
“TQM & Manajemen Strategik”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Manajemen strategik adalah manajemen yang mendasarkan semua tindakan, kegiatan, dan keputusan tentang apa yang paling mungkin untuk memastikan kinerja terbaik.
Perencanaan strategik adalah proses dimana organisasi mengembangkan visi, misi, prinsip-prinsip, tujuan yang luas, dan taktik untuk mencapai tujuan.
Tujuan strategi kompetitif adalah menciptakan keuntungan dan mencari posisi yang mendukung dari kekuatan yang dimiliki dari banyaknya persaingan industri.
Topik-topik Manajemen Strategik :
Dalam penyusunan rencana strategi, lembaga pendidikan perlu melakukan evaluasi diri atau analisis SWOT, yang meliputi:
Pengembangan Visi & Misi:
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) tidak lepas dari proses manajemen strategik. Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar dan Menengah, dituntut untuk mampu menjalankan proses manajemen strategik agar rumusan dokumen SPMI yang dihasilkan tepat dan relevan.
Dengan manajemen strategik yang benar, proses evaluasi diri (Analisis SWOT) akan dihasilkan data-data yang akurat untuk penetapan tujuan organisasi jangka panjang, menengah dan pendek.
Dengan Manajemen strategik, Penyusunan Standar SPMI akan lebih SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Relevant & Timed)
Baca juga: SPMI & Manajemen Konflik
Demikian point-point singkat tentang TQM & manajemen strategik, semoga bermanfaat.
________________________________
mutupendidikan.com
Apakah perbedaan standar ISO 9001:2008 dengan standar terbaru ISO 9001:2015?
Berikut dapat diunduh matrik korelasi yang menampilkan kedua standar tersebut:
Perbedaan ISO 9001 versi 2008 dan versi 2015
Demikian, semoga bermanfaat.
Salam mutu,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Pendampingan & Bimtek
Tempat belajar dan tempat kerja yang nyaman, bersih dan teratur akan membuat Dosen/Guru/Siswa menjadi senang dan bersemangat. Tempat belajar yang nyaman tentu saja akan meningkatkan prestasi akademik siswa. Ruang kantor yang tertata, barang-barang mudah disimpan/ dicari akan mendukung meningkatkan produktifitas segenap guru, dosen maupun karyawan. Oleh karena itu, pengelolaan standar mutu “Sarana dan Prasarana” (SarPras) institusi pendidikan harus terus ditingkatkan baik secara kualitas dan kuantitas.
Salah satu metode Tata Graha yang bisa diadopsi adalah Metode Kerja 5S. Untuk itu berikut kami upload materi presentasi dalam bentuk file PDF, Silahkan diunduh :
Menata Tempat Belajar berbasis 5-S
Demikian, Semoga Bermanfaat dan Berkah Selalu.
Hormat kami,
Admin,
mutupendidikan.com
Pelatihan & Pendampingan
Hubungi Customer Service Kami
Dapatkan slideshare Quality Function Deployment disini
Quality Function Deployment (QFD) awal mulanya dikembangkan di Negara Jepang oleh Mitshubishi’s Kobe Shipyard tahun 1972, yang kemudian diadopsi dan dipergunakan oleh Toyota. Penerapan konsep ini, tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas komunikasi, pengembangan produk, pengembangan proses produksi dan serta sistem pengukuran. Filosofi yang mendasari QFD adalah bahwa pelanggan/ konsumen tidak akan puas dengan layanan suatu produk, jika konsumen memang tidak membutuhkan/ menginginkannya.
Menurut Akau (1990), Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi untuk memahami /menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan kedalam suatu rancangan produk/ jasa yang memiliki persyaratan teknis / karakteristik kualitas tertentu.
Menurut Cohen (1995), QDF merupakan metodologi terstruktur yang diterapkan dalam proses perancangan / pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan. QFD membantu mengevaluasi secara sistematis kapabilitas sebuah produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Menurut Djati (2003), QDF adalah sistem pengembangan produk yang dimulai dari proses merancang produk, proses bagaimana produk tersebut diproduksi (manufaktur), sampai produk tersebut ketangan konsumen. Pengembangan produk tersebut dibuat berdasarkan keinginan/ kebutuhan/ harapan dari konsumen.
Dengan kata lain QFD merupakan taktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap adanya keinginan/ kebutuhan pelanggan. QFD mampu merealisasikan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi sebuah produk/ jasa yang dihasilkan oleh produsen. Dengan teknik QFD akan membantu organisasi/perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, mengembangkan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan konsumen serta memperbaiki proses sehingga mencapai efektifitas maksimum. QFD bahkan seringkali mampu melampaui ekspektasi/ harapan dari konsumen.
Walaupun awal mulanya QFD disusun untuk organisasi manufaktur, namun dalam perkembangannya, QFD juga dapat diterapkan untuk lembaga jasa termasuk untuk lembaga pendidikan.
Untuk lebih jelasnya, silahkan diunduh slideshare/ download ppt berikut ini:
Klik disini : PPT Quality Function Deployment
Demikian semoga bermanfaat.
Salam Mutu,
admin,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Konsultasi, In-House Training, Manajemen, Training Center, Pelatihan Kerja, Manajemen Kualitas, Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD, Madrasah, download ppt, Quality Function Deployment, QFD, Mutu, Kualitas, Perancangan Produk, Desain Produk, Keinginan, Kebutuhan, Harapan, Konsumen, Pelanggan
Dewasa ini, beberapa Perguruan Tinggi/Sekolah & Madrasah, telah menerapkan SMM ISO 9001 di masing-masing institusi mereka. Dalam prakteknya, sering ada kendala dalam memahami isi persyaratan standar ISO 9001 yang sifatnya “generik”. Oleh karena itu, bagi lembaga pendidikan yang ingin menerapkan ISO 9001, berikut kami sampaikan materi IWA2 agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi.
IWA-2 merupakan panduan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 bagi lembaga pendidikan. IWA adalah singkatan dari International Workshop Agreement. Panduan ini dipublikasikan oleh ISO (International Organization for Standardization).
Berikut kami share materi presentasi (power point) tentang IWA 2, semoga bermanfaat:
Saat ini telah ada standar Internasional ISO 21001 : 2018. Sejak ISO 21001 disosialisasikan pada tanggal 1 Mei 2018, kini telah banyak lembaga pendidikan yang menerapkan standar tersebut.
Tetap Semangat & Salam Mutu,
mutupendidikan.com
Pelatihan, Pendampingan & Bimtek
“Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Institusi Pendidikan yang ingin terdepan dalam pengelolaan mutu pendidikan, dapat menerapkan teknik-teknik manajemen dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Instagram: @mutupendidikan
Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, merupakan tugas yang sangat penting bagi pimpinan organisasi seperti lembaga pendidikan. Pimpinan disini dapat rektor, dekan, atau kepala unit kerja. Dapat Kepala sekolah, wakil dan pimpinan departemen.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keberhasilan SPMI sebagai sistem mutu, juga sangat tergantung keberhasilan pimpinan lembaga pendidikan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Banyak keputusan penting terkait SPMI , seperti penetapan standar yang SMART ( Spesific, Measurable, Attainable, Relevant & Timed). Penetapan isi kebijakan SPMI, Manual PPEPP, isi prosedur, bentuk form dll.
Penguasaan teknik pengambilan keputusan, dapat meningkatkan keberhasilan proses PDCA atau PPEPP dalam SPMI. Pakar mutu, Edward Deming merekomendasikan penggunaan alat-alat berikut ini untuk membantu proses pemecahan masalah/ pengambilan keputusan.
Ada banyak metode dan pendekatan dalam proses pemecahan masalah / pengambilan keputusan. Pimpinan lembaga pendidikan dan pelaksana SPMI atau tim Gugus Kendali Mutu (GKM) sangat dianjurkan menerapkan metode-metode pemecahan masalah /pengambilan keputusan agar diperoleh hasil yang maksimal menuju perbaikan terus menerus.
Berikut Slide PPT yang dapat diunduh:
Demikian semoga uraian tentang Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan ini dapat bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Kata Kunci untuk membantu penelusuran: Download ppt, file ppt, pengambilan keputusan, problem solving, pendidikan, SMA, SMP, SD, Perguruan Tinggi, Cause-and-effect diagrams, Flowcharts, Pareto charts, Run charts, Histograms, Control charts, Scatter diagrams, makalah seven tools, contoh kasus senen tools, new seven tools, pelatihan mutu pendidikan
Membuat Rencana Mutu (Quality Plan) yang baik tentu saja tidak mudah, perlu pemahaman yang utuh tentang Standar, Business Process maupun peraturan2 pemerintah yang terkait seperti akreditasi BAN-PT, BAN -SM dll.
Dalam business process mapping, proses-proses dalam organisasi pendidikan, dibagi menjadi beberapa bagian utama yang global. Masing-masing bagian utama yang global ini kemudian bisa dipecah menjadi proses-proses yang lebih kecil lagi dan seterusnya.
Dalam Business Process Mapping, dipetakan hal-hal sebagai berikut:
Memahami pemetaan bisnis proses akan memberikan wawasan mengenai keseluruhan proses bisnis yang ada di institusi pendidikan. Penguasaan teknik business process mapping memungkinkan pimpinan institusi pendidikan untuk melakukan perbaikan sistem manajemen agar lebih sistematis dan terarah.
Berikut kami sampaikan materi Business Process dan Quality Plan yang dapat diunduh/ download. Silahkan diunduh disini:
Pembuatan Business Process & Rencana Mutu SPMI
Salam Hormat,
mutupendidikan.com
pelatihan & pendampingan
“Pembuatan Sasaran Mutu SPMI”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Pembuatan Sasaran Mutu SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) bagi lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah, Madrasah) merupakan kegiatan yang sangat penting.
Dengan adanya Sasaran Mutu yang jelas dan spesifik, Lembaga Pendidikan akan mengetahui target & arah yang hendak dituju. Dengan adanya sasaran mutu yang SMART, masing-masing unit kerja akan dapat menyusun program kerja yang sesuai, dan dapat menetapkan kebutuhan sumber daya (resources).
Instagram: @mutupendidikan
Sasaran mutu (quality objective) institusi dibuat dengan mengacu pada Renstra, Renop dan Standar Mutu Institusi. Sasaran Mutu Institusi selanjutnya perlu di breakdown ke masing-masing departemen/bidang/unit kerja yang ada dibawahnya secara berjenjang (cascading).
Sasaran Mutu masing-masing bidang/departemen/unit, dibuat dengan mengacu pada Standar Mutu yang telah ditetapkan institusi dan juga mengacu pada pencapaian Job Description masing-masing unit kerja.
Secara teknis, Sasaran Mutu hendaknya memenuhi kriteria SMART, yang merupakan singkatan dari:
Sasaran Mutu disarankan dituangkan kedalam sebuah form, yakni form Sasaran Mutu, selanjutnya formulir tersebut dilengkapi dengan mengisikan:
Apakah unit kerja Anda sudah memiliki sasaran mutu? Sasaran mutu biasanya digunakan organisasi pendidikan yang menerapkan standar mutu ISO 21001 : 2018 dan dapat diintegrasikan dengan SPMI
Silahkan di unduh pada file SlideShare berikut ini: (dapat gunakan sebagai referensi sederhana, Anda dapat melengkapi/menyempurnakan untuk ISO 21001:2018, SPMI Perguruan Tinggi dan SPMI Dikdasmen)
Demikian, semoga artikel singkat tentang Pembuatan Sasaran Mutu ISO 21001:2018/ SPMI ini dapat bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
mutupendidikan.com
Dapatkan Informasi Terkait: Pelatihan, Training, Pelatihan Kerja, Leadership, Training Center, Bimbingan Teknis, Bimtek, Kepemimpinan, TQM, Manajemen, Pendidikan Tinggi, Madrasah, Islamic Schools, SMA, SMP, SD, Sekolah, Indonesia, sasaran mutu, quality objective, mutu pendidikan, workshop mutu pendidikan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Seorang auditor mutu internal (AMI) sebaiknya dibekali ketrampilan komunikasi agar dalam pelaksanaan proses AMI, dapat berjalan dengan baik. Dengan ketrampilan komunikasi yang baik, diharapkan proses AMI akan terhindar dari adanya kesalahpahaman (miscommunication). Contoh ketrampilan komunikasi seperti ketrampilan mendengar, ketrampilan berbicara, ketrampilan menulis cepat, memahami bahasa tubuh dan lain sebagainya.
Untuk itu agar lebih memahami ketrampilan komunikasi dalam kegiatan Audit Mutu Internal (AMI), berikut kami sampaikan bahan file Slideshare sbb:
Unduh:
Agar proses audit dapat berjalan dengan baik, beberapa syarat penting sbb:
Apa saja yang dapat menyebabkan proses audit mutu internal terhambat? Berikut poin-poin penting yang perlu direnungkan:
Auditor yang baik adalah auditor yang dapat menggabungkan / kombinasikan komunikasi verbal dan non verbal. Signal-signal nonverbal, seperti tersenyum, mengangguk, gerakan tangan, dan sikap duduk saat mendengarkan, sangat membantu tercapainya hasil komunikasi yang efektif.
