C22: Membangun Tim GKM yang Solid, Termotivasi, dan Berdaya Guna

Topik 4: Membangun Tim GKM yang Solid, Termotivasi, dan Berdaya Guna (Selasa)

Membangun Tim GKM yang Solid, Termotivasi, dan Berdaya Guna



Kerja sama tim yang baik menjadi fondasi utama kesuksesan Gugus Kendali Mutu (GKM). Tanpa sinergi yang kuat, upaya peningkatan mutu akan terhambat.

Langkah-langkah Membangun Kerja Sama Tim:
  1. Komunikasi Terbuka:
    • Dorong diskusi terbuka tanpa rasa takut dikritik.
    • Gunakan rapat rutin untuk membahas kemajuan dan tantangan.
  2. Penetapan Tujuan Bersama:
    • Pastikan semua anggota memahami visi, misi, dan target kerja GKM.
    • Libatkan anggota dalam penyusunan rencana kerja untuk menciptakan rasa memiliki.
  3. Pembagian Peran yang Jelas:
    • Tugaskan peran sesuai keahlian dan minat anggota.
    • Hindari tumpang tindih tanggung jawab agar efisiensi terjaga.
  4. Peningkatan Kepercayaan:
    • Bangun budaya saling menghormati dan percaya.
    • Berikan apresiasi atas kontribusi setiap anggota.
  5. Penyelesaian Konflik Secara Positif:
    • Tangani perbedaan pendapat dengan pendekatan solusi.
    • Fokus pada masalah, bukan pada individu.

Contoh Praktik: Saat merencanakan monitoring perkuliahan, setiap anggota diberikan tanggung jawab sesuai kompetensi. Komunikasi melalui grup daring membantu koordinasi berjalan lancar.


Partisipasi Sukarela dalam Membangun Budaya Mutu

Sebagian besar anggota GKM terlibat secara sukarela. Oleh karena itu, menjaga motivasi mereka menjadi tantangan tersendiri.

Strategi Efektif Meningkatkan Motivasi:
  1. Pengakuan dan Apresiasi:
    • Berikan penghargaan seperti sertifikat atau pengakuan di forum resmi.
    • Sederhana seperti ucapan terima kasih dapat meningkatkan semangat.
  2. Pemberian Kesempatan Berkembang:
    • Libatkan anggota dalam pelatihan atau workshop terkait mutu.
    • Tawarkan kesempatan menjadi pembicara dalam kegiatan mutu.
  3. Fleksibilitas dalam Bekerja:
    • Sesuaikan beban kerja dengan kemampuan dan waktu anggota.
    • Berikan opsi kerja daring untuk mempermudah partisipasi.
  4. Lingkungan Kerja yang Positif:
    • Ciptakan suasana kerja yang suportif dan inklusif.
    • Rayakan pencapaian kecil bersama untuk mempererat hubungan.
  5. Pemberian Insentif Non-Finansial:
    • Akses ke pelatihan eksklusif, kesempatan promosi, atau rekomendasi kerja.

Catatan: Motivasi tidak selalu bersifat material. Kepercayaan dan penghargaan sering kali lebih berarti.

Studi Kasus: Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Pelita Nusantara

Masalah: Tingkat partisipasi dosen dalam pengisian Rencana Pembelajaran Semester (RPS) hanya 60%.

Langkah-langkah yang Dilakukan GKM:
  1. Identifikasi Akar Masalah: Melalui diskusi informal, diketahui banyak dosen kesulitan memahami format RPS terbaru.
  2. Pendekatan Kolaboratif: GKM membentuk tim kecil yang terdiri dari perwakilan dosen untuk merumuskan solusi bersama.
  3. Pelatihan dan Pendampingan: Diadakan workshop singkat dengan sesi tanya jawab yang interaktif.
  4. Pemberian Apresiasi: Dosen yang mengisi RPS tepat waktu mendapat sertifikat penghargaan.
  5. Evaluasi dan Umpan Balik: Setelah implementasi, partisipasi meningkat menjadi 90%.
Faktor Keberhasilan:
  • Komunikasi dua arah yang terbuka.
  • Dukungan penuh dari pimpinan fakultas.
  • Strategi motivasi yang tepat sasaran.
  • Kerja tim yang solid dengan pembagian tugas yang jelas.

Membangun tim GKM yang solid, termotivasi, dan berdaya guna memerlukan komunikasi yang efektif, pembagian peran yang jelas, serta strategi motivasi yang tepat. Partisipasi sukarela dapat ditingkatkan dengan apresiasi yang tulus dan lingkungan kerja yang positif. Melalui kerja sama yang kuat, tantangan mutu di perguruan tinggi dapat dihadapi dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

“Kerja tim yang baik bukan hanya soal berbagi tugas, tetapi saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.”


