Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di lembaga pendidikan merupakan kerangka kerja yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap aspek dalam proses pendidikan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam SPMI adalah PPEPP, yang terdiri dari Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan Standar.
Dalam konteks ini, penerapan prinsip manajemen klasik, seperti disiplin yang diperkenalkan oleh Henri Fayol, menjadi sangat penting untuk memperkuat SPMI dan memastikan efektivitasnya.
“Disiplin adalah jantung dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); tanpa disiplin, standar hanya akan menjadi kata-kata, bukan kenyataan.”
Tahap pertama dalam PPEPP adalah penetapan standar. Disiplin memainkan peran penting dalam memastikan bahwa standar yang ditetapkan dipahami dan dihormati oleh seluruh anggota organisasi.
Disiplin dalam penetapan standar berarti bahwa prosedur dan aturan yang telah ditentukan diikuti secara konsisten oleh setiap individu. Tanpa disiplin, standar yang ditetapkan bisa saja diabaikan atau tidak dijalankan dengan serius, yang akan melemahkan dasar dari SPMI.
Dalam konteks ini, kepatuhan terhadap prosedur dan komitmen untuk mengikuti pedoman yang telah ditetapkan menjadi krusial. Disiplin yang kuat dalam tahap penetapan standar akan menghasilkan fondasi yang kokoh untuk implementasi SPMI yang efektif.
Misalnya dalam prosedur penetapan standar berbunyi: “Jadikan Visi dan Misi Universitas sebagai titik tolak dan tujuan akhir, mulai dari merancang Penetapan Standar hingga menetapkan Standar SPMI”, maka langkah ini harus benar-benar dipatuhi dan dijalan dengan baik (disiplin).
Tahap pelaksanaan merupakan titik kritis di mana standar SPMI yang telah ditetapkan diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Disiplin sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap tim di perguruan tinggi menjalankan perannya sesuai dengan standar tersebut.
Disiplin dalam pelaksanaan tidak hanya berarti kepatuhan terhadap standar dan prosedur, tetapi juga mencakup tanggung jawab dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas.
Pelaksanaan yang disiplin memastikan bahwa tidak ada penyimpangan dari standar, yang pada akhirnya akan meningkatkan konsistensi dan mutu layanan.
Dalam dunia pendidikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran, penilaian, dan layanan lainnya disampaikan dengan target mutu yang diharapkan, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Evaluasi adalah proses mengukur sejauh mana standar yang telah ditetapkan telah dicapai. Prose ini dapat dilakukan dengan Monev, Audit Mutu Internal dan Assessment.
Dalam tahap ini, disiplin sangat penting untuk memastikan bahwa proses evaluasi dilakukan dengan teliti dan sistematis. Disiplin dalam pengumpulan data, analisis, dan pelaporan memastikan bahwa hasil evaluasi akurat dan dapat diandalkan.
Tanpa disiplin, evaluasi bisa menjadi proses yang boros, serampangan dan tidak akurat, yang akan menghambat upaya untuk meningkatkan mutu. Evaluasi yang disiplin memungkinkan perguruan tinggi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merumuskan langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa standar SPMI tetap dipatuhi dan setiap penyimpangan dari standar segera dikenali dan diperbaiki (korektif dan preventif).
Disiplin dalam pengendalian sangat penting untuk menjaga konsistensi mutu dan mencegah terjadinya penurunan kualitas.
Dalam konteks SPMI, pengendalian yang disiplin membantu dalam memantau pelaksanaan standar SPMI dan memastikan bahwa setiap tindakan korektif dan preventif dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Ini juga berperan dalam menjaga akuntabilitas di seluruh jenjang organisasi.
Tahap akhir dari PPEPP adalah peningkatan, yang berfokus pada upaya perbaikan berkelanjutan terhadap standar yang ada (kaizen).
Disiplin dalam tahap ini berarti bahwa setiap langkah peningkatan dilakukan secara terstruktur dan sistematis, dengan fokus pada pencapaian hasil yang lebih baik secara konsisten.
Disiplin dalam peningkatan memastikan bahwa upaya perbaikan tidak hanya bersifat sementara atau reaktif, tetapi benar-benar berkontribusi pada peningkatan mutu jangka panjang.
Dengan disiplin, perguruan tinggi dapat terus beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan standar kualitas mereka seiring waktu.
Prinsip disiplin dari Henri Fayol memiliki relevansi yang kuat dalam memperkuat SPMI dengan pendekatan PPEPP.
Disiplin membantu memastikan bahwa setiap tahap dalam PPEPP dilakukan dengan konsistensi, kepatuhan, dan komitmen terhadap standar SPMI yang telah ditetapkan.
Dengan menerapkan disiplin di seluruh proses SPMI, lembaga pendidikan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penjaminan mutu, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan yang diberikan.
“Disiplin bukan hanya tentang kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga tentang membangun budaya kerja yang berorientasi pada mutu dan tanggung jawab di seluruh organisasi”. Stay Relevant!
Instagram: @mutupendidikan
Layanan Informasi