
“SPMI & Peran Penting Kepemimpinan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Untuk membangun Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) & budaya mutu pada lembaga pendidikan, tentu saja dibutuhkan pola kepemimpinan yang sesuai (Leadership style). Mencetak pemimpin yang efektif tentu saja tidak mudah, perlu proses dalam bentuk pendidikan dan pelatihan.
Instagram: @mutupendidikan
Edward Sallis dalam bukunya Total Quality Management in Education menjelaskan panjang lebar tentang pola kepemimpinan TQM pada organisasi kependidikan. Bagaimana penjabarannya?
Silahkan diunduh file ppt/pdf:
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (Standar) organisasi yang telah ditentukan
Kepemimpinan merupakan unsur penting dalam SPMI. Pemimpin harus membangun visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik.
Komitmen terhadap mutu harus menjadi peran utama bagi seorang pemimpin.
Baca juga: Pengelolaan, Kepemimpinan, dan Pemberdayaan
Untuk uraian selanjutnya, silahkan di unduh file Slideshare power point (PDF) pada tautan diatas.
Demikian semoga uraian singkat tentang SPMI & Peran Penting Kepemimpinan, semoga bermanfaat.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
__________________________
Instagram: @mutupendidikan
“Motivasi Kerja & Budaya Mutu”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi situasi kerja di dalam organisasi (lembaga pendidikan). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai/karyawan/guru/dosen yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi (lembaga pendidikan).
Instagram: @mutupendidikan
Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi-kondisi kerja itulah yang memperkuat motivasi pegawai untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.
______________________________________
Power Point (PDF):
______________________________________
Secara umum, teori-teori motivasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguatan (reinforcement theory)
Teori-teori tersebut dapat diimplementasikan pada berbagai bentuk lembaga pendidikan, baik Perguruan Tinggi, Sekolah maupun madrasah.
Keberhasilan implementasi SPMI, tidak luput dari sejauh mana pimpinan organisasi pendidikan mampu menerapkan teknik-teknik motivasi yang tepat dalam mengelola sumber daya manusia.
Penerapan teknik motivasi yang sesuai akan mampu meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kualitas Sistem manajemen Mutu pendidikan dan membantu membangun Budaya Mutu pendidikan dan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal)
Pencapaian Standar SPMI akan sulit dicapai bila anggota organisasi (tenaga struktural, dosen, guru, tenaga kependidikan) tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. Inilah tantangan yang dihadapi organisasi pendidikan saat ini.
Pimpinan lembaga pendidikan, wajib menggerakan seluruh anggota organisasi agar dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi. Kinerja ini diwujudkan dalam pencapaian standar SPMI yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk memahami lebih dalam tentang teori-teori motivasi, berikut dapat di unduh materi SlideShare file power point (PDF) pada tautan diatas.
Baca juga: Perencanaan Karir & Budaya Mutu
Demikian, semoga bermanfaat dan berkah selalu.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
_______________________
mutupendidikan.com
Dapatkan Slideshare Budaya Mutu:
Silahkan di klik: Membangun Budaya Mutu
Dapatkan informasi terkait: Pelatihan / Bintek / Training / Training Kerja / Pelatihan kerja / Lokakarya / Workshop / Mutu / Pendidikan / Kualitas / Guru / Dosen / karyawan / Pegawai / manajemen / Kepemimpinan / Leadership / Motivasi / Sistem / Budaya / Komunikasi / Teori Motivasi
“Membangun Karakter & Budaya Mutu SPMI”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Membuat produk dan jasa yang bermutu, seperti jasa pendidikan tentu saja tidak mudah. Tidak cukup dengan hanya membuat sistem dokumen mutu yang terdiri dari kebijakan SPMI, standar, prosedur maupun manual mutu.
Mutu tidak terletak pada tinta diatas kertas. Mutu ada pada diri pribadi-pribadi manusia yang menjadi penggerak roda organisasi.
Mutu terletak pada nilai-nilai, emosi, sikap dan kepribadian anggota organisasi secara keseluruhan. Semua level dalam organisasi memiliki andil penting dalam mewujudkan arti sebuah mutu.
Semua anggota organisasi harus memiliki kepedulian, perilaku dan sikap yang sesuai untuk membangun sebuah mutu.
Dalam membangun mutu, yang perlu dibangun adalah sikap masing-masing individu anggota organisasi.
Secara definisi, pengertian sikap (attitude) adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang relatif permanen mengenal aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.
Komponen-komponen sikap terdiri dari pengetahuan (kognitif), perasaan-perasaan (afektif), dan kecenderungan untuk bertindak (psikomotorik).
Contoh bentuk sikap-sikap yang positif (mendukung mutu) antara lain sikap peduli, kreatif, bertanggung jawab, jujur, melayani, responsif, proaktif dll.
