Dalam melakukan aktivitas audit, seringkali seorang auditor memerlukan checklist (daftar pengecekan) disaat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memeriksa pada lingkup audit.
Tujuan utamanya membuat daftar pengecekan yakni membantu auditor untuk melaksanakan audit secara sistematis. Selain itu tujuan adanya checklist yakni agar proses audit dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengertian Checklist
Merupakan salah satu cara sederhana yang lazim digunakan untuk mengurangi kesalahan atau bahkan potensi kegagalan yang disebabkan oleh keterbatasan dari memori/perhatian manusia.
Manfaat Checklist (Daftar Pengecekan)
Sebagai pengingat agar proses audit sesuai dengan lingkup audit
Agar auditor melakukan pengauditan secara sistematis
Sebagai sarana untuk mencatat berbagai bukti yang ditemukan
Membantu auditor mempersiapkan laporan akhir
Checklist Program Kerja Audit
• Sasaran standar • Hal/aspek yang ditanyakan • Dokumen terkait dengan sasaran standar • Catatan lain yang perlu di klarifikasi saat audit kepatuhan
Kelebihan Dari Checklist
Auditor menjadi lebih siap Auditor lebih menguasai permasalahan karena telah belajar lebih awal.
Efisiensi Waktu Proses audit menjadi lebih cepat karena bahan-bahan yang akan ditanyakan telah tersedia.
Lebih Sistematis Proses audit akan berjalan secara berurutan sesuai checklist yang telah dibuat.
Sebagai Bahan Pengingat Daftar checklist dokumen yang telah dibuat membantu auditor mengingat mengenai proses audit.
Gambaran Menyeluruh (Big Pitcure) Pertanyaan yang disusun membantu auditor untuk memahami ruang lingkup audit.
Kelemahan Dari Checklist
Dapat mengabaikan hal-hal yang tidak tercantum dalam daftar pengecekan.
Proses audit akan terasa kaku dan kurang fleksibel (kurang menghasilkan temuan baru).
Dipersiapkan berdasarkan imajinasi/presepsi auditor dan mungkin kurang realistis.
Checklist Dikembangkan Dari
Visi dan Misi
Restra, Renop atau Statuta
Hasil audit sebelumnya
SNP, BAN-PT, BAN-SM, atau Standar Internasional
Kebijakan, Standar, Manual PPEPP, SOP dan Formulir