proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama.

Manajemen Konflik merupakan hal yang sangat penting dalam implementasi SPMI. Jika konflik dikelola secara sistematis dapat berdampak positif yaitu, memperkuat hubungan kerja sama, meningkatkan kepercayaan dan harga diri, mempertinggi kreativitas dan produktivitas, dan meningkatkan kepuasan kerja.

Baca Juga: Politik & Konflik Organisasi

Tujuan manajemen konflik adalah untuk mencapai kinerja yang optimal dengan cara memelihara konflik tetap fungsional dan meminimalkan akibat konflik yang merugikan. Mengingat kegagalan dalam mengelola konflik dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi, maka pemilihan teknik pengendalian konflik perlu menjadi perhatian pimpinan organisasi.

Manajemen Konflik

Mengelola konflik berarti kita harus meyakini bahwa konflik memiliki peran dalam rangka pencapaian sasaran secara efektif & efisien. Mengelola konflik perlu skala prioritas, agar tidak menimbulkan kekacauan dalam koordinasi & integrasi antar fungsi/divisi dalam organisasi

3 Hal pokok dalam konflik

3 hal pokok yang perlu di perhatikan dalam manajemen konflik adalah:

  1. KONFLIK berkaitan dengan PERILAKU terbuka, bisa muncul karena adanya ketidaksetujuan antar individu & kelompok yang dibiarkan memuncak.
  2. KONFLIK muncul karena ada 2 PERSEPSI yang berbeda
  3. ADANYA PERILAKU yg dilakukan secara sadar oleh salah satu pihak UNTUK MENGHALANGI tujuan fihak lain
4 strategi penyelesaian konflik

4 Strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola konflik adalah Menghindar, Memperhalus, Memaksa dan Berkolaborasi. Pengertian masing-masing adalah sebagai berikut:

  1. Menghindar (Denial) : menarik diri secara fisik dan mental dari konflik yang terjadi
  2. Memperhalus (smoothing) : mengakomodasikan kepentingan pihak lain
  3. Memaksa (fight) : menggunakan taktik kekuasaan untuk memenangkan konflik
  4. Kolaborasi : menghadapi konflik secara langsung dan menyelesaikannya dengan cara memuaskan semua pihak.

Untuk penjelasan bahan dalam bentuk Power Point (PDF) silahkan diunduh file slideshare diatas.

Pertanyaan Penutup
  1. Bagaimana dampak kegagalan manajemen konflik terhadap program implementasi SPMI?
  2. Bagaimana peran Rektor / Kepala Sekolah dalam mengelola Konflik dalam organisasi pendidikan?

Demikian, semoga materi singkat ini bermanfaat.

_______________________________

mutupendidikan.com

Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan

123
×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami