• 08123070905
  • mutupendidikan.info@gmail.com

Berita dan Wawasan SPMI

SPMI Pendidikan Indonesia

Sulitkan Membuat Kebijakan SPMI?

Kebijakan Mutu SPMI

Bapak Ibu pengelola SPMI/SPMP yang berbahagia, apa kabar?

Membuat dokumen Sistem Penjaminan Mutu, idealnya dimulai dari dokumen level 1 (tertinggi) yaitu dokumen “Kebijakan SPMI”. Kebijakan SPMI dapat dibuat rinci/ komplek, dapat pula dibuat sederhana saja. Bagi Institusi Pendidikan yang baru mengembangkan sistem manajemen mutu, agar tidak kesulitan, sebaiknya dimulai dari model yang sederhana terlebih dahulu dan secara bertahap terus dilakukan penyempurnaan.

Berikut kami unggah/upload bahan panduan beserta template untuk membuat Kebijakan Mutu secara sederhana. Silahkan diunduh disini:

Template Kebijakan SPMI

Demikian, selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Salam mutu dan tetap semangat…

admin,

mutupendidikan.com

Pendidikan & Pendampingan

Sekolah Model SPMI Indonesia

Tautan Youtube: Ekspose SPMI di Sekolah Model

SPMI & Sekolah Model Indonesia

Berikut Tautan (link) Youtube untuk terkait program pengembangan SPMI di SD, SMP dan SMA

Implementasi SPMI di tingkat SD (Sekolah Dasar)

  1. Ekspose Sekolah Model SPMI SD Negeri Maleber Oleh Kepala Sekolah
  2. Ekspose Sekolah Model SPMI SD Negeri Maleber oleh Guru
  3. Ekspose Sekolah Model SPMI SD Negeri Maleber oleh Komite Sekolah
  4. Ekspose Sekolah Model SPMI SD Negeri Maleber oleh anggota TPMPS

Implementasi SPMI di tingkat SMA

  1. TESTIMONI KEPALA SEKOLAH TENTANG SPMI DI SMAN 3 CIMAHI
  2. TESTIMONI GURU TENTANG SPMI DI SMAN 3 CIMAHI
  3. TESTIMONI KOMITE SEKOLAH TENTANG SPMI DI SMAN 3 CIMAHI
  4. PROFIL MUTU SMA NEGERI 3 CIMAHI (SPMI)

Pendampingan SPMI

Pendampingan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Program LPMP

  1. Sekolah Model SPMI LPMP Jawa Barat
  2. Program Akselerasi Mutu Sekolah LPMP Jawa barat

Demikian, sekilas informasi, semoga bermanfaat.

Salam mutu,

admin,

mutupendidikan.com

Pelatihan & Pendampingan


Untuk Layanan In-House Training SPMI Sekolah Model

Hubungi Customer Service kami disini


 

Audit Mutu Internal dan SPMI Pendidikan

Kendala dalam Tindak Lanjut Temuan Audit

Masalah Seputar Audit Mutu Internal

Masalah sudah diidentifikasi, namun tidak ditindak-lanjuti secara tuntas.

Lembaga Pendidikan sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengidentifikasi masalah, baik melalui audit internal/eksternal, tinjauan manajemen, survey kepuasan maupun analisis data. Namun setelah masalah berhasil diidentifikasikan, tindak-lanjutnya lemah, tidak tuntas dan tidak bernilai tambah. Inilah problem terbesar SPMI selama ini.

Untuk itu, peran dan komitmen pimpinan PT/ Kepala Sekolah untuk fokus pada upaya perbaikan perlu ditingkatkan. Pimpinan perlu mengawal terus agar upaya perbaikan dapat dilakukan dengan tuntas, mampu menyentuh akar masalah, sehingga temuan tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang, namun sekali lagi, hal ini tentu tidak mudah.

Untuk informasi lebih lengkat tentang Audit Mutu Internal, silahkan di akses tautan berikut ini:

>>> Audit Mutu Internal SPMI <<<<

Demikian, semoga bermanfaat dan salam mutu

Admin,

mutupendidikan.com

Quote SPMI tindak lanjut masalah

Tes Psikologi Pendidikan

Fungsi Tes Psikologi untuk Pendidikan

Fungsi Tes Psikologi

Menurut tinjauan sejumlah literatur, tes psikologi memiliki beberapa fungsi-fungsi. Tes Psikologi dapat memberikan data untuk membantu para siswa/ mahasiswa dalam meningkatkan penerimaan diri (self acceptance), pemahaman diri (self understanding), dan penilaian diri (self evaluation). Hasil yang diperoleh dari psikotes dapat digunakan siswa/ mahasiswa untuk meningkatkan persepsi dirinya secara optimal dan untuk mengembangkan kemampuan individu (eksplorasi) dalam beberapa bidang tertentu. Tes psikologi (psikotes) berfungsi dalam banyak hal yang meliputi fungsi memprediksi, fungsi memperkuat, serta fungsi meyakinkan para siswa.