Komunikasi nonverbal, ditambah penjelasan lengkap melalui komunikasi verbal, tentu akan sangat membantu dalam menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan.
Baca juga: 12 Kendala Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Berikut bebapa tips komunikasi yang perlu ditingkatkan bagi para auditor:
Dalam mendukung keberhasilan proses Audit, bagaimana kiat menjadi pendengar yang baik?
Demikan, uraian singkat tentang Tips Komunikasi Auditor SPMI, semoga bermanfaat.
خَيْرُالناسِأَنْفَعُهُمْلِلناسِ
___________________________________
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan
“Kerjasama Sinergi dalam SPMI”
Tips Sukses SPMI #4:
“Bangun Budaya Saling Tolong Menolong dan Bersinergi…”
Membangun tim kerja yang handal merupakan keniscayaan dalam pelaksanaan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Tolong menolong, bantu membantu merupakan tuntutan kerja yang tidak bisa diabaikan. Beban kerja yang berfluktuasi sesuai tanggal dan bulan-bulan tertentu, mengharuskan Anda untuk siap menolong dan siap ditolong. Itulah Budaya Mutu yang harus dibangun dalam SPMI.
Baca juga: Kerjasama Tim & Sinergi Mencapai Target
“Sinergi” pencapaian Standar Mutu Pendidikan merupakan tuntutan dalam pelaksanaan SPMI. Menggabungkan kekuatan dan keahlian dari masing-masing anggota organisasi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas & menumbuhkan sinergi positif. Apakah Anda siap memberi bantuan pada tim kerja Anda? Apakah pimpinan lembaga pendidikan telah merencanakan program sinergi dengan baik?
Membangun sinergi positif secara terus menerus merupakan bagian & tuntutan dari Budaya Mutu SPMI
Kadang-kadang, terasa sulit untuk menerima pertolongan/bantuan dari orang lain, karena Anda berpikir itu membuat Anda tidak efektif atau lemah. Dalam organisasi SPMI, menawarkan dan menerima bantuan ketika diperlukan merupakan bagian dari budaya dan kerja tim. Konsep Lean & Agile (ramping dan lincah) merupakan satu keharusan dalam lingkungan yang sangat kompetitif dan bergejolak (disrupsi) seperti saat ini.
Tidak menerima bantuan dan kemudian menghadapi tenggat waktu atau harus mencari alasan karena tidak menyelesaikan satu tugas, tentu itu lebih tidak efektif dalam pekerjaan.
Meminta bantuan itu bukan stigma kegagalan, itu adalah suatu afirmasi bahwa Anda memiliki komitmen yang Anda buat pada tim Anda dan organisasi Anda. Anda ingin melihat bahwa indikator Standar SPMI tercapai, tenggat (target) waktunya terpenuhi, pekerjaan diserahkan sesuai janji. Sebagai anggota tim Anda dapat merasa bebas untuk meminta bantuan dan mengetahui bahwa disaat lain, kemudian Anda akan sebaliknya dimintai bantuan juga. Itulah makna budaya tolong menolong yang sangat penting dalam SPMI.
Baca juga: Sukses SPMI, Jadilah Bagian Dari Solusi
Jika Anda menjumpai diri Anda sendiri terus-terus mencari bantuan dari orang lain, berbicaralah dengan penyelia Anda atau anggota tim lain tentang bagaimana Anda mungkin meningkatkan produktivitas Anda, atau mengorganisasikan beban kerja Anda. Dari sini akan dicari akar masalah dan direncanakan tindakan solusi yang tepat.
Yes….Sekali lagi, meminta bantuan adalah langkah pertama dalam mengatasi ketidakefisian pekerjaan.
Pikirkan tentang saat ketika Anda ingin meminta bantuan, tetapi masih prihatin tentang bagaimana orang lain akan melihatnya. Kapan Anda meminta bantuan dan ditolak? Mengapa itu terjadi?
Diskusikan dalam tim Anda, bagaimana proses pemberian beban kerja dan permintaan bantuan jika dibutuhkan.
Demikan, uraian singkat tentang Kerjasama Sinergi dalam SPMI, semoga bermanfaat.
___________________________________
mutupendidikan.com
Instagram: @mutupendidikan
Kunjungi: Pelatihan & Pendampinan
Hubungi Customer Service Anda untuk:
Outbound & Pelatihan Membangun Budaya Mutu Pendidikan /SPMI
Pelatihan SPMI & Membangun “Team Work” dalam Organisasi Pendidikan
Layanan Informasi