PPEPP dan Data Mutu

Data Mutu sebagai Fondasi Transformasi Pendidikan Tinggi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Oleh: Bagus Suminar
Wakil Ketua ICMI Jatim, Tim Soft Skills mutupendidikan.com

“Data mutu bukan sekadar syarat akreditasi. Dengan PPEPP, ia bisa jadi fondasi transformasi pendidikan tinggi yang lebih bermakna.”

Pendahuluan

Dalam lanskap pendidikan tinggi yang semakin kompleks, dinamis, dan sarat dengan tekanan eksternal, “data” tidak lagi sekadar pelengkap laporan. Ia telah menjelma menjadi unsur strategis dalam tata kelola mutu perguruan tinggi. Transformasi digital, globalisasi pendidikan, serta tantangan lingkungan eksternal yang dicirikan oleh sifat VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous) dan BANI (Brittle, Anxious, Non-linear, Incomprehensible), menuntut institusi pendidikan untuk bersikap lebih adaptif, inovatif dan berbasis pada keputusan yang didorong oleh data berkualitas tinggi.

Namun demikian, tidak sedikit perguruan tinggi yang masih terjebak dalam paradigma administratif terhadap data mutu. Data mutu masih belum menjadi prioritas. Data kerap dipandang sebagai syarat akreditasi, bukan sebagai instrumen manajerial yang menyatu dengan proses perencanaan strategis, pengambilan keputusan, hingga evaluasi kinerja institusi. Dalam konteks inilah, transformasi data mutu menjadi agenda penting yang tak dapat ditunda.

Antara Regulasi dan Realitas

Regulasi terbaru seperti Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 telah memberikan kerangka yang kuat bagi pengelolaan mutu melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Di dalamnya, siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) menjadi alat utama dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi menuju kampus global. Namun pertanyaannya, bagaimana PPEPP dapat dijalankan secara optimal jika data yang digunakan belum valid, tidak ter-update, atau bahkan tidak dimaknai?

Sebagaimana dikemukakan dalam teori manajemen kontemporer (Griffin, 2022), kualitas suatu sistem manajemen bergantung pada koordinasi antar fungsi organisasi yang didukung oleh arus informasi yang efektif. Sayangnya, di banyak institusi, pengelolaan data mutu masih bersifat reaktif dan sporadis. Sistem informasi manajemen belum terintegrasi, dan unit kerja sering kali bekerja dalam “silo” tanpa pemahaman bersama terhadap indikator mutu yang harus dicapai.

Mengubah Cara Pandang

Transformasi data mutu membutuhkan pergeseran paradigma—dari melihat data sebagai kewajiban administratif menjadi “aset strategis” organisasi. Di sinilah pentingnya membangun ekosistem data mutu, yang melibatkan tidak hanya tim LPM, tetapi juga dosen, pimpinan fakultas, unit teknologi informasi, hingga mahasiswa. Edukasi tentang literasi data dan pemanfaatan data dalam praktik akademik perlu menjadi bagian dari budaya institusional.

Lebih jauh lagi, pengelolaan data mutu yang efektif akan mengarah pada peningkatan kemampuan institusi dalam merespons perubahan. Dalam lingkungan BANI, di mana perubahan bisa datang tiba-tiba dan melampaui pola linier, perguruan tinggi yang memiliki sistem data adaptif akan mampu mengambil keputusan yang lebih tangkas (agile), berdasarkan bukti yang akurat dan terpercaya.

Belajar dari Institusi yang Sudah Melangkah

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah lebih dulu menapaki jalan transformasi data mutu ini. Mereka mengembangkan dashboard mutu prodi yang memperlihatkan indikator real-time berbasis data PD Dikti, survei kepuasan, dan capaian kinerja. Setiap pimpinan unit dapat segera mengidentifikasi area-area mana saja yang perlu diperbaiki dan menindaklanjutinya dengan strategi yang lebih tepat sasaran.

Beberpa perguruan tinggi telah mengembangkan platform e-SPMI yang mengotomatisasi pelacakan siklus PPEPP, sehingga audit mutu internal tidak lagi menjadi beban administratif semata, melainkan menjadi bagian dari sistem pembelajaran organisasi. Transformasi ini sejalan dengan semangat kaizen atau perbaikan berkelanjutan, sebagaimana digarisbawahi oleh Edward Sallis (2002) dalam pendekatan Total Quality Management in Education.

PPEPP: Alat Transformasi

Di tengah kompleksitas pengelolaan pendidikan tinggi, PPEPP bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga pendekatan strategis untuk menciptakan budaya mutu berbasis pembelajaran organisasi. Masing-masing tahap PPEPP berfungsi seperti siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) dalam kaizen, di mana setiap unit dituntut untuk terus-menerus belajar dari data dan terus menerus memperbaiki proses kerja mereka.

Penetapan standar mutu berdasarkan data analitis akan memperkuat visi dan arah pengembangan institusi. Pelaksanaan standar yang berbasis data memungkinkan pengelolaan lebih efisien dan efektif. Evaluasi standar dengan indikator terukur memastikan akuntabilitas. Pengendalian standar berbasis tren data memungkinkan mitigasi risiko, dan Peningkatan Standar dilakukan bukan karena tekanan eksternal, tetapi karena kesadaran kolektif akan pentingnya mutu.

Penutup

Transformasi data mutu bukan sekadar adopsi teknologi atau digitalisasi proses. Ia adalah proses perubahan budaya organisasi—dari yang sebelumnya reaktif menjadi proaktif, dari administratif menjadi subtantif, dari sekadar memenuhi standar menjadi pelopor peningkatan mutu. Data yang dikelola dengan baik akan membantu perguruan tinggi melihat ke dalam (SWOT Analysis) secara jujur, sekaligus memproyeksikan masa depan secara lebih strategis.

Kini, saatnya menjadikan data mutu sebagai fondasi kebijakan, bukan sekadar pelengkap laporan. Melalui SPMI yang dijalankan dengan semangat PPEPP, perguruan tinggi dapat mewujudkan visi pendidikan tinggi yang tidak hanya bermutu secara administratif, tetapi juga bermakna secara transformatif. Pendidikan tinggi bermutu bukan hanya tentang akreditasi, tetapi tentang kesadaran terus-menerus untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Kesadaran untuk menjadi perguruan tinggi yang benar-benar berdampak.

Stay Relevant!


Disclosure:

  • Artikel ini disunting dengan bantuan AI untuk perapian bahasa; verifikasi fakta dan tanggung jawab isi dilakukan penulis.
  • Ilustrasi dibuat dengan bantuan alat AI berlisensi; ide, kurasi, dan finalisasi oleh penulis/editor.

Instagram: @mutupendidikan

Info Pelatihan Mutu Pendidikan

Scroll to Top