Fungsi utama Tes psikologi antara lain:

  1. Fungsi Diagnosis : Sebagai alat yang berfungsi mendiagnosis kesehatan dan potensi siswa. Tes psikologi dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik, gejala, penyebab maupun tanda-tanda yang mengarah pada bentuk bentuk gangguan, masalah atau penyakit yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar para siswa. Misalkan, seorang pelajar yang mengalami gangguan konsentrasi belajar kemudian diberikan tes psikologi guna menggali penyebab kesulitan belajar tersebut. Dari hasil tes akan diketahui faktor-faktor penyebabnya, misalnya masalah dalam hubungan keluarga, masalah dengan guru dan teman sekolah, masalah penyesuaian diri, atau mungkin ada gangguan pada saraf yang kemudian akan diberi rekomendasi-rekomendasi pemeriksaan medis oleh pihak-pihak yang ahli sesuai profesinya.
  2. Fungsi Prediksi : Tes psikologi bertujuan untuk memprediksi potensi/kemampuan yang dimiliki siswa dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar di masa yang akan datang. Contoh tes psikologi untuk memprediksi keberhasilan siswa/mahasiswa dalam belajar tugas-tugas pada suatu jurusan tertentu.
  3. Fungsi Monitoring : Tes psikologi akan membantu dalam melihat seberapa jauh perkembangan dan kemajuan siswa/ mahasiswa, mulai dari siswa tersebut diterima di sekolah, saat orientasi, mengikuti pelajaran, maupun beraktivitas dan berkreasi di sekolah. Jika memang siswa tidak mengalami perkembangan atau kemajuan sesuai yang diharapkan, maka perlu ada bimbingan dan penanganan khusus.
  4. Fungsi Evaluasi : Sebagai alat evaluasi, tes psikologi melanjutkan fungsi monitoring, yakni apabila dari hasil tes terdahulu siswa yang dinyatakan bermasalah akan dikenai bimbingan atau penanganan. Setelah bimbingan dan penanganan tersebut, tentunya akan diketahui efektivitas dari pemberian bimbingan dan penanganan itu.

Secara spesifik, tes psikologis mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

  1. Fungsi seleksi : Fungsi seleksi ini berguna untuk memutuskan siswa-siswa mana yang akan dipilih, misalnya tes seleksi suatu lembaga kependidikan/ perguruan tinggi atau tes seleksi suatu jenis jabatan/ pekerjaan tertentu.
  2. Fungsi klasifikasi : Fungsi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan siswa-siswa dalam kelompok sejenis, misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah yang sejenis, sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai dengan masalahnya.
  3. Fungsi deskripsi : Fungsi deskripsi yaitu hasil tes psikologis yang telah dilakukan tanpa klarifikasi tertentu, misalnya melaporkan profil seseorang yang telah dites inventori minat.
  4. Mengevaluasi suatu treatment : Bertujuan untuk mengetahui suatu tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa atau sekelompok siswa telah tercapai atau belum. Misalnya, seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar diberikan tugas-tugas remedial. Setelah pelaksanaan remedial kemudian diadakan tes untuk mengetahui apakah tugas remedial tersebut sudah efektif atau belum.
  5. Menguji suatu hipotesis : Bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan dari sebuah teori itu terbukti atau tidak terbukti. Untuk menguji hipotesis yang dikemukakan itu dapat dilakukan suatu metode penelitian kuantitatif.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tes psikologis memiliki berbagai fungsi, diantaranya untuk evaluasi, klasifikasi, deskripsi, menguji hipotesis, juga berfungsi untuk seleksi. Semua fungsi-fungsi diatas dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan karir di masa yang akan datang.

Demikian semoga bermanfaat.

admin,

mutupendidikan.com


Informasi Tes Psikologi untuk pengembangan Mutu Pendidikan


Pelatihan SOP di Universitas Islam Negeri Malang

Berikut kami upload/unggah materi pelatihan pengenalan pembuatan SOP di kampus UIN Malang yang diselenggarakan tgl 11 Agustus 2015.

Silahkan di unduh disini:

Materi Pelatihan Pengenalan Pembuatan SOP

Salam hormat,

www.mutupendidikan.com

×

Layanan Informasi

× Hubungi Kami