Sedangkan sebaliknya, contoh sikap-sikap yang negatif (tidak sesuai dengan mutu) seperti sikap acuh, tidak jujur, tidak bertanggung jawab, pasif, kaku dll.
Bagaimana dengan sikap & komitmen kita selama ini? Apakah sudah sejalan dengan sistem budaya SPMI yang telah dibangun selama ini?
Bagaimana terbentuknya sikap dari seorang karyawan? Sikap seorang karyawan dapat terbentuk dari pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan dan lingkungan pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya.
Organisasi tempat kerja, bisa juga membentuk sikap kerja melalui proses rekruitmen, seleksi, pelatihan, pembinaan serta pengkondisian dengan sistem mutu yang ada.
Peran utama ada pada faktor pemimpin. Pemimpinlah yang memberi arahan, motivasi, teladan, reward & Punishment.
Dengan arahan pemimpin dan didukung sistem manajemen mutu yang baik, perilaku karyawan akan dapat dibimbing kearah budaya mutu secara konsisten dan konsekuen.
Perilaku mutu yang dilakukan secara terus menerus lama kelamaan akan menjadi habit (kebiasaan). Kebiasaan yang dilakukan oleh seluruh karyawan akan menjadi budaya, dan bila budaya tersebut semakin kuat akan menjadi karakter organisasi.
Membangun mutu dengan karakter yang sesuai, bisa dipastikan jauh lebih efektif dan efisien. Bagaimana pendapat Anda?
Baca juga: Membangun Budaya Mutu Organisasi
Demikian uraian singkat tentang Membangun Karakter & Budaya Mutu SPMI. Semoga bermanfaat dan sukses Mutu Pendidikan Indonesia.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
_____________________
mutupendidikan.com
Explore: Training & Development
Konsultasi, Online / Offline Training, Pelatihan & In-house Training
“Kebijakan SPMI dan Permasalahannya”
Kebijakan SPMI adalah dokumentasi/ pedoman tertulis berisi garis besar penjelasan tentang bagaimana suatu institusi pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) memahami, merancang, dan melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sehingga terwujud budaya mutu pada Institusi tersebut.
Untuk memahami pengertian, fungsi dan berbagai permasalahan terkait pembuatan Kebijakan Mutu SPMI Perguruan Tinggi/ sekolah/ Madrasah, silahkan diunduh materi powerpoint berikut ini:
_______________________________
Klik disini:
_______________________________
mutupendidikan.com
Pelatihan dan Pendampingan
Silahkan di Klik : Public Training
“Mengelola SPMI & Manajemen Konflik”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
mutupendidikan.com – Setiap lembaga pendidikan selalu memiliki tujuan, proses-proses dan sumber daya. Dalam mengelola 3 hal tersebut seringkali manajemen dihadapkan dengan situasi konflik yang menuntut untuk diselesaikan secara konstruktif, baik itu konflik antar individu, antar kelompok, maupun antar organisasi.
Power Point (PDF):
IG: @mutupendidikan
Lembaga pendidikan yang mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) tentu saja berpotensi menghadapi situasi konflik yang tidak nyaman.
Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah harus mengembangkan teknik-teknik manajemen konflik yang fungsional sehingga konflik tersebut dapat diselesaikan secara kondusif dan mampu mendorong pencapaian sasaran organisasi dengan baik.
Robbins (2006:545) menyatakan konflik sebagai proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama.
Manajemen Konflik merupakan hal yang sangat penting dalam implementasi SPMI. Jika konflik dikelola secara sistematis dapat berdampak positif yaitu, memperkuat hubungan kerja sama, meningkatkan kepercayaan dan harga diri, mempertinggi kreativitas dan produktivitas, dan meningkatkan kepuasan kerja.
Baca Juga: Politik & Konflik Organisasi
Tujuan manajemen konflik adalah untuk mencapai kinerja yang optimal dengan cara memelihara konflik tetap fungsional dan meminimalkan akibat konflik yang merugikan. Mengingat kegagalan dalam mengelola konflik dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi, maka pemilihan teknik pengendalian konflik perlu menjadi perhatian pimpinan organisasi.
Mengelola konflik berarti kita harus meyakini bahwa konflik memiliki peran dalam rangka pencapaian sasaran secara efektif & efisien. Mengelola konflik perlu skala prioritas, agar tidak menimbulkan kekacauan dalam koordinasi & integrasi antar fungsi/divisi dalam organisasi
3 hal pokok yang perlu di perhatikan dalam manajemen konflik adalah:
4 Strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola konflik adalah Menghindar, Memperhalus, Memaksa dan Berkolaborasi. Pengertian masing-masing adalah sebagai berikut:
Untuk penjelasan bahan dalam bentuk Power Point (PDF) silahkan diunduh file slideshare diatas.
Demikian, semoga materi singkat ini bermanfaat.