  1. Mengapa kerja sama tim yang efektif sangat penting dalam keberhasilan Gugus Kendali Mutu (GKM)? Jelaskan dengan contoh!
  2. Apa saja strategi yang dapat digunakan untuk memotivasi anggota GKM yang bersifat sukarela? Jelaskan mengapa strategi tersebut efektif!
  3. Berdasarkan studi kasus yang telah dibahas, sebutkan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan tim GKM dalam menghadapi tantangan mutu dan jelaskan alasannya!
Contoh Jawaban:
  1. Kerja sama tim yang efektif sangat penting dalam keberhasilan GKM karena memungkinkan anggota untuk berkolaborasi dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, dan melaksanakan tindakan perbaikan mutu secara optimal. Tanpa kerja sama yang baik, komunikasi dapat terhambat, tugas menjadi tidak jelas, dan hasil kerja tidak maksimal.
    Contoh: Dalam suatu kasus, GKM di Fakultas Teknik menghadapi masalah rendahnya partisipasi mahasiswa dalam survei kepuasan. Dengan kerja sama yang baik, anggota GKM membagi tugas secara merata: ada yang bertanggung jawab membuat kuesioner, ada yang mengoordinasikan penyebaran, dan ada yang menganalisis hasil. Hasilnya, partisipasi mahasiswa meningkat signifikan, menunjukkan efektivitas kerja tim yang solid.
  2. Beberapa strategi untuk memotivasi anggota GKM yang bersifat sukarela antara lain:
    • Pengakuan dan Apresiasi: Memberikan sertifikat atau ucapan terima kasih dalam forum resmi dapat meningkatkan rasa dihargai.
    • Pemberian Kesempatan Berkembang: Melibatkan anggota dalam pelatihan atau workshop memberikan mereka nilai tambah dalam karier.
    • Fleksibilitas Kerja: Memberikan kelonggaran waktu membantu anggota menyeimbangkan tugas GKM dengan pekerjaan utama mereka.
    • Lingkungan Kerja yang Positif: Suasana yang suportif membuat anggota lebih nyaman dan bersemangat berkontribusi.
    • Insentif Non-Finansial: Seperti akses prioritas ke fasilitas kampus atau peluang menjadi perwakilan dalam kegiatan nasional.

      Strategi ini efektif karena setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Dengan memberikan penghargaan yang sesuai, anggota merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif.
  3. Berdasarkan studi kasus di Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Pelita Nusantara, beberapa faktor keberhasilan tim GKM adalah:
    • Komunikasi Terbuka: Anggota dapat menyampaikan pendapat tanpa takut dikritik, sehingga solusi yang dihasilkan lebih komprehensif.
    • Dukungan Pimpinan: Rektor dan dekan mendukung penuh program GKM, sehingga rekomendasi lebih cepat diimplementasikan.
    • Strategi Motivasi yang Efektif: Memberikan sertifikat penghargaan meningkatkan partisipasi dosen dalam pengisian RPS.
    • Pembagian Tugas yang Jelas: Setiap anggota memahami tanggung jawabnya, sehingga pekerjaan selesai tepat waktu.
    • Evaluasi Berkala: Melalui umpan balik rutin, tim dapat memperbaiki metode kerja mereka.

      Faktor-faktor ini penting karena keberhasilan GKM tidak hanya bergantung pada individu tetapi pada sinergi tim yang didukung oleh lingkungan organisasi yang kondusif.

“Dibalik SPMI yang unggul, didalamnya tentu ada ‘Tim GKM’ yang unggul pula”

“Dibalik SPMI yang unggul, didalamnya tentu ada ‘Tim GKM’ yang unggul pula”

— Bagus Suminar (direktur Mutu Pendidikan)

Video: (Menyusul)



1. Apa alasan utama pentingnya kerja sama tim yang efektif dalam Gugus Kendali Mutu (GKM)?

A. Untuk menghindari tanggung jawab individu
B. Agar semua anggota GKM dapat bekerja tanpa pengawasan
C. Untuk memastikan tugas terselesaikan dengan baik melalui koordinasi yang solid
D. Supaya anggota GKM dapat bekerja secara mandiri tanpa komunikasi

Jawaban: C
Penjelasan: Kerja sama tim yang efektif memungkinkan anggota berkoordinasi dengan baik, berbagi tanggung jawab secara merata, dan menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Dengan kerja sama yang solid, GKM dapat merumuskan solusi yang lebih komprehensif dan mencapai tujuan mutu secara maksimal.

2. Manakah dari pilihan berikut ini yang merupakan strategi efektif untuk memotivasi anggota GKM yang bekerja secara sukarela?

A. Memberikan beban kerja tambahan tanpa imbalan
B. Mengabaikan pendapat anggota yang tidak aktif
C. Memberikan apresiasi, pelatihan, dan lingkungan kerja yang positif
D. Memberikan hukuman bagi anggota yang terlambat hadir rapat

Jawaban: C
Penjelasan: Anggota GKM yang bersifat sukarela membutuhkan motivasi non-finansial seperti apresiasi, kesempatan untuk berkembang melalui pelatihan, serta lingkungan kerja yang mendukung. Hal ini dapat meningkatkan rasa dihargai, partisipasi aktif, dan komitmen terhadap tugas.

3. Dalam membangun tim GKM yang solid, langkah pertama yang harus dilakukan adalah:

A. Memberikan tugas tanpa memperhatikan kompetensi anggota
B. Mengadakan rapat rutin tanpa agenda yang jelas
C. Menganalisis keahlian dan beban kerja anggota untuk pembagian tugas yang tepat
D. Menugaskan semua pekerjaan kepada ketua GKM saja

Jawaban: C
Penjelasan: Langkah awal yang penting dalam membangun tim yang solid adalah menganalisis keahlian dan beban kerja masing-masing anggota. Dengan pembagian tugas yang sesuai kompetensi, anggota merasa lebih nyaman menjalankan tugasnya dan produktivitas tim meningkat.


Yes! Yes!… Senang sekali topik ini bisa diikuti dengan baik. Semangat….yuk kita rayakan! 😍😍😍

Bunga-untuk-SPMI
“Minds are like flowers; they open only when the time is right.”

Selingan teka-teki jenaka: Kenapa batu suka tenggelam? Jawaban: Karena nggak bisa berenang. 🙂

Catatan: Agar dapat membuka materi selanjutnya, silakan klik tombol hijau “tandai selesai” di bagian bawah.