Pendahuluan
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi merupakan komponen krusial dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Implementasi SPMI yang efektif memerlukan pemahaman mendalam, keterampilan yang relevan, dan komitmen dari seluruh anggota institusi.
Metode pelatihan yang digunakan untuk menguatkan SPMI haruslah efektif dan sesuai dengan karakteristik peserta pelatihan, yang dalam konteks ini kebanyakan adalah orang dewasa.
Andragogi, atau teori pembelajaran orang dewasa, menawarkan pendekatan yang tepat untuk tujuan ini.
Prinsip Andragogi
Andragogi, yang dipelopori oleh Malcolm Knowles, menekankan beberapa prinsip utama yang membedakan pembelajaran orang dewasa dari pembelajaran anak-anak (pedagogi):
- Kebutuhan untuk Tahu: Orang dewasa perlu memahami alasan di balik kebutuhan untuk mempelajari sesuatu sebelum mereka berkomitmen untuk belajar.
- Pengalaman Sebagai Sumber Belajar: Orang dewasa membawa pengalaman hidup yang kaya yang menjadi sumber penting dalam proses belajar.
- Kesiapan untuk Belajar: Orang dewasa siap belajar hal-hal yang mereka anggap perlu untuk menangani situasi kehidupan nyata.
- Orientasi Pembelajaran Berbasis Masalah: Orang dewasa lebih tertarik pada pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah daripada konten teoritis murni.
- Motivasi Internal: Orang dewasa lebih termotivasi oleh faktor-faktor internal seperti pengembangan diri dan kepuasan pribadi.
Penerapan Prinsip Andragogi dalam Pelatihan SPMI
- Kebutuhan untuk Tahu:
- Pelatihan dimulai dengan menjelaskan pentingnya SPMI dalam konteks peningkatan mutu institusi, akreditasi, dan kepuasan mahasiswa. Misalnya, bagaimana SPMI dapat meningkatkan reputasi akademik dan menarik lebih banyak mahasiswa.
- Pengalaman Sebagai Sumber Belajar:
- Sesi pelatihan mengajak peserta untuk berbagi pengalaman mereka terkait penjaminan mutu di tempat kerja masing-masing. Diskusi kelompok dapat digunakan untuk membahas tantangan dan keberhasilan yang pernah dialami.
- Kesiapan untuk Belajar:
- Pelatihan dirancang untuk relevan dengan situasi nyata yang dihadapi peserta. Studi kasus yang relevan dengan situasi institusi peserta dapat digunakan untuk menekankan pentingnya SPMI.
- Orientasi Pembelajaran Berbasis Masalah:
- Pelatihan menggunakan pendekatan berbasis masalah, di mana peserta diajak untuk menganalisis masalah nyata yang dihadapi oleh institusi mereka dan mencari solusi berdasarkan prinsip-prinsip SPMI.
- Motivasi Internal:
- Pelatihan mendorong motivasi internal dengan menunjukkan bagaimana penguasaan SPMI dapat meningkatkan karir profesional peserta dan kontribusi mereka terhadap institusi.
Metode Pelatihan Andragogi untuk SPMI
- Studi Kasus:
- Studi kasus yang terkait dengan masalah mutu di perguruan tinggi digunakan untuk mendiskusikan bagaimana prinsip-prinsip SPMI dapat diterapkan. Peserta dianalisis dan merancang solusi untuk kasus yang diberikan.
- Diskusi Kelompok:
- Diskusi kelompok memungkinkan peserta untuk berbagi pengalaman dan ide. Diskusi ini dapat difokuskan pada isu-isu spesifik terkait SPMI, seperti bagaimana mengatasi hambatan dalam implementasi SPMI atau cara meningkatkan keterlibatan seluruh anggota institusi.
- Simulasi dan Role-Playing:
- Simulasi dan role-playing membantu peserta untuk mengaplikasikan konsep-konsep SPMI dalam situasi yang mendekati kenyataan. Misalnya, peserta dapat mensimulasikan audit mutu internal dan belajar bagaimana menanggapi temuan audit.
- Workshop Interaktif:
- Workshop interaktif yang menggabungkan teori dan praktik memungkinkan peserta untuk langsung menerapkan konsep SPMI dalam proyek-proyek kecil selama pelatihan. Misalnya, peserta dapat membuat rencana implementasi SPMI untuk unit kerja mereka.
- Pemberian Umpan Balik Konstruktif:
- Pemberian umpan balik yang konstruktif sepanjang pelatihan membantu peserta untuk memahami area yang perlu diperbaiki dan bagaimana mereka dapat mengimplementasikan SPMI dengan lebih efektif.
Penutup
Pelatihan berbasis Andragogi menawarkan pendekatan yang efektif untuk menguatkan SPMI di perguruan tinggi.
Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip Andragogi, pelatihan SPMI dapat dirancang untuk lebih relevan, interaktif, dan berfokus pada pemecahan masalah nyata yang dihadapi oleh institusi pendidikan.
Metode pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta tetapi juga mendorong komitmen mereka dalam mengimplementasikan SPMI secara efektif di lingkungan kerja mereka.
Dengan demikian, perguruan tinggi dapat mencapai peningkatan mutu yang berkelanjutan dan menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata. Stay Relevant!
Instagram: @mutupendidikan