_______________________________
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
“Mengenal Diri, Mengenal Tim, Kunci Keberhasilan SPMI”
Tips Sukses SPMI #6:
Untuk mencapai sasaran & keberhasilan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), Lembaga Pendidikan “harus” terus melakukan evaluasi diri untuk mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis).
Langkah pertama, Anda dapat berlatih untuk mengenal kekuatan diri Anda dan kekuatan tim (unit kerja) Anda. Ingin mencoba?
Baca juga: Kumpulan Artikel dan Power Point MSDM 1
Berikut latihan sederhana yang bisa Anda coba. Dengan latihan ini, Anda diharapkan dapat mengetahui strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang Anda miliki dan dimiliki oleh Tim Kerja Anda. Dengan optimalisasi potensi tersebut tentu akan sangat membantu dalam pencapaian standar-standar kinerja (Standar SPMI) lembaga pendidikan. Mari kita coba:
Kenalilah Kekuatan/ Keunggulan/Kelebihan Diri Anda Sendiri. Untuk bahan renungan, Anda dapat mengevaluasi 3 hal berikut ini:
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Setelah Anda mengenal kekuatan/ kelebihan/ keunggulan diri, sekarang silahkan Anda mencoba merumuskan sasaran pekerjaan yang sesuai/sejalan dengan kekuatan/keunggulan diri. Dalam merumuskan sasaran pekerjaan, Anda dapat mengacu pada hal-hal sbb:
Setelah Anda telah menetapkan beberapa kekuatan/kelebihan diri pribadi dan sasaran/target pribadi, kini waktunya untuk berbagi semuanya dengan tim Anda.
Diskusikan, bahaslah kekuatan/kelebihan diri pribadi dengan tim Anda. Ingat ini hanyalah satu kesempatan untuk berbagi informasi dan pengertian, tidak ada definisi yang “lebih baik” atau “lebih buruk”.
Baca juga: Tips SPMI 1# Bangunlah Komitmen untuk Perbaikan Terus Menerus
Dapatkah tim Anda mencapai konsensus dengan satu definisi tentang “keunggulan” tim (unit kerja Anda)? definisi (hasil konsesus) tim ini mungkin sangat berbeda dari definisi (target) pribadi Anda, tetapi sebagai individu juga Anda sangat berbeda dari tim Anda, bukankah demikian?
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Seperti sebelumnya, menetapkan Sasaran Tim Kerja adalah langkah berikut. Rumuskan sekurang-kurangnya 3 Sasaran Tim Kerja Anda. Sasaran ini akan menjadi langkah unit kerja dalam menciptakan kegiatan/ program kerja yang sesuai. Dalam menyusun sasaran unit kerja, Anda harus mengacu Standar SPMI dan Job description yang menjadi tugas tim Anda.
Sasaran yang baik hendaknya disusun mengikuti kaidah ABCD, yaitu ada Audience, Behavior, Competence dan Degree. Sasaran yang baik dapat juga mengikuti kaidah KPI (Key Performance Indicator) yang meliputi: Target, Indikator dan mekanisme pengukuran (measure). Dalam bahasa lain, sasaran yang baik harus SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant, Timed).
Demikian uraian tentang Mengenal Diri, Mengenal Tim sebagai Kunci Keberhasilan SPMI, semoga latihan singkat ini bermanfaat… Aamiin Yaa Rabb.
Salam mutu,
admin,
Hubungi Customer Service kami untuk informasi:
Pelatihan & Outbound Training Membangun Budaya Mutu Pendidikan
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pelatihan & Pendampingan
“Kiat Mengikuti Kelas Online Webinar”
Apa yang dimaksud dengan Webiner? Webinar berasal dari 2 kata, yaitu Web dan Seminar, digabung menjadi istilah baru “Webinar”. Jadi kelas Webinar adalah suatu presentasi, seminar, pelatihan atau workshop yang dilakukan secara online. Webiner dapat diartikan sebuah pertemuan online yang dilakukan melalui media Internet. Webinar dapat diikuti oleh sejumlah orang yang saling berjauhan. Hal ini tentu saja mendatangkan banyak manfaat.
Apa saja manfaat mengikuti seminar Webinar? (Misal mengikuti di Mutu Pendidikan). Ya, tentu saja ada sejumlah manfaat penting yang bisa Anda rasakan.
5 hal penting yang perlu Anda siapkan adalah sbb:
Ada 6 tahap yang perlu diperhatikan:
Untuk mengadakan Webinar, penyelanggarakan menggunakan aplikasi software tertentu. Untuk itu laptop/ computer anda juga harus di install dgn aplikasi yang sama. Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan di pasaran. Misalnya: MS Teams, Google Hangout, Zoom dll.
Demikian uraian singkat tentang Mengikuti Kelas Online Webinar. Kunjungi secara berkala web mutupendidikan.com untuk mendapatkan info terbaru kelas webinar. Terima kasih.
_______________________________
mutupendidikan.com
Kunjungi: Pendidikan & Pendampingan
Layanan Informasi